Selasa, 30 April 2013

Jika saja seperti...?!




Seorang sahabat mengatakan, "Saya akan lebih menyukai istri saya, seandainya ia seorang perempuan yang berbeda."

Sahabatku yang lain bilang, " Coba istriku seperti perempuan yang kita jumpai barusan, dia tidak salah tapi dia minta maaf..."

Lalu aku bercerita tentang sesorang, ketika ia sedang mengagumi matahari  menjelang terbenam-nya dari  sudut pantai bersama istrinya.

"Indah sekali ya umm senja itu...," kata lelaki itu kepada perempuan cantik di sampingnya yang juga sedang menatap ke arah yang sama itu.

"Ya...?!," kata sang perempuan agak ragu, "cuma warnanya seharusnya sedikit lebih merah muda di sebelah kiri sana, bie...?"

Kataku, "Setiap orang tampak cantik bila engkau membuang harapan dan keinginanmu tentang bagaimana mereka seharusnya..."

Karena tidak semua apa yang kita harapkan dari seseorang itu, ada padanya, dan jika kita selalu dan selalu mengatakan seharusnya kamu begini..., seharusnya kamu seperti ini...,

Maka, tak ada seorangpun yang memdapatkan penilaian lebih dari kaca mata pandanganmu..

Smoga bermanfaat...

Jkt, 30 April 2013

Abie Sabiella


Jumat, 26 April 2013

Perpisahan itu telah terjadi...



كل نفس ذائقة الموت

Every soul will taste death...


Terima kasih atas persinggahanmu direlung hatiku, meskipun akhirnya dirimu harus pergi, aku tak menyesal karena bersamamu adalah kenangan terindah dalam hidupku...


Pagi ini aku masih merasakan udara yang sama, masih berdiam di tempat yang sama, tapi yang ku rasakan tak lagi sama, hampa.., sunyi, sepi tanpamu lagi...


Siapapun rasanya tak ingin semuanya berakhir begitu cepatnya, saat semua tertata dengan hebat dan sempurna,. Ada perhatian - perhatian kecil yang menjelma menjadi candu rindu yang menancapkan getar - getar bahagia, Ada segenggam cinta yang makin membara, ada kebersamaan yang semakin menumbuhkan tunas - tunas cinta kasih kita. Semua itu tak ingin rasanya berlalu begitu cepatnya...


Namun prediksi manusia selalu ada keterbatasan, siapapun tak akan mampu mengubah sesuatu yang telah di tetapkan oleh-Nya, dan memang semuanya  harus terjadi saat ini. Perpisahan ini harus terjadi, untuk sebuah pertemuan kembali kelak yang akan menghadirkan sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan yang abadi.


Perpisahan itu telah tiba...

Selama rentan waktu tanpamu, aku merasa ada sesuatu yang hilang...

Ketika pagi kau selalu menyapaku dengan lembutmu, saat siang kau ingatkan aku supaya tak terlambat makan siang, sore kau masih menyapaku dengan cerita - cerita tentang hari - harimu, dan malam kau juga masih menjerat pikiranku untuk berfokus pada lempeng hitam handphoneku ini. Aku rindu, rindu dengan semua hal yang pernah kita lalui bersama, hingga tak terasa waktu bergulir begitu cepat berlalu...


Perpisahan itu telah terjadi...

Sesuatu yang kedatangannya kita benci bersama, harus kita lewati, dan kau yang pergi meninggalkanku terlebih dulu, dengan segala ketidaksiapan yang terus menggerogoti jiwaku, namun tetap aku harus ikhlas melepasmu...


Selamat jalan kekasihku..., tunggu aku di gerbang syurga-Nya, Insya Allah...


Jkt, 27  April 2013

Kamis, 25 April 2013

ANALOGI RUBBUBIYAH...



Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan  merapikan brewoknya.  Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik  membicarakan dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Allah. 

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Allah itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.

“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, dijalanan itu…. untuk membuktikan  bahwa Allah itu tidak ada. Katakan kepadaku jika Allah itu ada,

"Mengapa ada orang yang sakit...?"
"Mengapa juga ada anak - anak terlantar...?" 

Jika Allah ada, tidak akan ada orang yang sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Allah Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.

”Si Konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Sementara si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. 

