Kamis, 22 November 2012

KEMENANGAN RAKYAT PALESTINA

Setelah satu pekan membombardir Gaza dengan angkatan udara dan angkatan laut, akhirnya Israel harus menarik mundur pasukannya.

Penarikan pasukan itu dilakukan menyusul kesepakatan gencatan senjata, Rabu (21/11) petang, yang juga mengharuskan Israel memenuhi syarat dari Hamas, yaitu menghentikan operasi pembunuhan terhadap para aktivis perlawanan Palestina dan membuka perlintasan-perlintasan Jalur Gaza yang diblokade.


Perdana Menteri Palestina di Jalur Gaza Ismail Haniya mengatakan bahwa gencatan senjata itu merupakan kemenangan bagi rakyat Palestina.

“Kami ucapkan selama kepada rakyat atas kemenangan ini. Yang membuktikan rakyat Palestina dan perlawanannya memiliki kemampuan tinggi untuk berjuang, kreatifitas, kesabaran dan umat menunjukkan keberpihakannya pada rakyat Palestina dan bahwa mereka tidak sendirian. Kami tegaskan bahwa kami puas dengan kesepakatan gencatan terhormat ini,” kata Ismail Haniya, Rabu (21/11) malam, usai kesepakatan gencatan senjata.

Haniya juga menyampaikan apresiasinya kepada Mesir atas upayanya mencapai gencatan terhormat serta peran besar yang dilakukan Presiden Muhammad Mursi dan pemerintahnya.

Gencatan senjata disepakati antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan penjajah Israel di Kairo. Pemerintah Mesir menjadi mediator dalam upa mencapai gencatan senjata itu.

Israel yang memulai menyerbu Gaza dengan serangan udara massif sejak Rabu pekan lalu, dinilai ketakutan dengan serangan balasan Hamas yang mengejutkan. Setelah Hamas diketahui mampu menjatuhkan roket hingga Tel Aviv dan menjatuhkan sejumlah pesawat tempur serta menghantam kapal perang Israel, Negara Zionis itu mengajukan gencatan senjata.

Namun, di pihak Palestina yang telah banyak jatuh korban termasuk anak-anak, Hamas tidak mau gencatan senjata kecuali Israel bersedia menghentikan operasi penangkapan dan mengakhiri blokade Gaza.

Dukungan sejumlah negara, khususnya Mesir dan Turki, membuat posisi Hamas semakin kuat. Ditambah dengan dukungan umat Islam dan warga internasional di berbagai penjuru dunia yang melakukan demonstrasi membela Gaza, dinilai semakin menyudutkan Israel hingga akhirnya menyetujui gencatan senjata dengan memenuhi syarat-syarat yang diajukan Hamas.

http://zilzaal.blogspot.com/

Selasa, 20 November 2012

SUNDUQ PEDULI GAZA



Bismillahirrahmaanirrahiim,

Sebagai upaya mewujudkan ukhuwah Islamiyyah dan 

pengamalan dari sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى


Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim).


Untuk membantu Kaum Muslimin di Gaza, antum bisa turut dalam program :
SUNDUQ PEDULI GAZA





Salurkan bantuan antum melalui

BANK SYARIAH MANDIRI No. 756 1616 005

a/n Yayasan Cahaya Sunnah


konfirmasi transfer Via SMS ke 081 823 6543 dengan format :


Peduli Gaza_Nama_Alamat_Jumlah transfer_tanggal transfer


informasi : (021) 8233661


Laporan Donasi : www.radiorodja.com


____________________________________

SAHABAT AL AQSHA PEDULI GAZA

Bank Syariah MandiriNo. Rek. 1540006443an. M Fanni bdn Palestina


Bank MuamalatNo Rek. 9244632778an. M Fanni cq Sahabat Al-Aqsha

__________________________________

www.sahabatalaqsha.com

________________________

MER-C PEDULI PALESTINE


Bank Syariah Mandiri (BSM)

No. Rek   7001352061 a/n  Medical Emergency Rescue Committee



Bank Central Asia (BCA)

No. Rek    686.015.3678        Cabang Kwitang. Swiftcode : cenaidjaa.n Medical Emergency Rescue Committee 


Kirimkan bukti transfer via fax ke 021-3159256 atau email ke merc@indosat.net.id dengan mencantumkan nama, alamat lengkap dan nomor telepon agar kami dapat mengirimkan bukti tanda terima dana kepada Anda.
 http://www.mer-c.org



Sabtu, 10 November 2012

RINDU SAHABAT...





Serpihan puzzle kehidupan yang selalu menjadi kepingan terindah dan tak tergantikan tentunya...

Itu lah ada mu...

