Senin, 31 Desember 2012

.:: RESOLUSI RUHIYAH ::.



Hari ini tiba – tiba saja ingin menulis tentang Resolusi, sepertinya  di antara para sahabat muda setiap awal tahun tidak sedikit yang rajin membuat resolusi pribadi , merencanakan dan mencanangkan niat, aktivitas, dan perubahan baru yang akan dilakukan dalam setahun ke depan.  Anda tentu memiliki resolusi yang sudah Anda buat awal tahun ini.

Pertanyaannya adalah, sudah seberapa persenkah resolusi tahun lalu yang sudah Anda kerjakan? Dan bagaimana pencapaiannya, apakah telah tercapai 100 persen, 75 persen, 50 persen, 25 persen, atau bahkan tak menyentuh  angka 10 persen pun.

Beruntunglah bagi para sahabat muda yang telah meraih pencapaian maksimal atas resolusi tahun lalu saya ucapkan selamat atas prestasi anda.

Salah satu resolusi yang  telah terwujud di penghujung tahun 2012 yang telah berlalu beberapa jam silam adalah resolusi seorang sahabat saya, dimana ia berhasil mengukuhkan dirinya sebagai UM ( Unit Manager ) di sebuah perusahaan Asuransi yang berbasis Syariah. Pencapaian itu sangat unik dan bisa di bilang surprise, karena  dalam perjalanan pencapaiannya  begitu singkat  dan pesat  menjelang tutup tahun , sebuah perkembangan di luar ekspetasi dia. Tak heran jika dia tak henti – hentinya dia Memuji Allah atas kemudahan dan karunia ini.

Resolusi hampir semakna dengan istilah Hijrah, dimana di dalamnya di butuhkan sejumlah amunisi penggerak untuk sebuah perubahan. Perubahan yang tidak hanya pada sektor keduniaan. Resolusi di butuhkan bahkan penting  bagi seorang hamba pada Sang Khaliknya. Resolusi tentang sudah sejauh mana rasa penghambaan kita pada sang pemberi nafas yang tak pernah memberikan hitungan, sang pemberi Rizki yang tak pernah meminta imbalan, sang pemberi kesehatan yang tak pernah meminta jasa sedikitpun dan sang pemberi segala karunia yang dengan karunia itu kita hidup, DIAlah Allah Robbul Izzati Wal Jallalah.

Apakah resolusi pendekatan diri kita kepada Sang Khalik, masih akan terus berjalan datar-datar saja..?

Ampuni kami Ya Robbi…

Bahkan  kami sering melakukan tindakan – tindakan bodoh  yang cendrung menyia – nyiakan waktu dan menghambur – hamburkan karunia yang telah Engkau berikan pada kami.

Ketika seruanMu datang, “Haya ala sholaaa…”, Mari tegakkan sholat…
Kami masih asyik saja dengan urusan dunia kami.

Ketika perintahmu datang, Kutiba alaikumussyiam..”  di wajibkan atas kamu untuk berpuasa…
Kamipun tak jarang mengacuhkannya,

Ketika perintahMu datang, “…Wa’attuzzakaah..” , Tunaikan Zakat…, kamipun kikir untuk mengeluarkannya.

Memang, Iman itu yazidu wa yanqush, kadang naik dan kadang turun, ketika iman kita naik ( yazid ), kita mudah sekali menepati panggilan – panggilan Allah Subhanahu wata’ala, berbagai ibadah dengan enteng mampu kita kerjakan, namun saat iman kita ngedrop (yanqush), tulang – tulang tubuh ini rasanya enggan untuk berdiri, bergerak menunaikan perintahNya.

Ampuni kami Ya Robbi…

Kami akan tetap membuat resolusi keimanan kami terhadap Engkau, tapi kami sangatlah lemah, maka kuatkanlah kami untuk mendaki bukit – bukit terjal ini menuju Engkau…

Kami akan tetap membuat resolusi ketaatan kami terhadap Engkau, karena ketaatan ini adalah kebutuhan kami sendiri, sedangkan Engkau sama sekali tak butuh ketaatan kami, tapi kamilah yang butuh Naungan-Mu.

Kami akan tetap membuat resolusi keikhlasan kami atas segala yang Engkau putuskan atas Qadar dan Takdir kami, karena kami tidak tau Engkau takdirkan kami seperti apa, Takdir baik-Mu adalah Munajad kami setiap waktu.

