Senin, 30 April 2012

Menangis, Terapi Syar’i Meluluhkan Kerasnya Hati

Barangsiapa telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya. Barangsiapa yang ditetapkan atasnya kesesatan, maka tak seorangpun yang dapat menunjukinya. 

Kita sebagai manusia harus mau berusaha dengan sekuat tenaga agar tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sesat. Dalam shalatpun, kita mengucapkan doa ini dalam surat Al-Fatihah.

Namun, dalam keseharian, tindakan apa yang telah kita lakukan agar kita dapat terus istiqomah di jalan Allah? Padahal, manusia adalah makhluk yang tak pernah lepas dari kesalahan.

 Tak jarang, kita melakukan dosa-dosa ringan yang tak kita sadari. Lalu bagaimana dengan dosa-dosa besar yang telah kita lakukan? Dosa-dosa ini merupakan noda-noda hitam dalam hati. Noda hitam ini membuat hati menjadi keras hingga berkarat. Hati yang keras akan membuat pemiliknya menjadi semakin tak takut terhadap dosa, tak takut akan perihnya azab Allah.

Aih, semoga kita tak menjadi orang-orang seperti itu. Lalu apa yang harus kita lakukan agar noda hitam itu tak membuat hati menjadi semakin mengeras? Terapi syar’i untuk meluluhkan hati yang keras adalah dengan menangis. Menangis yang dimaksud adalah menangis karena takut pada Allah.

Sungguh, orang-orang shaleh terdahulu (salafush shaleh) telah menjelaskan betapa agungnya kedudukan menangis karena Allah.

- Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya beliau pernah berkata, “Demi Allah, menangis dan air mataku mengalir membasahi pipiku itu lebih aku sukai dari pada aku bersedekah dengan seribu dinar.” (HR. ad-Darimi)

- Dari Zaid bin Aslam, dia berkata, “Aku mendengar Abu Hazm berkata, ‘Telah sampai suatu riwayat kepada kami bahwa tangisan seseorang karena takut kepada Allah merupakan kunci rahmat-Nya’.”

- Hakim bin Ja’far mengutarakan bahwa ia pernah mendengar Sufyan bin Ulyainah berkata, “Tangisan ini adalah kunci-kunci taubat. Tidakkah kalian melihat bahwa orang yang menangis itu tersentuh hatinya kemudian dia menyesali dosa-dosanya?”

Menangis karena takut pada Allah memiliki banyak keutamaan, dua diantaranya adalah:

1. Selamat dari Neraka
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Dua mata yang tidak akan terjilat api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga-jaga di tengah malam di jalan Allah.” [HR. At-Tirmidzi]

2. Kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari Tsauban bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda, “Thuba bagi siapa saja yang menjaga lisannya, menetapi rumahnya, dan menangisi dosa-dosanya.” [HR. Ath-Thabrani]

Thuba = kebahagiaan dan kesenangan tiada tara. Ada juga yang mengartikannya dengan surga atau sejenis pohon di surga.

Karena itu, jika hati cepat tersentuh akan hal-hal yang dapat mengingatkan kita kepada kebesaran Allah, rahmat Allah, dosa-dosa kita, berbahagialah karena sesungguhnya rahmat Allah telah datang.


Maraji’: Menangis: Terapi Syar’i Meluluhkan Kerasnya Hati, Shalih bin Shuwalih al-Hasawi, Penerbit Darul Haq, 2007

http://bungazahrah.wordpress.com/2008/12/13/menangis-terapi-syari-meluluhkan-kerasnya-hati/

Kamis, 26 April 2012

Why...? Limadza...?



Suami-istri adalah pasangan yang ditakdirkan Allah jala wa ala untuk berpasangan dalam mengarungi kehidupan ini. Mereka adalah pasangan demi meraih tujuan. Suami adalah nakhoda dan istri beserta dengan anak adalah penumpang. 

Kadang nakhoda perlu ditegur jika terlihat haluan kapal berubah. Namun, sungguh disayangkan jika justru penumpang kapal lain yang memberikan teguran.

 Istri kok tidak bertegur sapa dengan suami dan tidak bangga kepadanya. Ada apa ini...? 

Aku punya banyak kawan yang berlainan jenis. Ketika aku bertemu dengan mereka, aku sering mendengar dan mendengarkan banyak kisah kehidupan pribadinya. Kisah-kisah itu diceritakan oleh teman-teman wanita. Namun, sungguh aku terheran-heran. 

Mengapa...?

Karena ternyata di antara wanita - wanita yang sudah bersuami itu justru lebih bangga menceritakan kehebatan lelaki lain daripada suaminya.

Aku gak habis pikir mengapa para istri itu bersikap dan berperilaku demikian. Para wanita itu sering menceritakan kehebatan lelaki lain karena kepintarannya, kesantunannya, kesetiaannya, kekayaannya, dan loyalitas kepada wanita. 

Para wanita itu begitu bangga mengisahkan kehebatan lelaki yang bukan suaminya itu tanpa diliputi perasaan malu atau sungkan. Dia begitu sadar dengan ceritanya itu sedangkan pendengar juga begitu sadar bahwa betapa kurang ajarnya wanita itu. Sudah memiliki suami tetapi justru menceritakan kehebatan lelaki lain. 

Tidak ada dan tidak akan pernah ditemukan lelaki dan perempuan sempurna. Semua pasti memiliki kekurangan. Justru adanya kekurangan itu dapat dimanfaatkan agar mereka saling melengkapi kekurangan tersebut. 

Allah subhanahu wata’ala  begitu adil dan sangat bijaknya mengatur kehidupan mahluknya tak terkecuali manusia. Bukankah kekurangan pasangan justru dapat digunakan sebagai media komunikasi sehingga tercipta hubungan yang harmonis, saling melengkapi dan saling mendukung...

Jangan sebaliknya, kekurangan suami diceritakan kepada orang lain dan kelebihan lelaki lain diceritakan kepada sesamanya. Ketika aku mendengar cerita-cerita itu, sungguh emosiku meluap-luap, darahku naik sampai di ubun - ubun. 

Aku merasakannya sendiri betapa beratnya tugas seorang suami. Para lelaki itu bekerja membanting tulang, pergi pagi pulang malam, dan memberikan hasil keringat itu kepada istri dan buah hati tercinta. 

Dinginnya udara pagi yang menusuk tulang tak lagi dirasakan. Jauhnya jarak tempuh tak pernah di perhitungkan. Besarnya gaji tak pernah terpikirkan, hanya satu hal yang ia pikirkan: Tanggung jawabnya terhadap keluarga

Jika sudah memiliki lelaki atau suami, hendaknya para istri tahu diri dan belajar menghormatinya. Hendaknya para istri tidak bersikap mendua perhatian kepada lelaki lain. Jelas perilaku seperti ini teramat kurang terpuji. 

Banggalah dengan suamimu, meskipun dirinya memiliki banyak kekurangan.
Ingatlah…, baktimu padanya mampu mengantarkanmu ke gerbang syurga dan engkau bebas untuk memasukinya dari pintu yang mana engkau suka…

Dari Abu Hurairah Radhiallahuan berkata :" Rasululllah Shalallahualaihi wassalam bersabda :"

“ idzaa sholatil mar’atu khomsaha, wa shomat syahroha, wa hashonat farjaha, wa atho’at ba’laha dakholat min ayyi abwaaba jannata sya’at.” 

Apabila seorang wanita (menjaga) sholat lima waktunya, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya. niscaya dia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia sukai. (HR. Ahmad, Abu hurairah dan Ath-Thabrani)

Janganlah suka membanggakan lelaki lain,

Mengapa…???
Karena dia bukan apa-apamu…!!!

Abie sabiella
Jkt, 26042012

DILEMA wanita bermanhaj salaf




Wanita yang bermanhaj salaf adalah wanita yang sudah mengerti cara beragama yang benar, mengerti makna dan berjalan di atas tauhid yang benar, menjauhi bid’ah, menjaga aurat dengan jilbab yang syar’i, berilmu dan yang terpenting mereka berpegang dan taat kepada alqur’an dan sunnah dengan pemahaman para sahabat Radhiallohu anhum.