Mengurai kembali tiap jenak dan jejak yang kita tinggalkan...
Pernahkah kau ingat bagaimana cara-NYA mempertemukan kita hingga kita saling mengaitkan jemari...? 

Kau tau, persahabatan itu bukan tentang engkau berjalan di depan atau di belakangku untuk melindungiku dalam gelap, tapi adalah tetap berjalan disampingku, menemaniku dalam mengeja dan mengurai warna warni kehidupan...

Masa terasa begitu panjang,
dan kita berada di satu ruang yang sama, ruang kerinduan…

kau  berfikir tentang rindu,
sementara rasa kehilangan merajai bathinku…

Rindu masa-masa di mana ketakutan bersembunyi di satu tempat yang jauh, dan ketika beban hidup begitu terasa ringan, ketika ada pertanyaan: apakah pilihan ini benar..? Bagaimana jika pilihan itu yang jauh lebih benar..? kau hadir teguhkan pendirianku…

Betapa teknologi kurang dapat menggantikan nikmatnya pertemuan denganmu,
Justru sekarang ku rasakan orang - orang yang pernah lekat perlahan-lahan menjadi sosok yang asing. Malahan di antara mereka  banyak  yang mempertanyakan pilihan hidup yang aku ambil, sebaliknya aku kian tak mengerti landasan berpikir yang mereka dianut…

Namun aku tetap merendukanmu sobat,
Rindu akan kebersamaan dulu, tertawa bersama bahkan menangispun tak pelak lagi pun bersama pula,

Sahabat..
Menyayangimu adalah damaikan hati
Rasa rindu ini tak mudah terobati
Cepatlah kau kembali sahabat,
Dan kukatakan jangan pernah pergi lagi


Jakarta,  10-11-12
Wide & abie

Jumat, 09 November 2012

Mendapat 1000 kebaikan dalam sehari




" Keutamaan Bertasbih "

“Bagaimana salah seorang di antara kami bisa menghasilkan seribu kebaikan?”. Beliau menjawab, “Yaitu dengan bertasbih (membaca subhanallah) seratus kali, maka dengan itu akan dicatat seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan.”

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan :


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ وَعَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ مُوسَى الْجُهَنِيِّ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُوسَى الْجُهَنِيُّ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ قَالَ يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ

Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata: Marwan dan Ali bin Mus-hir menuturkan kepada kami dari Musa al-Juhani. Sedangkan dari jalan yang lain Imam Muslim mengatakan: Muhammad bin Abdullah bin Numair menuturkan kepada kami dengan lafaz darinya, dia berkata: Musa al-Juhani menuturkan kepada kami dari Mush’ab bin Sa’d. Dia mengatakan: Ayahku menuturkan kepadaku, dia berkata: Dahulu kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau mengatakan, “Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu untuk menghasilkan pada setiap hari seribu kebaikan?”. Lalu ada seorang yang duduk bersama beliau bertanya, “Bagaimana salah seorang di antara kami bisa menghasilkan seribu kebaikan?”. Beliau menjawab, “Yaitu dengan bertasbih (membaca subhanallah) seratus kali, maka dengan itu akan dicatat seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan.” (HR. Muslim dalam Kitab adz-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar)

Hadits yang agung ini mengandung pelajaran:
  1. Betapa luasnya rahmat Allah ta’ala sehingga dengan amal yang sedikit seorang bisa mendapatkan balasan yang begitu banyak
  2. Manusia bisa melakukan seribu kebaikan setiap hari, bahkan lebih dari itu pun mampu, dengan izin dari Allah tentunya
  3. Salah satu cara mengajar yang diajarkan oleh Nabi adalah dengan metode tanya-jawab
  4. Keutamaan membaca tasbih
  5. Amal salih merupakan sebab bertambahnya keimanan
  6. Amal salih merupakan sebab terhapusnya dosa
  7. Iman tentang adanya pencatatan amal
  8. Keutamaan berkumpul dengan orang-orang salih
  9. Pentingnya dzikir kepada Allah dan besarnya keutamaannya
  10. Dan faidah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Minggu, 04 November 2012

Engkau Bersama Orang Yang Engkau Cintai


Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat. Ia berkata, “Kapan hari kiamat terjadi?” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?” Ia menjawab, “Tidak ada sama sekali. Hanya saja, sesungguhnya saya mencintai Allah dan Rosul-Nya.” Maka beliau bersabda, “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Anas pun mengatakan, “Tidaklah kami berbahagia dengan sesuatu seperti halnya kebahagiaan kami dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Anas berkata, “Karena saya mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar. Dan saya berharap saya bersama mereka karena kecintaan saya kepada mereka, meskipun saya tidak beramal seperti amal mereka.” [1]

Cinta bisa membawa sengsara, cinta juga bisa membawa bahagia, cinta tidak bisa dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia dan seluruh makhluk di dunia, bahkan cinta adalah sifat yang Maha Kuasa, Pencipta cinta.