Kami akan tetap membuat resolusi kesabaran kami atas segala ujian dan cobaan yang Engkau berikan untuk kami agar kami bersih dari dosa dan mampu memasuki Surgamu yang maha indah itu.

Kami akan tetap membuat resolusi kesyukuran kami atas segala karunia yang telah Engkau karuniakan untuk kami agar kami mampu berbagi dengan hamba – hambaMu yang lain, agar kami beroleh pahala dan selamat dari siksa NerakaMu yang maha Dasyat.

Kami akan tetap membuat resolusi Ruhiyah ini agar mendapatkan Cinta-Mu, Kasih dan Sayang-Mu, serta Ridho-Mu…

Ya Robbi..
Terima kasih untuk sinar mentari panas hari ini,
Terima kasih untuk curahan air hujan, semalam dan pagi tadi,
Terima kasih untuk setiap detik udara yang aku hirup hingga saat ini,
waktu yang aku lewati, pelajaran yang aku dapat, kisah yang tertoreh, berbagai peristiwa yang tak terbukukan, ujian dan cobaan yang mampu ku hadapi, sejarah yang terangkai, dan bentangan  kasih dan lautan CintaMu…

Sesungguhnya Resolusi Ruhiyah itu tidak ada hentinya, sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya sehingga matahari terbit dari sebelah barat

Jkt, 1 Januari 2013
Abie Sabiella



Anda di Rumah & di Kantor...




Berangkat dari sebuah fenomena yang di alami para istri, dimana seiring dengan berumurnya sebuah perkawinan,yang semakin hari bukannya bertambah harmonis, justru rasa hambar yang kian hari kian menebali dinding – dinding perasa jiwa.

Untukmu duhai para laki – laki perkasa, para ayah yang super sibuk, para Abie yang padat akan jadwal aktifitasnya dan para hamba Allah pengemban amanah berat ini… 

Boleh saja anda di kantor mempunyai ribuan staff yang bisa anda suruh kapan saja sesuka anda,Tapi di rumah, anda tidak boleh melakukan hal itu, karena orang - orang rumah adalah elemen pembentuk anda saat ini, yang tidak boleh anda perlakukan sebagaimana staff anda di kantor.

Boleh saja anda di kantor sebagai pucuk pimpinan, yang anda bisa melakukan apa saja terhadap bawahan anda atas kebijakan anda, tapi di rumah..., anda tidak bisa melakukannya, karena orang - orang rumah adalah bukan orang - orang yang menerima gaji dari anda, bahkan pemberian anda terhadap mereka Allah pahalai dengan pahala yang paling mulia untuk anda.

Boleh saja di kantor saat ini anda sebagai pimpinan yang di "segani", yang semua orang harus tunduk dan mendengarkan apa - apa yang anda katakan, tapi di rumah, anda tak segampang itu bisa melakukannya, karena anda justru harus mampu menjadi pendengar yang baik, pendengar bagi istri - istri anda dengan segala keluh kesahnya, pendengar bagi putra - putri anda akan celotehan dan rengekannya atau pendengar bagi ppara tetangga anda yang boleh jadi tidak terlalu berkenan dengan sikap anda selama ini.

Boleh saja anda saat ini di kantor sebagai orang yang paling di "hormati", dan anda mampu mendoktrin bawahan - bawahan anda sekehendak anda, dengan kata PERINTAH, tapi di rumah tidak bisa..., di rumah anda harus mengganti kata perintah itu dengan kata MINTA TOLONG, kenapa demikian..? karena sesungguhnya pekerjan di rumahpun adalah tugas - tugas anda, yang anda tinggalkan sejak pagi..., Istri statusnya hanya membantu anda, begitupun anak - anak, jadi bukan kata perintah buat mereka semua tapi kata "minta tolong".

Boleh saja anda di kantor sebagai sosok yang tak mudah di sentuh kebanyakan orang, tak semua orang bisa bertemu dan berbicara dengan anda, tapi di rumah..., anda harus mampu menjadi sosok sahabat yang baik untuk istri anda, teman yang baik untuk anak - anak anda dan menjadi figur tetangga yang baik untuk orang - orang di sekitar rumah anda.