Intinya wanita yang bermanhaj salaf di zaman ini bak mutiara di dasar lautan yang sukar sekali menemukannya, jika ada pun telah menjadi milik orang lain.


Lelaki yang bermanhaj salaf juga sama seperti wanita yang bermanhaj salaf, bahkan mayoritas mereka lebih berilmu dari pada wanitanya. Dan tentu mereka menginginkan mutiara mutiara itu untuk di jadikan pendamping hidup mereka, untuk menjadi madrasah bagi anak-anaknya, untuk tempat dia berbagi ilmu dan menggapai syurga Allah pada jalan yang benar.

Dan begitu juga wanita yang bermanhaj salaf, tentunya mendambakan lakai-laki yang seaqidah dengan mereka, yang mengerti kenapa mereka melakukan ini dan itu, yang mengajak mereka ke jalan yang lurus, yang membimbing mereka dengan ilmu dan yang terpenting adalah mengajak mereka bertauhid dengan benar dan menjauhi bid’ah.

Dan ini tidaklah salah, karena mereka paham betul dengan firman Allah:



 Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).

Dan juga firman Allah yang lain:



Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan risqi yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

Lalu kenapa ada dilema bagi wanita-wanita yang bertauhid ini?

Wanita-wanita di zaman Rasulullah dan para sahabat, apabila mereka menyukai lelaki yang sholih, maka mereka dengan mudah untuk mendapatkannya, karena orang2 tua mereka juga sholeh, paham atas agama ini. Bahkan orang tua mereka yang mencarikan mereka lelaki yang sholeh, tanpa melihat status, tanpa melihat materi, yang terpenting adalah ketaqwaan mereka, ilmu yang mereka miliki dan pengamalannya.

Namun di zaman ini, zaman yang penuh fitnah, zaman dimana orang jahil mayoritas dan orang yang berilmu menjadi minoritas, maka di sinilah letak dilemanya. Saat sang akhwat begitu mendambakan ikhwan yang bertauhid, bermanhaj yang haq, tapi mereka harus menahan keinginan- keinginan mereka itu karena terhalang oleh orang tua mereka yang jahil, orang tua mereka yang tidak lagi memandang ketaqwaan dan ilmu bagi anak-anaknya, tapi lebih condong kepada status social dan materi. Subhanalloh wa ni’mal wakil…

Ketika seorang akhwat di tanya : kenapa inginya menikah dengan lelaki yang bermanhaj salaf…?

Maka dia menjawab: ana ingin dia menjadi pembimbing dalam hidup ana nantinya, ana ingin berjalan pada manhaj yang sama, jika ana menikah dengan orang jahil, maka ana ingin ke taklim manhaj salaf, tapi dia ingin ke taklim yang penuh dengan gelak tawa, taklim yang ada musiknya. Jika ana katakana perayaan maulid nabi itu bid’ah, maka dia katakana itu sunnah, jika ana katakana isbal itu haram, dia katakan tidak apa-apa jika tidak sombong. Bagaimana rumah tangga bisa damai, jika selalu ada pertentangan di dalamnya.



Lalu haruskah ana mengorbankan hidup ana , agama ana, Demi kepentingan orang tua? Demi menuruti kemauan orang tua?
Bukankah orang tua yang menghalangi anaknya untuk mendapati kebaikan termasuk dalam bermaksiat kepada Allah?
Dan tidak ada ketaatan terhadap makhluk apabila untuk bermaksiat kepada Allah?

Tapi mereka adalah orang tua ana yang harus ana tetap berlaku ma’ruf (baik) kepada mereka, bila ana tidak ikuti keinginan mereka, mereka akan marah, mereka akan mengatakan bahwa ana adalah anak durhaka, mereka akan menangis, mereka akan tidak perduli lagi sama ana, bahkan mungkin mereka akan putuskan hubungan silaturrahim.



Bukankah Rasulullah bersabda:
Tidak akan masuk syurga orang memutuskan hubungan silaturrahim.( HR Bukhari ).

Inilah yang ana takutkan…!
Inilah zamannya…!!
Inilah dilemanya…!!!


Hanya air mata yang bisa ana curahkan, hanya Allah tempat ana mengadu, biarlah air mataku yang mengalir, asal jangan air mata ibuku...:(



www.facebook.com/pages/Menggapai-Ilmu-Menanti-Jodoh

Rabu, 25 April 2012

HP China dengan 3 simCard



Percakapan romantis suami istri yg sudah menikah 5 thn.


Istri: mas, sebenarnya mas sayang gak sama aku.


Suami: so pasti dong mas sayang sama kamu.

Istri: kalau di ibaratkan seperti apa mas rasa sayang mas kepadaku?

Suami: ibarat mas hp dan kamu simCard-nya.

Istri: oww.. Makasih ya sayang...

Suami: (dalam hati berkata: untung dia tidak tahu kalau aku, hp china yg punya 3 kartu).
:-D

Pesan Moral:
Ini akibatnya kalau isteri tidak mengizinkan poligami. Sesungguhnya poligami itu syariat islam yang banyak manfaatnya baik bagi laki-laki maupun wanita. dengan adanya poligami maka:
1. suami tidak lagi mau selingkuh.
2. kerja isteri juga menjadi ringan, karena tidak tiap hari memasak, mencuci dan melayani suami.
3. terjalin hubungan silaturrahim antara isteri2.

Seorang ulama berkata: sungguh kasihan laki-laki yang tidak berpoligami, jika isterinya haid, maka dia ikut haid. jika isterinya nifas maka dia juga ikut nifas...



www.facebook.com/pages/Menggapai-Ilmu-Menanti-Jodoh

Syair Imam Syafi’i

Imam Syafi’i Rahimahullah berkata,

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ إِنْ كُنْتَ غَافِلاً       

   يَأْتِيْكَ بِالْأَرْزَاقِ مِنْ حَيْثُ لاَتَدْرِيْفَكَيْفَ

تَخَافُ الْفَقْرَ وَاللهُ رَازِقًا      

    فَقَدْ رَزَقَ الطَّيْرَ وَالْحُوْتَ فِى الْبَحْرِ

وَمَنْ ظَنَّ أَنَّ الرِّزْقَ يَأْتِيْ بِقُوَّةٍ         

   مَا أَكَلَ الْعُصْفُوْرُ شَيْئًا مَعَ النَّسْرِتَزُوْلُ عَنِ الدُّنْيَا فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ   

   إِذَا جَنَّ عَلَيْكَ اللَّيْلُ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِفَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ   

   وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ

وَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا  

  وَأَكْفَانُهُ فِى الْغَيْبِ تُنْسَجُ وَهْوَ لاَ يَدْرِيْ

فَمَنْ عَاشَ أَلْفًا وَأَلْفَيْنِ      

  فَلاَ بُدَّ مِنْ يَوْمٍ يَسِيْرُ إِلَى الْقَبْرِ

=+=
Bertakwalah kepada Allah jika kamu lalai
Niscaya Dia memberimu rezeki dari jalan yang tidak kamu ketahui...

Bagaimana kamu takut kefakiran padahal Allah pemberi rezeki
Dia memberi rezeki kepada burung dan ikan di lautan luas...

Barangsiapa menyangka bahwa kekuatan mendatangkan rezeki
Tentu burung pipit kalah dengan burung elang tidak mendapat rezeki...

Kamu pasti akan meninggalkan dunia dan kamu tidak mengetahui
Apabila malam tiba apakah kamu akan tetap hidup sampai besok pagi...

Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit lagi
Berapa banyak orang sakit yang tetap hidup bertahun-tahun lagi...

Berapa banyak anak muda yang tertawa-tawa ketika sore dan pagi
Padahal kain kafannya sedang dijahit sedang dia tidak menyadari...