Cinta adalah fitrah manusia yang memiliki derajat dan tingkatan. Puncak cinta tertinggi adalah penghambaan dan ibadah, kepada siapa cinta itu ditujukan, dan bagaimana cinta itu diberikan. Itulah yang akan menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan, bukan hanya didunia ini saja, namun juga yang paling penting adalah setelah keluar dari dunia ini, di akhirat kelak.

Luapan cinta akan membuahkan idola. Tidak mungkin seseorang menjadikan sesuatu sebagai idola melainkan sebelumnya telah didasari dengan cinta, ditambah dengan pemuliaan dan pengagungan kepada yang diidolakan, maka idola bisa menjadi sesembahan, yang apabila ditujukan kepada selain Allah azza wa jalla maka idola yang demikian akan menjadi suatu berhala yang disembah dan diagungkan dengan Allah azza wa jalla, bahkan lebih besar dari-Nya. Demikianlah memang, meskipun dalam perkembangan bahasa kita, kata ini telah menjadi suatu istilah yang lebih mengarah kepada makna suri tauladan yang dicintai, disanjung, dipuja, dikagumi dan dijadikan panutan.

Apalagi sekarang ini kita lihat kaum muslimin banyak yang meng’idola’kan orang-orang yang tidak pantas untuk dijadikan panutan dan teladan. Berbagai acara di televisi yang mengarahkan idola kepada para selebritis, bintang film, penyanyi, dan semacamnya yang dilihat dari ‘keberhasilan’ dunia mereka, ketenaran, kemasyhuran, kesuksesan duniawi yang mereka miliki; telah membawa kaum muslimin kepada arus yang sangat deras ini. Media itu sengaja dibuat dan direkayasa oleh musuh-musuh Islam dan kaum muslimin untuk menyesatkan dan menjauhkan mereka dari Islam secara total, jika mereka mampu, atau minimalnya mengikuti ajaran mereka. Meskipun masih menyandang status muslim, tetapi cara berfikir dan pemahaman bahkan keyakinan dan akidah mereka telah jauh dari Islam. Dan hal ini lebih mudah bagi mereka untuk merealisasikannya. Cara ini telah berhasil mereka lakukan kepada banyak kaum muslimin dan generasi muslim, hingga kepada kalangan remaja, anak-anak bahkan mereka yang maish balita sekalipun.

Keluarga adalah kelompok terkecil dalam sebuah tatanan masyarakat dan suatu bangsa. Baik buruknya sebuah masyarakat atau suatu bangsa akan sangat  ditentukan oleh keluarga-keluarga yang membentuknya. Dimulai dari awal terbentuknya biduk rumah tangga, suami istri yang memiliki satu keyakinan, cara pandang dan berfikir sama, satu tujuan dan akidah, prinsip hidup dan pemahaman yang satu adalah titik penting yang menentukan ke mana arah dan orientasi keluarga itu di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, ketika di antara suami dan istri tidak memiliki kesatuan dalam prinsip dan orientasi, apalagi akidah, maka hal ini akan sangat berpengaruh dalam pembentukan generasi  dan keturunan. Sehingga hal ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi orang tua yang harus diperhatikan.

Seorang muslim harus membentengi diri dan keluarga mereka dari berbagai pengaruh buruk yang masuk dan merasuk ke dalam diri mereka, apalagi dengan perkembangan tekhnologi yang tidak bisa dibendung dan dihindari seperti sekarang ini. Ketika membawa muatan negative dan sisi buruk, orang tua harus lebih ketat dan melekat dalam mengawasi dan membimbing anak-anaknya.

Di antara sisi yang paling penting dalam perkembangan pribadi anak adalah bagaimana menanamkan dan membentuk sosok yang bisa dijadikan sang anak sebagai panutan dan teladan yang mengakar dalam dirinya. Hal ini bisa diwujudkan dengan senantiasa menceritakan, mengisahkan dan menyampaikannya secara terus-menerus dan rutin, menyebutkan dan membacakan keutamaan dan keagungan sosok tersebut, hingga terbentuk, tertanam dan terpatri dalam diri mereka rasa cinta, hormat, kagum, bangga, dan mengagungkannya dan menjadikan sang anak memiliki keinginan untuk menjadi seperti mereka, meneladaninya dan menjadikan panutan dalam hidupnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum, para nabi dan rosul berserta keluarga mereka, para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat wanita, laki-laki dan wanita salafush shalih, dan para ulama adalah yang paling layak dan harus dijadikan sosok tersebut. Keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, keluarga ‘Imron, keluarga Luqman al-Hakim, keluarga Nabi Ya’qub ‘alaihis salam, keluarga Nabi Dawud ‘alaihis salam, keluarga Nabi Syu’aib ‘alaihis salam, dan seluruh keluarga yang dikisahkan  dalam al Qur’an adalah sosok keluarga-keluarga teladan yang paling layak dijadikan contoh dan teladan keluarga muslim. Maryam, Asiyah istri Fir’aun, dan para wanita yang disebutkan dalam al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok teladan bagi para wanita beriman.