Wahai yang merasa perkasa di kantor – kantor anda, sebuah renungan buat anda, dan untuk kita semua…

Apakah membebanimu wahai hamba Allah, untuk tersenyum di hadapan istrimu dikala anda masuk ketemu istri tercinta, agar anda meraih pahala dari Allah?!!

Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala anda melihat anak dan istrimu?!!

Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat anda menghampiri dirinya?!!

Apakah memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkannya di mulut sang istri, agar anda mendapat pahala?!!

Apakah termasuk susah, kalau anda masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap : "Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh" agar anda meraih 30 kebaikan?!!

Apa yang membebanimu, jika anda menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!

Tanyalah keadaan istrimu di saat anda masuk rumah!!

Apakah memberatkanmu, jika anda menuturkan kepada istrimu di saat masuk rumah : "Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun".

Sesungguhnya, jika anda betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau anda letih dan lelah, anda mendekati sang istri tercinta dan menjimaknya, maka anda mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :"Dan di air mani seseorang kalian ada sedekah".

Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika anda berdoa dan berkata : Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya.

Ucapan baik adalah sedekah.
Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.
Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.
Berhubungan badan mendapatkan pahala.
[" Fiqh pergaulan suami istri " oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.]

Untuk para sahabat penggagas generasi peradaban...

Semoga Bermanfaat…

Jkt, 31 Desember 2012
Abie Sabiella


Nb : Jika di rumah anda saja, anda  tidah mampu bahagia, terus dimana anda akan bahagia...?

Minggu, 30 Desember 2012

Sejarah “tahun baru” masehi


Sejak Abad ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.
Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.
Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.
 
Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan konsul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.
 
____________
 RENUNGAN

Anda ikut merayakan tahun baru, mengikuti siapa?

Oleh Al Ustadz Qomar ZA, Lc.

Perayaan tahun baru ternyata bukan sesuatu yang baru, bahkan ternyata itu adalah budaya yang sangat kuno, beberapa umat melakukan. Perayaan itu, diantaranya adalah hari raya Nairuz, dalam kitab al Qomus. Nairuz adalah hari pertama dalam setahun, dan itu adalah awal tahun matahari.
Orang-orang Madinah dahulu pernah merayakannya sebelum kedatangan Rasulullah. Bila diteliti ternyata ternyata itu adalah hari raya terbesarnya orang Persia bangsa Majusi para penyembah api, dikatakan dalam sebagian referensi bahwa pencetus pertamanya adalah salah satu raja-raja mereka yaitu yang bernama Jamsyad.

Ketika Nabi datang ke Madinah beliau mendapati mereka bersenang–senang merayakannya dengan berbagai permainan, Nabi berkata: ‘Apa dua hari ini’, mereka menjawab, ‘Kami biasa bermain-main padanya di masa jahiliyah’, maka Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ
بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْر

“Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian dua hari itu dengan yang lebih baik dari keduanya yaitu hari raya Idul Adha dan Idul Fitri. [Shahih, HR Abu Dawud disahihkan oleh asy syaikh al Albani]

Para pensyarah  hadits mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua hari yang sebelumnya mereka rayakan adalah hari Nairuz dan hari Muhrojan [Mir’atul mafatih]

Di samping majusi, ternya orang-orang Yahudi juga punya kebiasaan merayakan awal tahun, sebagian sumber menyebutkan bahwa perayaan awal tahun termasuk hari raya Yahudi, mereka menyebutnya dengan Ra’su Haisya yang berarti hari raya di penghujung bulan, kedudukan hari raya ini dalam pandangan mereka semacam kedudukan hari raya Idul Adha bagi muslimin.

Lalu Nashrani mengikuti jejak Yahudi sehingga mereka juga merayakan tahun baru. Dan mereka juga memiliki kayakinan-keyakinan tertentu terkait dengan awal tahun ini. [Bida’ Hauliiyyah]
Tidak menutup kemungkinan masih ada umat-umat lain yang juga merayakan awal tahun atau tahun baru, sebagaimana disebutkan beberapa sumber. Yang jelas, siapa mereka?, tentu, bukan muslimin, bahkan Majusi penyembah api nasrani penyemabah Yesus dan Yahudi penyembah Uzair.