Barangsiapa dapat hidup seribu atau dua ribu tahun lagi
Ia akan mendatangi kubur dan itu sudah pasti...


Selasa, 24 April 2012

Sepenggal dialog di sebuah Pernikahan (Walimatul Ursy)



Beberapa komentar orang seputar pernikahan dari sebagian ikhwah penuntut ilmu :

01. Tamu : "Mempelai laki2nya kemana? koq tidak ada di pelaminan?"
Panitia : "Mempelai laki2nya sedang shalat berjama'ah di masjid, pak..."

02. Penghulu : "Calon istrinya mana? koq tidak ada? Biar bisa dimulai akad nikahnya."
Mempelai laki2 : "Calon istri saya di dalam kamar pak, bersama keluarganya. Belum dihalalkan untuk saya, jadi masih dipisah dulu."

03. Panitia : "Maaf pak, disini khusus untuk tamu wanita. Sedangkan untuk tamu laki2 disana."
Tamu : "Lho...koq tamunya dipisah begini? Istri saya bagaimana, dipisah juga? Nanti repot kalo ngajak pulangnya."
Panitia : "Dipisah biar tidak ikhtilat (campur baur). Kalo bapak mau panggil istri bapak nanti, biar kami yang memanggilkan."

04. Tamu : "Walimahannya koq sepi kayak kuburan?! Gak ada musiknya..."

05. Tamu A : "Mau kemana pak?"
Tamu B : "Mau keluar dulu, cari tempat aman. Mau ngerokok, gak enak kalo habis makan gak ngerokok. Disini dilarang merokok soalnya."

06. Tamu : "Koq duduk sendirian di pelaminan? istrinya mana? Lagi marahan?"
Mempelai laki2 : "Istri saya di ruangan khusus wanita melayani tamu2 wanita. Maklum dipisah ruangannya."
Tamu : "Nah saya kan ingin tahu seperti apa istri kamu?"
Mempelai laki2 : "Cemburunya saya besar pak, hehehe...kalo datang tamu laki2 yang tampan, wah bisa2 nanti istri saya gak mau sama saya, jadi batal nikahnya...hehehe..."

07. Tamu : "Mempelai laki2nya yang mana?"
Panitia : "Itu pak yang pake baju koko."
Tamu : "Oh...saya kira tadi panitia juga. Koq mempelai laki2nya gak di make up atau di dandanin?! Minimal pake jas atau pakaian pengantin."
Panitia : "Mempelainya gak mau di dandanin, katanya menyerupai banci."

08. Tamu : "Walimahannya seram amat, masak pagar ayunya berewokan semua?!"

09. Tamu : "Mantab...cindera matanya berupa buku2 islam dan mp3 ceramah."

10. Tamu : "Khutbah nikahnya bagus sekali...manggil dari mana ustadznya?"
Panitia : "Itu mempelai laki2nya yang khutbah tadi."

11. Tamu : "Maharnya kecil sekali, padahal orang kaya. Pengantin laki2nya pelit ya?"
Panitia : "Bukan pelit, katanya biar bisa mengamalkan sunnah yaitu dengan mahar yang murah. Tapi diluar itu, hadiah2 untuk istrinya sangat banyak sekali."

12. Tamu : "Hehehe...pakaian pengantinnya aneh...yang pria kayak mau pergi ke sawah, pake jas hitam, sepatu hitam, celananya ngatung sebetis?! Yang perempuannya jadi ninja, pake sarung tangan, muka ditutup, percuma di make up."

13. Tamu : "Kamu kan bercadar, orang2 tidak ada yang tahu wajah kamu, koq bisa dapat suami? Bagaimana caranya? Kan seperti membeli kucing dalam karung?"
Mempelai wanita : "Sebelumnya kami ta'aruf dulu (pengenalan) dan nazhar (memperlihatkan wajah ke calon suami). Jika calon suami saya setuju, maka dilakukan proses berikutnya yaitu khitbah atau akad."

14. Tamu : "Perempuan yang disebelahnya pengantin pria siapa? Koq deket amat sama pengantin pria2nya? Apa pengantin perempuannya gak cemburu??"
Panitia: "Itu istri pertamanya pak..."

Sumber :

http://www.facebook.com/profile.php?id=100000245845485

Kamis, 19 April 2012

Melajang antara Trend dan Takdir...




Fenomena melajang kian hari menunjukan geliatnya,  gaya hidup ini semakin ngetrend, lebih-lebih di kalangan anak-anak muda perkotaan, yang memang sangat dekat sekali dengan  gaya hidup para selebritis yang notabene  banyak yang menempuh cara hidup seperti itu.  Bagi yang berkantong tipis dari kalangan mereka memilih jalan ini karena menganggap bisa meringankan beban hidup, lebih-lebih dalam keadaan ekonomi nasional yang belum menggembirakan, cari kerjaan sulitnya minta ampun, sekalinya dapat  gaji kurang memadai, harga-harga  kebutuhan pokok tidak mau kalah dengan  harga ticket pesawat terbang yang hampir tiap hari naik, susah dan berat. Sebuah kondisi yang ikut menyuburkan kecenderungan kepada gaya hidup yang satu ini, padahal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda ;

Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan (ba-ah) maka hendaklah dia menikah karena sesungguhnya menikah lebih menjaga kemaluan dan barangsiapa yang belum memiliki kemampuan maka hendaknya dia berpuasa karena berpuasa merupakan tameng baginya (HR. Bukhari Muslim)

“Boro-boro menikah kemudian ngasih makan anak bini, lha hidup sendiri saja sudah susah, hanya cukup buat makan doang. Mendingan sendiri dulu lah, beban bisa ringan.”  Seloroh  Andi  bujang lapuk yang masih  asyik dengan statusnya saat ini. Begitu kira-kira dalih kelompok kantong tipis ini…

 Di seberang mereka adalah kelompok berfulus dengan kantong tebal, kelompok tajir, tidak kalah berkilah, “Buat apa buru-buru menikah, harus ngrusi ini dan itu, memperhatikan istri dan anak-anak, ribet ach, mendingan enjoy dulu lha, masalah pasangan kan gak mesti kudu menikah.” Begitu kata si Bram, pemuda  berumur 34 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan Telekomunikasi di negeri ini.

Tentu dalih di atas adalah dalih dari orang-orang yang belum tersentuh dakwah dengan benar, belum beriltizam kepada syariat dengan teguh, karena bila sebaliknya maka seseorang akan merasakan betapa beratnya memilih cara hidup melajang, dari mana beratnya? Ya dari sisi godaan dan fitnah lawan jenis. Anda masih normalkan? 

Lebih-lebih di negeri ini, negeri yang laki-laki dan perempuannya campur baur alias ikhtilath di segala lini kehidupan, di ladang pekerjaan, di fasilitas-fasilitas umum, semuanya tersedia laki-laki dengan wanita tanpa pemisah, seorang muslim mau dan tidak mau harus, demikian pula seorang muslimah, bila iman tidak kuat maka urusannya jadi nambah dosa melulu, ia nggak? Kapan ya syariat di negeri ini diterapkan sehingga ada aturan pembagian pekerjaan sesuai dengan kaidah-kaidah syar’i dan selanjutnya ada pemisahan antara laki-laki dengan wanita di lapangan?

Bagi orang yang beriman kesendirian bisa menggerogoti iman dan menipiskannya, lebih-lebih bila yang bersangkutan berada di dunia yang isinya kaum hawa melulu, bila tak pandai-pandai menjaga jendela dunia yaitu pandangan mata maka dalam sekejap bisa terjebak ke dalam kubangan dosa. Anda sebagai laki-laki, keluar rumah untuk suatu hajat, Anda tersuguhi oleh pemandangan yang tidak syar’i namun sulit untuk menghindari, berpaling dari satu arah, kena di arah yang lain, serba salah jadinya, apa harus merem alias memejamkan mata ya?