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar ”mlungker-mlungker-istilah jawa-nya”, kotor dan bulu wajahnya tumbuh liar yang mengidikasikan tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,” Kamu  tahu tahu nggak ,sebenarnya TUKANG CUKUR ITU TIDAK ADA”, Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu..?” Saya disini dan saya tukang cukur, dan barusan saya  mencukurmu!” “Tidak!” elak si konsumen.

 “Tetap saja saya bilang Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika  ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan tak teratur seperti orang yang diluar sana”, imbuh su konsumen.

 “Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” saya buktinya, sanggah si tukang cukur.“Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri. 

“Cocok...!”kata si konsumen menyetujui.”Itulah point utama-nya..! Sama dengan ALLAH,  ALLAH itu ADA !, Tapi apa yang terjadi…orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.

”Si tukang cukur terbengong !!!!

_____________________________

ADANYA KETIDAKTERATURAN HIDUP, KEGELISAHAN DAN TERASA BERATNYA PROBLEMATIKA HIDUP, ITU DI KARENAKAN ADANYA KE-ENGGANAN MEREKA UNTUK MENDATANGI ALLAH JALLA WA ALA...

Tebet City, 25 April 2013
abie sabiella



Senin, 22 April 2013

=¤= MAKNA AL-FATIHAH =¤=




 Saat membaca surah Al-Fatihah pada waktu solat,
 banyak sekali orang yang cara membacanya tergesa-gesa tanpa spasi.

 Ini sering terjadi dalam solat berjamaah, seakan ingin cepat- selesai solatnya.

 Padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al- Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan kita.

 Maka dari itu sebaiknya kita harus berhenti setiap selesai membaca satu ayat. Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman :''Aku membagi solat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk hambaKu'

 ''Artinya:''Tiga ayat diatas Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in'' adalah hak Allah, & tiga ayat kebawahnya adalah urusan hambaNya"

 => Ketika Kita mengucapkn
 ''Alh amdulillahiRabbil 'alamin''
 Allah menjawab:
 ''HambaKu telah memujiKu...''

 => Ketika kita mengucapkn
 ''Ar- Rahmanir-Rahim''
 Allah menjawab:
 ''HambaKu telah mengagungkanKu.  ..''

 => Ketika kita mengucapkan
 ''Maliki yaumiddin''
 Allah menjawab:'
 'HambaKu memujaKu...''

 => Ketika kita mengucapkan'
 'Iy yaka na' buduwa iyyaka nasta'in''
 Allah menjawab:
 ''Inilah perjanjian antara Aku dan hambaKu...''

 => Ketika kita mengucapkan
 ''Ih dinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina  an'amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin''
 Allah menjawab:
 ''Inilah perjanjian antara Aku dan hambaKu, akan Kupenuhi yang ia minta''

 (HR.Muslim & Tirmidzi)

 Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat. Rasakanlah jawaban indah dari Allah, kerana Allah sedang menjawab ucapanmu. 

 Selanjutnya ucapkanlah ''Aamiin'' dengan ucapan yang lembut, sebab malaikat pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita...

 ''Barangsiapa yang ucapan ''Aamiin''nya bersamaan dgengan para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepadanya.'' 
 (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud)

 SubhanAllah...
 Maha suci Allah.... mulailah saat ini ketika membaca surat Al-Fatihah dengan pelan dan khusyuk, rasakanlah setiap jawaban dari Allah maka inshaa Allah kita akan menjadi lebih khusyuk dalam menjalankan solat, Aamiin..

UNTUK SEBUAH HATI YANG TERSAKITI...




 Bismillahirrahmaanirrahiim...

 Rasa sakit yang terus menyapamu selama ini adalah ujian dan cobaan dari ALLAH untuk mengetahui seberapa kokohnya engkau menjalani apa yang engkau yakini atas_NYA..

 Seberapa seriuskah engkau dalam menapaki jalan kehidupan yang sudah ALLAH gariskan..

 Yakinlah Duhai Hati Yang Tersakiti..

 Rasa sakit yang ALLAH berikan kepadamu itu..
 Yang tersaji dalam bentuk ujian dan cobaan itu..

 Adalah sebagai bentuk perhatian khusus_NYA kepadamu,
 sebagai bentuk betapa ALLAH masih sayang kepadamu..