Jadi siapa yang anda ikuti dalam perayaan tahun baru ini?

Lebih dari itu, ternyata perayaan tahun baru ini telah dihapus oleh Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, bukankah anda ingat hadits di atas?, Nabi menghapus perayaan Nairuz dan Muhrojan dan mengganti dengan idul Fitri dan Adha.

Lalu, kenapa muslimin menghidup-hidupkan sesuatu yang telah dimatikan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Kata Ibnu Taimiyyah, Allah Subhanahuwata’ala mengganti (Abdala) konsekwensi dari kata Abdala (menggati) adalah benar-benarnya terhapus hari raya yang dulu dan digantikan dengan penggatinya, karena tidak bisa berkumpul antara yang menggati dan yang digantikan.
Tapi, kenyataannya justru tetap saja umat ini merayakan tahun baru, melanggar sabda Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, sungguh benar berita kenabian Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam

« لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ ، وَذِرَاعًا
بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ » .

قُلْنَا يَا رَسُولَ
اللَّهِ ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ »

“Benar-benar kalian akan mengikuti jalan-jalan orang yang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga bila mereka masuk ke lubang binatang dhob (semacam biawak), maka kalian juga akan memasukinya. Kami berkata: Wahai Rasulullah Yahudi dan nashrani? Beliau berkata: Siapa lagi?.” [shahih, HR al Bukhori Muslim dan yang lain]

Kaum muslimin…
Belum lagi, apa yang mereka lakukan dalam perayaan tahu baru? Bukankan berbagai kemungkaran yang sangat bertolak belakan dengan ajaran agama. Kalau anda dari jenis orang yang pobhi dengan ajaran agama, saya katakan, bukankah dalam acara itu banyak terjadi hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan, abad, sopan santun, kehormatan jiwa dan berbagai kemuliaan-kemualiaan yang lain.

Hampir semua atau semua yang terjadi adalah kerendahan dan kehinaan martabat manusia apalagi martabat muslim. Tentu kita semua, saya dan anda dan mereka, sebenarnya menyadari akan hal itu, lalu kapan kita akan meninggalkannya, mengapa masih saja memeriahkan acara tersebut, tidakkah kita kembali saja kepada kehormatan kita dan kemulian kita serta tentunya ajaran agama kita.

Bersihkan dari bercak-bercak perayaan tahun baru, joget, pentas musik yang identik dengan kerendahan moral, minuman-minuman keras dan obat-obat terlarang, pembauran antara lawan jenis yang merusak moral, sampai pada pesta hura-hura dengan pakaian minim, pamer aurat, pacaran dan perzinaan, apakah kita menginkari terjadinya hal itu?

Berbagai sumber berita menyebutkan bahwa penjualan alat kontrasepsi baik kondom atau yang lain meningkat tajam dari tahun ke tahun menjelang perayaan malam tahun baru. Miris, kenyataan yang memperihatinkan, inikah moral bangsa kita, dimana susila dan dimana ajaran agama? Bila anda seorang muslim atau muslimah tidakkan takut dengan ancaman Allah Subhanahuwata’ala , Nabi shallahu alaihi asallam bersabda

إذا ظهر الزنا و الربافي قرية فقد أحلوا بأنفسهم عذاب الله

”Tidaklah nampak pada sebuah daerah zina dan riba melainkan mereka telah menghalalkan adzab Allah untuk diri mereka” [Hasan, HR Abu Ya’la, al Hakim dan dihasankan oleh Asy Syaikh al Albani]

Juga, …

لم تظهر الفاحشة في قوم قط
حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الأوجاع التيلم تكن في أسلافهم

Tidaklah tampak pada suatu kaumpun perbuatan keji (zina, homoseks) sehingga mereka menampakkannya melainkan akan menyebar ditengah-tengah mereka penyakit-penyakit yang tidak pernah ada pada umat sebelumnya” [Sahih, HR al Baihaqi, disahihkan oleh asy syaikh al albani]

Saudaraku muslim…Saudariku muslimah…Masihkan anda akan menodai diri anda….
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah Subhanahuwata’ala dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya (Yahudi dan Nashrani), kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.[QS :al Hadid:16]

Ingat, liang lahat menunggu kita semua…

Wassalamu alaikum…

Sumber : http://www.salafy.or.id/