Dari sisi syar’i ini membujang atau melajang berbahaya dan beresiko, maka tidak ada jalan lain selain meninggalkannya dan mengambil jalan lain yaitu menikah bila kemampuan sudah ada, menikah meminimalkan fitnah dan menjaga diri dari godaan setan yang terkutuk. Disayangkan bila kita berupaya menjadi orang baik, lalu kebaikan tersebut tergerus hanya karena benteng diri lewat pernikahan tidak kita miliki.
Sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

تَزَوَّجُوْا، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلاَ تَكُوْنُوْا كَرَهْبَانِيَّةِ النَّصَارَى.

“Menikahlah, karena sungguh Aku akan membanggakan jumlah kalian kepada ummat-ummat lainnya pada hari Kiamat. Dan janganlah kalian menyerupai para pendeta Nasrani.” Hadits hasan: Diriwayatkan oleh al-Baihaqi (VII/78) dari Shahabat Abu Umamah radhiyallaahu ‘anhu. Hadits ini memiliki beberapa syawahid (penguat). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1782).

Sebagian orang yang jahil dan belum paham benar agama, memandang salah terhadap pernikahan. Padahal Allah subhanahu wata'alah begitu membanggakan kita dengan jumlah yang banyak. dan jumlah itu bisa di dapat jika kita menikah. 

Pernikahan yang memiliki target luhur dan mulia dianggap hanyalah kesepakatan di antara manusia, bukan syariat Ilahi Robb penguasa alam raya, anggapan bahwa menikah hanyalah mubah, sehingga sah-sah saja bila tidak menikah. Padahal dalam tatanan syariat Ilahi Rabbi, menikah adalah mitsaqan ghalizhah, akad agung yang menyatukan antara bani Adam dengan binti Hawa dalam sebuah hubungan suci, tanggung jawab dan membahagiakan.

Sebagian orang jahil masih beranggapan bahwa menikah hanya pengekangan terhadap kebebasan pergaulan, hanya sebatas pelampiasan nafsu belaka dengan kedok akad, intinya menikah bukan sesuatu yang menguntungkan, atau paling tidak lebih banyak nomboknya atau ruginya.

Sebuah anggapan keliru yang patut diluruskan, anggapan yang tertolak oleh kenyataan dan fakta lapangan, okelah saya mengalah kepada mereka, anggap menikah merugikan, namun apa iya manusia dalam jumlah yang sangat banyak dan menjalani hidupnya dengan menikah merasa rugi? Tanyakan kepada mereka, ternyata jawabannya sebaliknya, “Rugi kamu tidak segera menikah.” Itu jawabannya, atau tidak usah mencari jawaban, karena pilihan menikah itu sendiri sudah merupakan jawaban yang membuktikan bahwa menikah itu menguntungkan dan menyelamatkan.

Saya bertanya kepada orang-orang yang memilih membujang, ke mana Anda menyalurkan hasrat? Hanya ada satu cara selain menikah, berzina. Naudzubillah, dan sepertinya demikian. Sebuah perbuatan keji dan jalan buruk yang dimurkai Rabbil alamin.

Saya tidak memungkiri ada di antara anak-anak muda yang membujang karena terpaksa. Terpaksa karena niatan menikah ada bahkan kuat, namun himpitan kondisi sekitar belum memungkinkannya menikah. Mengurus bapak atau ibu yang sakit-sakitan, belum ketemu jodoh, membiayai adik-adik yang berjumlah banyak dan alasan-alasan lain yang tidak mengada-ada. Bisa dimaklumi dan tidak terkesan mengada-ada demi mencari kesenangan hidup yang bebas, namun harus tetap berusaha untuk menunaikan sunnah Ilahiyah yang mulia ini. Kepada mereka yang keadaannya demikian, aku doakan semoga bisa mengatasinya dan segera mereguk nikmatnya anggur pernikahan.

Bersabarlah sahabatku.., ingat janji Allah dan Rasul-Nya, bahwasannya Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan suatu pertolongan kepada orang yang menikah, dalam firman-Nya:

كِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (me-nikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” [An-Nuur : 32]

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menguatkan janji Allah ‘Azza wa Jalla tersebut melalui sabda beliau:

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ: اَلْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ اْلأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ.

“Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah: (1) mujahid fi sabilillah (orang yang berjihad di jalan Allah), (2) budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan (3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.” Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (II/251, 437), an-Nasa-i (VI/61), at-Tirmidzi (no. 1655), Ibnu Majah (no. 2518), Ibnul Jarud (no. 979), Ibnu Hibban (no. 4030, at-Ta’liiqatul Hisaan no. 4029) dan al-Hakim (II/160, 161), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.”

Semoga bermanfaat,

Jkt, 19 April 2012
abie sabiella

”Sesegera Mungkin, InsyaAllah”


Bisa tidak untuk tidak menanyakan hal itu pada saya sesering ini ??? Saya akan jawab sesegera mungkin setelah saya bertemu dengan orangnya. Saya juga paham kok, mengapa anda-anda menanyakan itu pada saya yang sudah memiliki usia yang dianggap pantas untuk memasuki gerbang itu. Saya diam bukan berarti saya tidak memikirkan, saya diam juga bukan berarti saya tidak mempersiapkan. Walau, Saya tidak paham jawaban apa yang diinginkan dari saya…

Pertanyaan ini seperti desakan, sama seperti saat saya menyusun tugas akhir kuliah dan ditanya kapan sidang??? Sama seperti saat saya sudah selesai sidang kemudian saya ditanya kembali,” sudah bekerja???” (padahal waktu itu saya belum bekerja).

Terkadang tidak semua orang merasa nyaman dengan tembakan pertanyaan seperti itu pada kondisi-kondisi yang tidak mendukung. Tentu terkadang tanggal tidak selalu dapat ditebak, dan mungkin hanya tiga kata yang menjadi jawaban yang pas disaat seperti itu “Sesegera mungkin, InsyaAllah” . Sama halnya seperti saat saya tidak bisa menyebutkan tanggal berapa saya akan mulai bekerja, lha wong interview aja masih proses. Atau tanggal berapa saya sidang…? Lha wong skripsi saja masih revisi…yang jelas ketika sudah diniatkan jawaban yang paling pas hanya “Sesegera Mungkin, InsyaAllah”. Paling tidak itu sudah menunjukkan sebuah kemantapan untuk melangkah.

Nah, jawaban yang sama akan saya berikan sekarang…”Sesegera Mungkin, InsyaAllah” setelah bertemu dengan orangnya. Walau saya terkadang masih tidak paham apakah jawaban-jawaban yang saya berikan belum cukup…bahwa Saya tidak menunda, saya tidak meninggikan kriteria saya atau pilih-pilih,  saya tidak mementingkan karir dan pendidikan. TIDAK!!! Karena semua sudah sesuai dengan porsinya masing-masing. Semoga dipahami…

Semua itu sangatlah sederhana…tidak serumit yang kalian bayangkan…
sesederhana mimpi saya membuat sarapan untuknya dipagi hari, 
sesederhana saya mencium tangannya kelak untuk menghargai keagungan akan kedudukannya, 
sesederhana mimpi saya menjadi koki handal untuknya dan anak-anak kelak,
sesederhana senyum yang akan saya berikan untuk meringankan bebannya dan menghapus keringat lelahnya, sesederhana menjadi makmum bagi nya yang saya ikuti setiap gerakannya tanpa harus mendahuluinya, sesederhana bayangan saya berbincang dengannya sambil meminum secangkir teh bersama untuk melepaskan penatnya, dan sesederhana mendengar panggilan “Bunda….” dari anak-anak kami kelak.

Semua itu sangat sederhana…namun lebih dari itu, dia yang akan saya temani sepanjang hidupnya bukanlah orang yang sederhana, karena tentu dia adalah orang yang luar biasa.