Kisah dan siroh perjalanan hidup mereka seharusnya banyak diceritakan dan dikisahkan dalam keluarga muslim untuk membentuk sosok kepribadian teladan bagi pribadi dan keluarga. Sebaliknya, keluarga harus dijauhkan dari berbagai sosok lain yang tidak pantas atau bahkan haram untuk dijadikan sebagai panutan dan teladan, apalagi ‘idola’, seperti tokoh fiktif dan khayalan semisal superman dan semacamnya, atau para selebritis, penyanyi, bintang film, pemain olah raga dan semisal mereka yang banyak dipropagandakan dan menjadi proyek musuh-musuh Islam untuk menjauhkan kaum muslimin dari agamanya.
Apabila seseorang telah menjadikan sebuah sosok sebagai teladan, panutan apalagi idola, maka ia akan berusaha mengikuti, meneladani dan mencontoh apa saja yang dilakukannya dan mentaati apa saja yang dikatakannya sebagaimana dikatakan:

Seandainya cintamu sejati tentu engkau akan menaatinya
Sesungguhnya orang yang mencintai akan taat kepada yang dicintainya...

Dalam hadits di atas, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu merasakan kebahagiaan yang paling mendalam setelah kebahagiaan dengan keimanan dan keislamannya dengan hadits ini, yaitu kecintaan keapda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan ‘Umar radhiyallahu ‘anhum. Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa seseorang akan bersama orang yang dicintainya, berarti ia akan bersama mereka di surga karena mereka adalah para penghuni surga yang paling tinggi. Meskipun Anas merasa tidak mampu untuk beramal sebagaimana amal mereka, namun ia yakin dan berharap cintalah yang akan bisa membawanya bersama mereka hingga hari kiamat, dan hingga masuk ke dalam surga di sisi-Nya.
Berbahagialah orang yang memberikan cinta yang paling besar dalam dirinya setelah Allah azza wa jalla. Kepada manusia-manusia yang diridhoi dan dicintai-Nya. Adapun sebaliknya, apabila seseorang menjadikan teladan , panutan dan orang yang dicintainya apalagi yang menjadi idola dalam hidupnya adalah ahli dunia, apalagi yang memiliki sifat, amal perbuatan,  keyakinan yang menyimpang bahwa bertentangan  dengan apa yang dimurkai-Nya, maka ia pun akan bersamanya di dunia dan nanti di akhirat ketika mereka terancam dengan api neraka, wal’iyadzubillah.


Akankah kita memilih teladan dan panutan yang lain setelah kita mengetahui dan yakin bahwa kita akan bersama orang yang kita teladani dan kita cintai nanti dihari kiamat?! Seorang mukmin tidak akan spekulatif dalam pilihannya. Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya dunia pergi menjauh dan akhirat dating mendekat, dan masing-masing dari keduanya memiliki anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat, karena hari ini adalah hari beramal, bukan hari penghisaban, dan esok adalah hari penghisaban dan tiada lagi beramal.”
Wallahul muwaffiq
——————–
Fote Note:
[1] HR.al-Bukhari kitab al-Jumu’ah bab man intazhara hatta tudfan 5/12 no.3688, Muslim 8/42 kitab Al-Birr wash shilah wal aadaab, bab al-Mar’u ma’a man ahabba 8/42 no.6881
[2] Dikeluarkan Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushonnaf 7/100 no.34495 dan yang lain
Sumber: Disalin ulang dari Majalah al-Mawaddah Edisi ke-8, Tahun ke-3, Robi’ul Awwal-Robi’uts Tsani 1431H, Maret 2010, Hal.12-14

Sabtu, 03 November 2012

Hadits ke 36: Membantu Sesama Muslim



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

(رواه مسلم)



Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.

(Riwayat Muslim)


Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut.

2. Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya.

3. Berbuat baik kepada makhluk merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Ta’ala.

4. Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas di dalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya dan kesungguhannya sia-sia.

5. Memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.

6. Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan mengamalkannya.

7. Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu.


Media Muslim INFO Project | http://www.mediamuslim.info | Indonesia @ 1428 H / 2007 M