Tapi, tentu tidak bisa saya jawab sekarang kapan saya dianggap pantas untuk bersanding bersamanya. Hanya Dia yang tahu kapan kami harus bertemu. Saat ini saya hanya bisa menjawab “Sesegera mungkin, InsyaAllah”. Allah lebih tahu kondisi kami…yang jelas saat ini, saya masih diberi kesempatan untuk terus memperbaiki diri hingga kelak indah pada waktunya dan saya tetap melakukan apa yang bisa saya lakukan saat ini.

Namun, diluar kejenuhan saya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu…saya anggap itu sebagai doa yang akan mempermudah semua jalan yang sudah dipilihkan-Nya…

Rabu, 17 April 2012

Linda J Kusumawardani
^Pembelajar dari Kehidupan^

http://tulisannda.wordpress.com/2012/04/17/sesegera-mungkin-insyaallah/?blogsub=confirming#blog_subscription-3

Sabtu, 14 April 2012

KARENA ISLAM ADALAH TANAH AIR KITA & ALLAH TELAH MEMPERSAUDARAKAN KITA


Islam adalah negeri kita, tanah air kita, bangsa kita, keluarga dan kerabat kita. Di belahan bumi manapun syari’at Islam ditegakkan dan kalimat Allah ditinggikan, maka di sanalah negeri kita tercinta.

Di bagian bumi manapun umat islam berada, maka mereka lah saudara kita dan bangsa kita. Setiap jengkal tanah di wilayah manapun di muka bumi ini yang dikuasai oleh umat islam maka itulah bagian tanah air kita yang harus selalu kita bela.

Al-Qur’an memandang bahwa seluruh kaum Muslimin adalah saudara: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara” (QS. Aal-Hujurat: 10).

Adapun negara dalam arti sempit, yakni sepotong tanah yang ditulis batas-batasnya oleh manusia, dibuat pemisah, dibatasi warna kulit, suku dan kebangsaan maka itu sesuatu yang tidak pernah dikenal dalam ajaran islam.

Nasionalisme ditebarkan oleh Barat dan para pengekornya untuk menyingkirkan semangat keislaman, meredupkan jati diri Islam yang telah mempersatukan berbagai suku, bangsa dan ummat serta menjadikannya sebagai satu ummat saja “Ummat Islam” serta “Ummatan Wahidan”.

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama (umat) yang satu dan Aku adalah Robbmu, maka sembahlah Aku” (QS. Al-Anbiya’: 92).

Jkt, 14 Apr 2012
abie sabiella

di nukil dari :
ainuamri.wordpress.com/  
dan tambahan dari admin 

Jumat, 13 April 2012

HARAMNYA MUSIK...


Musik sudah menjadi makanan pokok bagi kebanyakan orang pada hari ini. Seakan-akan mereka tak bisa hidup tanpa musik dan lagu. Pagi-pagi buta suara musik lah yang mengalun pertama kali dari rumah-rumah mereka. Kalaulah kita data satu persatu, hampir di setiap rumah kita temui kaset atau CD musik, karaoke dan sejenisnya! Itulah realita kita! 

Virus musik dan nyanyian yang tersebar di kalangan masyarakat kita sudah mencapai titik yang sangat membahayakan. Bahaya itu dapat kita lihat dari maraknya penjualan cd-cd musik dan karaoke yang menjamur di kaki-kaki lima, mal-mal dan tempat-tempat umum lainnya. Dengan stelan musik yang keras, begitu memekakkan telinga dan mengganggu orang lain. Mereka tidak lagi menghiraukan kata-kata cabul, kotor dan tak senonoh yang menjadi lirik lagu tersebut. Sudah lumrah kata mereka! 

Tidakkah mereka tahu, virus musik dan nyanyian ini sangat besar daya rusaknya terhadap diri seseorang. Hancurnya generasi muda sekarang ini, kalau kita telusuri sebabnya, banyak yang berpangkal dari musik! Maka dari itu para ulama menyebut musik dan lagu ini sebagai jampi-jampi perzinaan! Memang benar, daya hipnotis musik lah yang mendorong mereka melakukan perzinaan, mulai dari zina tangan, zina mata, zina telinga, zina kaki sampai pada akhirnya dibuktikan oleh kemaluan! 

Kalau kita mau jujur, sebenarnya pangkal kerusakan ini tidak terlepas dari pendidikan orang tua yang sangat lemah! Anak-anak mereka sejak usia dini sudah dicekoki dengan musik dan lagu! Hingga kalau kebetulan kita melintas di jalanan atau sebuah gang kadang kita temui sekumpulan anak-anak kecil sedang bernyanyi menirukan penyanyi idolanya. Ajaibnya anak sekecil itu hafal lirik lagu dari awal sampai akhir!!
Kalau dulu, pada era generasi Salafus Shalih penyanyi begitu hina kedudukannya di mata masyarakat, sekarang justru kebalikannya! Penyanyi begitu mulia dan terhormat dalam pandangan mereka sehingga seluruh gerak-geriknya jadi buah bibir dan berita, seluruh tindak-tanduk dan model penampilannya jadi trend di kalangan mereka. 

Akibat dari itu semua adalah memudarnya nilai-nilai ajaran agama yang murni! Al-Qur’an seakan sudah menjadi sesuatu yang ditinggalkan! Tidak lagi dirasakan kenikmatan saat mendengarnya! Shalat juga terganggu kekhusukannya. Memang, shalat adalah ibadah pertama yang terkena dampak dari kecanduan musik dan nyayian ini. Lirik-lirik lagu dan irama musik datang mengusik saat ia mengerjakan shalat! Hilanglah kenikmatan shalat baginya. Kadang kala ia juga meninggalkan shalat! Ia lebih memilih menikmati alunan musik daripada menyambut seruan adzan! Fenomena seperti ini banyak kita dapati di tengah-tengah masyarakat kita. Oleh sebab itu jangan heran bila pagelaran musik dipadati banyak pengunjung sementara jumlah orang yang shalat jama’ah di masjid dapat dihitung dengan jari! Itulah realita! 

Di lain pihak, ada pula yang berusaha mengemas musik bernafaskan Islam, kata mereka! Mereka sebut nyanyian ruhani, musik Islami, nasyid Islami dan seabrek istilah-istilah lainnya. Seakan-akan seluruh perkara yang dibubuhi kata-kata ‘Islami’ menjadi ‘label halal’ baginya. Padahal menurut Ibnul Qoyyim musik-musik yang katanya Islami itu ‘lebih berbahaya’ daripada jenis musik dan lagu selainnya. Karena pembubuhan kata Islami di situ merupakan pernyataan bahwa hal itu termasuk perkara yang ‘boleh’ menurut syariat Islam! Padahal Dienul Islam tidak pernah membolehkan hal itu! Maka dengan begitu ia bukan hanya sekedar maksiat namun meningkat menjadi bid’ah! Banyak kita dapati orang-orang yang menikmati musik dan lagu Islami itu berkeyakinan bahwa hal itu dapat meningkatkan keimanannya, mendorong berbuat taat, mendorongnya untuk lebih mencintai Allah dan Rasulullah! Ini adalah syubhat setan dalam menjerat mereka kepada hal-hal yang memalingkan mereka dari Al-Qur’an dan dari mentadabburinya! 

Banyak pula kita temui orang-orang yang tergugah hatinya, bangkit kesedihannya hingga berlinang air mata karena mendengar alunan nasyid atau syair! Namun tidak demikian halnya ketika mendengar alunan ayat-ayat Al-Qur’an! Hatinya tidak tersentuh sedikit pun! 

Demikianlah melalui musik dan nyanyian ini setan memalingkan anak Adam dari Kalamullah! Setan menebar jarat-jerat syubhat agar anak Adam tetap meyakini bahwa mendengarkan musik dan nyanyian ini bukanlah perkara yang perlu dipermasalahkan! Ini terbukti dengan sedikitnya buku-buku atau tulisan-tulisan yang membeberkan kebusukan musik dan nyanyian serta membongkar syubhat-syubhatnya! 

Banyak sekali syubhat-syubhat seputar masalah musik dan nyanyian yang dihembuskan oleh setan. Salah satu di antaranya, setan membisikkan kepada manusia, Apa bedanya mendengar musik dengan mendengar suara kicauan burung, hembusan angin, gemersik dedaunan, dan suara-suara alam lainnya?!
Lalu syubhat model seperti ini termakan oleh orang-orang yang lemah akal dan imannya.
Dalam buku ini, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah memberikan jawaban-jawaban dan bantahan-bantahan terhadap syubhat-syubhat semacam itu! 

Buku ini sendiri merupakan jawaban dari sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada para ulama tentang hukum musik, lagu dan nyanyian. Kemudian pertanyaan itu diajukan kepada para ulama dari empat madzab, yakni ulama madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Dan Ibnul Qayyim adalah salah satu dari delapan ulama yang memberikan jawaban. Dan jawaban beliau itu tertuang dalam sebuah uraian penjang yang beliau beri judul: Kasyful Ghithaa’ ‘an Hukmi Samaa’il Ghinaa’ 

Seluruh ulama empat madzhab tersebut sepakat bahwa musik, lagu dan nyanyian itu haram hukumnya!
Sepertinya buku ini perlu dibaca oleh kaum muslimin sekarang ini. Agar mereka tahu status hukum musik dan nyanyian serta dampak-dampak langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan olehnya. Karena bukan tidak sedikit diantara kaum muslimin yang masih beranggapan musik, nasyid, qasidah dan sejenisnya itu dibolehkan!? Lebih lanjut silakan mengikuti buku ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi diri kita dan masyarakat. 

Demikian dari penerjemah, terakhir sebagai pengingat kiranya perlu kita ketahui bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Akan muncul di kalangan umatku nanti beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat-alat musik”. (Shahih Al-Bukhari no 5590, Musnad Imam Ahmad V/342, Sunan Abu Daud no. 3688, Sunan Ibnu Majah no. 4036). Lihat hal 41 buku ini.
==============================
Judul buku : NOKTAH-NOKTAH HITAM SENANDUNG SETAN
Judul asli : Kasyful Ghithaa’ ‘An Hukmi Samaa’i Ghinaa’
Penulis : Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Penerjemah : Abu Ihsan Atsari
Penerbit : Darul Haq, Jakarta
Tahun cetakan : (Cetakan I) Muharram 1422 H/ April 2002 M
Ukuran buku : 26 cm, 315 halaman

_______________________________________________
Fatwa Para Ulama Salaf Tentang Haramnya Musik dan Lagu

oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
www.asysyariah.com

1. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ

“Nyanyian itu menimbulkan kemunafikan dalam hati.” (Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul Malahi, 4/2, Al-Baihaqi dari jalannya, 10/223, dan Syu’abul Iman, 4/5098-5099. Dishahihkan Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 10. Diriwayatkan juga secara marfu’, namun sanadnya lemah)

2. Ishaq bin Thabba` rahimahullahu berkata: Aku bertanya kepada Malik bin Anas rahimahullahu tentang sebagian penduduk Madinah yang membolehkan nyanyian. Maka beliau mejawab: “Sesungguhnya menurut kami, orang-orang yang melakukannya adalah orang yang fasiq (rusak).” (Diriwayatkan Abu Bakr Al-Khallal dalam Al-Amru bil Ma’ruf: 32, dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal. 244, dengan sanad yang shahih)
Beliau juga ditanya: “Orang yang memukul genderang dan berseruling, lalu dia mendengarnya dan merasakan kenikmatan, baik di jalan atau di majelis?”

Beliau menjawab: “Hendaklah dia berdiri (meninggalkan majelis) jika ia merasa enak dengannya, kecuali jika ia duduk karena ada satu kebutuhan, atau dia tidak bisa berdiri. Adapun kalau di jalan, maka hendaklah dia mundur atau maju (hingga tidak mendengarnya).” (Al-Jami’, Al-Qairawani, 262)

3. Al-Imam Al-Auza’i rahimahullahu berkata: ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu menulis sebuah surat kepada ‘Umar bin Walid yang isinya: “… Dan engkau yang menyebarkan alat musik dan seruling, (itu) adalah perbuatan bid’ah dalam Islam.” (Diriwayatkan An-Nasa`i, 2/178, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 5/270. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 120)

4. ‘Amr bin Syarahil Asy-Sya’bi rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya nyanyian itu menimbulkan kemunafikan dalam hati, seperti air yang menumbuhkan tanaman. Dan sesungguhnya berdzikir menumbuhkan iman seperti air yang menumbuhkan tanaman.” (Diriwayatkan Ibnu Nashr dalam Ta’zhim Qadr Ash- Shalah, 2/636. Dihasankan oleh Al-Albani dalam At-Tahrim, hal. 148)

Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abid Dunya (45), dari Al-Qasim bin Salman, dari Asy- Sya’bi, dia berkata: “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat biduan dan biduanita.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam At-Tahrim hal. 13)

5. Ibrahim bin Al-Mundzir rahimahullahu –seorang tsiqah (tepercaya) yang berasal dari Madinah, salah seorang guru Al-Imam Al-Bukhari Rahimahullah– ditanya: “Apakah engkau membolehkan nyanyian?” Beliau menjawab: “Aku berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada yang melakukannya menurut kami kecuali orang-orang fasiq.” (Diriwayatkan Al-Khallal dengan sanad yang shahih, lihat At-Tahrim hal. 100)

6. Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata: “Para tokoh dari murid-murid Al-Imam Asy- Syafi’i rahimahullahu mengingkari nyanyian. Para pendahulu mereka, tidak diketahui ada perselisihan di antara mereka. Sementara para pembesar orang- orang belakangan, juga mengingkari hal tersebut. Di antara mereka adalah Abuth Thayyib Ath-Thabari, yang memiliki kitab yang dikarang khusus tentang tercela dan terlarangnya nyanyian.
Lalu beliau berkata: “Ini adalah ucapan para ulama Syafi’iyyah dan orang yang taat di antara mereka. 

Sesungguhnya yang memberi keringanan dalam hal tersebut dari mereka adalah orang-orang yang sedikit ilmunya serta didominasi oleh hawa nafsunya. Para fuqaha dari sahabat kami (para pengikut mazhab Hambali) menyatakan: ‘Tidak diterima persaksian seorang biduan dan para penari.’ Wallahul muwaffiq.” (Talbis Iblis, hal. 283-284)

7. Ibnu Abdil Barr rahimahullahu berkata: “Termasuk hasil usaha yang disepakati keharamannya adalah riba, upah para pelacur, sogokan (suap), mengambil upah atas meratapi (mayit), nyanyian, perdukunan, mengaku mengetahui perkara gaib dan berita langit, hasil seruling dan segala permainan batil.” (Al-Kafi hal. 191)

8. Ath-Thabari rahimahullahu berkata: “Telah sepakat para ulama di berbagai negeri tentang dibenci dan terlarangnya nyanyian.” (Tafsir Al-Qurthubi, 14/56)

9. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Mazhab empat imam menyatakan bahwa alat-alat musik semuanya haram.” Lalu beliau menyebutkan hadits riwayat Al-Bukhari rahimahullahu di atas. (Majmu’ Fatawa, 11/576)

Masih banyak lagi pernyataan para ulama yang menjelaskan tentang haramnya musik beserta nyanyian. Semoga apa yang kami sebutkan ini sudah cukup menjelaskan perkara ini.

Wallahu a’lam.

ROKOK ITU HARAM


[From mailing list assunnah@yahoogroups.com]

No Smoking, Tidak Merokok Karena Allah

Rokok memang sesuatu yang tidak ditemukan di zaman Nabi, akan tetapi agama
Islam telah menurunkan nash-nash yang universal, semua hal yang membahayakan
diri, mencelakakan orang lain dan menghambur-hamburkan harta adalah hal yang
haram.

Berikut ini dalil-dalil yang menunjukkan keharaman rokok :

1.Firman Allah: “Nabi tersebut menghalalkan untuk mereka semua hal yang baik
dan mengharamkan untuk mereka semua hal yang jelek.” (QS. Al A’raf: 157)
Bukankah rokok termasuk barang yang jelek, berbahaya dan berbau tidak enak?

2.Firman Allah: “Janganlah kalian campakkan diri kalian dalam kehancuran”
(QS. Al Baqarah: 195)
Padahal rokok bisa menyebabkan orang terkena berbagai penyakit berbahaya
seperti kanker dan TBC.

3.Firman Allah: “Dan janganlah kalian melakukan perbuatan bunuh diri” (QS.
An Nisa: 29)
Padahal merokok merupakan usaha untuk membunuh diri secara pelan-pelan.

4.Ketika menjelaskan tentang khamr dan judi, Allah berfirman: “Dan dosa
keduanya (khamr dan judi) lebih besar daripada manfaat dua hal tersebut.”
(QS. Al Baqarah: 219)

Demikian pula dengan rokok, bahaya yang ditimbulkannya lebih besar daripada
manfaatnya, bahkan rokok sedikitpun tidak mengandung manfaat.

5.Firman Allah: “Dan janganlah engkau bersikap boros, sesungguhnya orang
yang suka memboroskan hartanya merupakan saudara-saudara setan.” (QS. Al
Isra:26-27)

Telah jelas bahwa merokok merupakan perbuatan perbuatan boros dan
menghambur-hamburkan harta benda.

6.Allah berfirman tentang makanan penduduk neraka: “Tidak ada makanan mereka
kecuali dari pohon yang berduri. Makanan tersebut tidak menyebabkan gemuk
dan tidak pula bisa menghilangkan rasa lapar.” (QS. Al Ghasiyah:6-7)
Demikian pula dengan rokok, tidak membuat gemuk dan menghilangkan rasa
lapar, sehingga rokok itu menyerupai makanan penduduk neraka.

7.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak boleh membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.” (HR. Ahmad, shahih)
Padahal rokok itu dapat membahayakan diri sendiri ataupun orang lain serta
menyia-nyiakan harta.

8.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Allah itu
membenci tiga perkara untuk kalian, (yakni) berita yang tidak jelas,
menghambur-hamburkan harta dan banyak bertanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Padahal merokok termasuk membuang harta.

9.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: ”Setiap (dosa) umatku
dimaafkan (akan diampunkan) kecuali orang yang terang-terangan berbuat
dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Artinya setiap umat Islam itu akan memperoleh pengampunan kecuali orang yang
berbuat dosa dengan terang-terangan, sebagaimana para perokok yang merokok
tanpa rasa malu-malu, bahkan mengajak orang lain untuk berbuat kemungkaran
seperti mereka.

10.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa beriman kepada
Allah dan Hari Akhir maka janganlah ia mengganggu tetangganya.” (HR.
Bukhari)

Bau tidak sedap karena merokok sangat mengganggu istri, anak dan tetangga
terutama malaikat dan orang-orang yang shalat di masjid.

11.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: “Tidaklah dua telapak kaki
seorang hamba bias bergeser pada hari kiamat sebelum ditanya mengenai empat
perkara, (yakni) tentang kemana ia habiskan umurnya; untuk apa ia gunakan
ilmunya; dari mana ia memperoleh harta dan kemana ia belanjakan; untuk apa
ia pergunakan tubuhnya.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani dalam
kitab Shahih Al Jami dan Kitab Silsilah Shahihan)

Padahal seorang perokok membelanjakan hartanya untuk membeli rokok yang
haram. Benda yang sangat berbahaya bagi tubuh dan mengganggu orang lain yang
berada di dekatnya.

12.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: “Barang yang dalam jumlah
besarnya dapat memabukkan, maka statusnya tetap haram meski dalam jumlah
sedikit.” (HR. Ahmad dan lain-lain, shahih)

Padahal asap rokok dalam jumlah banyak dapat memabukkan, terutama untuk
orang yang tidak terbiasa merokok; atau pada saat perokok menghisap asap
dalam jumlah yang banyak maka orang tersebut akan sedikit mabuk. Hal ini
telah ditegaskan oleh seorang dokter dari Jerman dan seorang perokok yang
pernah mencoba, sebagaimana penjelasan di atas.

13.Sabda Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa makan bawang
merah atau bawang putih maka hendaklah menjauhi kami, masjid kami dan
hendaklah ia berdiam saja di rumahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagian orang tidak bisa menerima pengharaman rokok meski dalil-dalil yang
menunjukkan keharaman rokok itu banyak sekali sebagaimana di atas. Khusus
bagi perokok yang masih suka berkilah tersebut, maka kami katakan, “Jika
rokok tidak haram mengapa mereka tidak merokok di masjid atau tempat suci
yang lain. Namun kalian malah memilih merokok di tempat pemandian umum,
tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat yang terlarang?”

Sebagian orang ada yang beralasan bahwa merokok itu makruh saja. Sebagai
jawaban kami katakan, “Jika hukumnya makruh lalu mengapa kalian hisap.
Bukankah makruh itu lebih dekat kepada haram daripada ke halal!
Perhatikanlah hadits Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
“Sungguh hal yang halal itu jelas dan haram pun juga sudah jelas. Namun di
antara keduanya terdapat perkara-perkara yang tidak jelas. Kebanyakan orang
tidak mengetahui perkara-perkara tersebut. Barangsiapa berhati-hati terhadap
hal yang tidak jelas statusnya, maka sungguh ia telah menjaga agama dan
kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara yang tidak jelas,
sungguh ia telah terjerumus dalam perkara yang haram. Seperti seorang
penggembala yang menggembalakan ternaknya di dekat daerah larangan, ia akan
segera menggembala di daerah larangan tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Karya dari : Syaikh Muhammad Jamil Zainu
NO SMOKING-Tidak Merokok Karena Allah, Media Hidayah, hlm47-54
_________________________________________________________
Maaf, dilarang MEROKOK

oleh :  Thalal bin Sa’ad Al ‘Utaibi

Sikap Islam Terhadap Rokok dan Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Seputar Hukum Rokok

Sesungguhnya Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad dengan petunjuk-Nya dan agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dan kefasikan dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain Allah ta’ala.

Dia (Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam) membersihkan manusia dari kesyirikan dan kehinaan kepada selain Allah dan memerintahkannya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dengan merendahkan diri dan mencintai-Nya dan meminta serta memohon kepada-Nya dengan penuh harap dan takut.
Dia juga mensucikan manusia dari setiap kebusukan maksiat dan perbuatan dosa, maka dia melarang manusia atas setiap perbuatan keji dan buruk yang dapat merusak hati seorang hamba dan mematikan cahayanya dan agar menghiasinya dengan akhlak mulia dan budi perkerti luhur serta pergaulan yang baik untuk membentuk pribadi muslim yang sempurna. Maka dari itu dia menghalalkan setiap sesuatu yang baik dan mengharamkan setiap yang keji, baik makanan, minuman, pakaian, pernikahan dan lainnya.

Termasuk yang diharamkan karena dapat menghilangkan kesucian adalah merokok, karena berbahaya bagi fisik dan mengdatangkan bau yang tidak sedap, sedangkan Islam adalah (agama) yang baik, tidak memerintahkan kecuali yang baik. Seyogyanya bagi seorang muslim untuk menjadi orang yang baik, karena sesuatu yang baik hanya layak untuk orang yang baik, dan Allah ta’ala adalah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik.

Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang hukum rokok: Merokok hukumnya haram, begitu juga memperdagangkannya. Karena didalamnya terdapat sesuatu yang membahayakan, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits :

لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ أخرجه الإمام أحمد في المسند ومالك في الموطأ وابن ماجة
“Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi)

Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam) berfirman: “…dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ (Al A’raf : 157)

FATWA PANITIA TETAP LEMBAGA RISET ILMIAH DAN FATWA
KERAJAAN ARAB SAUDI
Ketua: Abdul Aziz bin Baz
Wakil Ketua: Abdurrazzak Afifi.
Anggota: Abdullah bin Ghudayyan – Abdullah bin Quud.

Merokok diharamkan, begitu juga halnya dengan Syisyah, dalilnya adalah firman Allah ta’ala (yang artinya): “Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap diri kalian“ (An-Nisa : 29)

“Jangan kalian lemparkan diri kalian dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195)
Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan..” (An Nisa:5)

Kita dilarang menyerahkan harta kita kepada mereka yang tidak sempurna akalnya karena pemborosan yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa mengeluarkan harta untuk membeli rokok atau syisyah merupakan pemborosan dan merusak bagi dirinya, maka berdasarkan ayat ini hal tersebut dilarang.
Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga menunjukkan pelarangan terhadap pengeluaran harta yang sia-sia, dan mengeluarkan harta untuk hal ini (rokok dan syisyah) termasuk menyia-nyiakan harta. Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: { لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ }

FATWA SYAIKH MUHAMMAD BIN SHOLEH BIN UTSAIMIN
Anggota Lembaga MajElis Ulama Kerajaan ARAB SAUDI
Telah dikeluarkan sebuah fatwa dengan nomor: 1407, tanggal 9/11/1396H, dari Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa di Riyadh, sebagai berikut: “Tidak dihalalkan memperdagangkan rokok dan segala sesuatu yang diharamkam karena dia termasuk sesuatu yang buruk dan mendatangkan bahaya pada tubuh, rohani dan harta.”

Jika seseorang hendak mengeluarkan hartanya untuk pergi haji atau menginfakkannya pada jalan kebaikan, maka dia harus berusaha membersihkan hartanya untuk dia keluarkan untuk beribadah haji atau diinfakkan kepada jalan kebaikan, berdasarkan umumnya firman Allah ta’ala (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata darinya“ (Al Baqarah: 267)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak akan menerima kecuali yang baik“ (al Hadits)

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Dinukil dari terjemahan عفواً ممنوع التدخين
Maaf, dilarang MEROKOK oleh Thalal bin Sa’ad Al ‘Utaibi
http://www.salafy.or.id dengan sedikit pengeditan

Rabu, 11 April 2012

Agar Selalu Semangat ...

Semangat Slalu bro...!!!

Ada sebuah pepatah Arab yang sudah tidak asing bagi kita, Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu dia akan mendapatkannya. Siapa yang menginginkan sesuatu maka dia harus bersungguh-sunguh untuk mendapatkannya dengan usaha keras, kerja cerdas dan doa, insya Allah dia akan mendapatkannya.

 

Namun dalam perjalanan  pencapaiannya kadang kita kehabisan amunisi yang berupa mulai kendornya "Semangat" atau keRAPUHan mulai mendominasi perjlanan berat ini, maka perawatan atau penjagaan terhadap stabilitas "semangat" ini menjadi sangat penting dan sebuah keharusan.

Memang bukan sesuatu hal yang mudah, butuh beberapa ornamen - ornamen psikologi yang mesti di ambil dan di aktualisasiakan sebagai langkah konkret penjagaan "semangat" tersebut. Untuk itu tidak ada salahnya jika anda mencoba beberapa tips dibawah ini  :

Pilihlah salah satu kata-kata bijak  yang dapat mempengaruhi semangat dan motivasi anda. Boleh ambil dari kata-kata mutiara dari orang-orang terkenal misalnya, atau dari mana saja. Kalau perlu tulis dan tempatkan tulisan ini di tempat yang mudah Anda baca setiap harinya. Baca dan camkanlah kutipan kata-kata motivasi itu. Jadikanlah isi dari setiap kutipan tersebut menjadi bagian pemikiran Anda sehingga mampu membangkitkan semangat motivasi Anda.

 "Percayalah, hari ini akan lebih indah daripada kemarin jika kita mengawalinya dengan doa dan senyuman...:)"

Berusahalah bertemu dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat. Hindari lingkungan yang cenderung mempengarungi menurunnya semangat anda atau mempengaruhi kebosanan Anda. Bertemu dan berdiskusilah dengan mereka yang memiliki semangat tinggi dan. Semangat itu menular, dengan Anda bertemu, bergaul dan berdisuksi dengan orang-orang, anda akan tertular kembali semnagat.

"Kamu tak akan bisa hidup sendiri,  Butuh bantuan orang lain, Pastikan bahwa mereka adalah orang yg dapat kamu andalkan..."
           
Hapuslah kata-kata “tidak dapat,”, “tidak bisa”, “malas”, “tidak bersemangat” atau kata-kata lain yang senada dari pikiran Anda. Buanglah jauh-jauh kata-kata yang intinya dapat melemahkan semangat Anda. Usahakan agar Anda menemukan cara untuk mengatakan apa yang bisa Anda lakukan.

"Ketika hidup memberi kata "TIDAK" atas apa yang kamu inginkan, percayalah, Allah selalu memberi kata "YA" atas apa yg kamu butuhkan..." 

Mulailah hari dan bersikaplah. Tanamkan keyakinan dalam hati Anda bahwa setiap orang yang anda temui sesungguhnya memiliki sisi positif dan perlakukanlah mereka dengan sikap positif juga. Misalnya tersenyumlah ketika bertemu dengan orang lain, mengucapkan salam dengan ramah, melayani mereka dengan baik, dll. Anda pasti akan heran melihat tanggapan yang akan Anda peroleh dari orang-orang yang selama ini anda anggap biasa saja. Hal ini akan dapat membangkitkan kembali semangat dan sikap positif Anda. 

"Jangan awali hari dengan penyesalan hari kemarin, karena akan menggangu hebatnya hari ini, dan akan merusak indahnya hari esok..." 

Memanfaatkan setiap kesempatan ( peluang). Bagi orang cerdik/bijak, dia akan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya, karena dia menyadari bahwa kesempatan adalah karunia yang sangat berharga dan belum tentu kesempatan itu akan datang untuk kedua kali.

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا َكثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَ الفَرَاغُ

Dua nikmat yang sering disia-siakan banyak orang: Kesehatan dan kesempatan (waktu luang).” (H.R. Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a).

Carilah suatu kesempatan untuk bisa berbagi dan memberi kepada orang lain dengan tulus dan ikhlas. Memberi tidak harus dengan harta benda, bisa dengan membagi ilmu yang anda miliki, berbagi keramahan atau apapun yang bisa Anda lakukan untuk orang lain. Lakukanlah suatu yang khusus pada siapa saja termasuk mungkin pasangan Anda, orang tua Anda, sahabat Anda ataupun anak-anak Anda. Bahkan kalau memungkinkan berusahalah berbuatlah suatu kebaikan pada seseorang yang belum Anda kenal sekalipun. Ini akan menjadikan hidup anda lebih berarti dan membangkitkan semangat Anda.

Pahami kehendak hati atau tujuan yang ingin Anda raih dalam kehidupan. Kemudian lakukan sesuai dengan kehendak hati Anda. Dengan menemukan kembali kehendak hati, anda akan menemukan kecintaan yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi positif Anda.

Bersyukurlah kepada Allah Subhanahu wata’ala  atas limpahan rahmat dan berkah yang sudah anda terima sampai detik ini. Sekali lagi bersyukurlah dan perbanyaklah bersyukur kepada Allah atas segala karunianya, kesehatan yang anda miliki, keluarga yang anda miliki, pekerjaan anda saat ini, karier anda saat ini dan lain sebagainya. Perasaan bersyukur akan mendamaikan hati dan dapat membangkitkan kembali semangat dan motivasi dari dalam diri.



Dan (ingatlah juga), takala Tuhanmu mema’lumkan:”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(Q.S.Ibrahim:7). 

Selamat mencoba, semoga bermanfaat, dan tetap semangattt....!!!

Abie Sabiella

Jkt, 12 April 2012