 Segala permasalahan yang engkau temui di sekitarmu itulah yang akan mengajarkan kepadamu untuk dapat memahami sekitarmu dengan lebih bijak..

 Yang dapat mengajarkanmu untuk lebih bersyukur..

 Yang akan mengajarkanmu untuk lebih mengenal_NYA..

 Yang akan mengajarkanmu untuk lebih mendekat kepada_NYA..

 Coba lihat wanita di luar sana, engkau bisa lihat betapa mereka sangat ENJOY menjalani hidupnya,
 Tanpa pernah mereka pernah merasa BERDOSA, dan sepertinya Allah membiarkan mereka leluasa         menikmati hidup TANPA merasa beratnya BEBAN kehidupan ini...

Kenapa coba..???

Karena Allah TIDAK menginginkan mereka menjadi WANITA TANGGUH seperti engkau...!!!


 Duhai Hati Yang Tersakiti...

 Walau semua itu terasa berat bagimu tetaplah ISTIQOMAH..
 Selama engkau selalu menyertakan ALLAH dalam segala hal..

 PERCAYALAH..
 Kamu mampu menjalaninya..

 Bagi ALLAH jika itu yang terbaik bagi dirimu tidak ada yang tidak mungkin..

 MAKA..pasrahkan dan serahkanlah semua kepadanya_NYA..

 Terpautnya dirimu pada Sang KHALIQ..

 Itulah yang akan membuatmu semakin Cantik dan Tangguh Duhai HATI...

"…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (Al-Baqarah: 177)

 Semoga Bermanfaat ...

Minggu, 21 April 2013

Bulan Tinggalkan Bintang...


Bulan redup tinggalkan bintang
Setelah berjuta asa kupadamkan
Bersama rintik hujan iringi malam
Bergelayut sepinya jiwa tanpamu kawan…

 Kuuntai hasrat bersama kelam.
Mengukir asa hati terdalam.
Luka derita perih nan lara,
Ceritakan kisah pedih di dada…

 Bersama hembus sang bayu
Kuterbangkan angan melepas pilu
Melabuhkan sejuta impian dan rindu
Namun hanya kesedihan tak berujung yang menggelayut layu…

Dan…
Disini Sang Bintang tengah menangis, he..he..

Tebet city, 210413
Kang Abie Galau

Surat-Surat Pluralisme Kartini




Oleh: Artawijaya*

Setiap tahun pada tanggal 21 April pemerintah memperingati Hari Kartini. Peringatan ini merujuk pada sosok Raden Ajeng Kartini (1879-1904), anak priyai Jawa yang dianggap sebagai pelopor kemajuan perempuan Indonesia.

Hampir setiap tahun, peringatan ini diiringi dengan berbagai kegiatan, terutama kegiatan-kegiatan yang mengusung tema emansipasi wanita. Kalangan liberal pun tak mau ketinggalan, peringatan Hari Kartini dijadikan momen untuk mengampanyekan kesetaraan gender, feminisme, dan emansipasi perempuan. Kartini pun menjadi idola wanita Indonesia.

Padahal, jika mau jujur pada kenyataan sejarah, tanpa menihilkan gagasan-gagasannya, apa yang dilakukan oleh Kartini baru sebatas surat menyurat, sebatas wacana, belum pada tingkatan aksi, seperti yang lebih dulu dilakukan oleh Rohana Kudus di Sumatera Barat, dengan mendirikan sekolah untuk memajukan pendidikan perempuan.

Surat menyurat Kartini yang dianggap berisi gagasan-gagasan tentang kemajuan perempuan pribumi, diterbitkan oleh Kartini Fonds, sebuah lembaga yang dibentuk di negeri Belanda. Kumpulan surat-surat Kartini yang dibukukan dan diberi judul ”Door Duisternis tot Licht” kemudian diterbitkan pada 1917, 14 tahun pasca wafatnya Kartini pada 1904. Kumpulan surat tersebut kemudian diterjemahkan oleh Armijn Pane, sastrawan penganut Theosofi dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.


Sebagian isi surat surat Kartini, terutama tentang kondisi kebatinan dan pemahaman kegamaannya, sangat beraroma pluralisme. Kartini bahkan pernah mengatakan, bahwa agama sesungguhnya adalah kebatinan. Tak ada data-data dan keterangan yang jelas, bahwa di akhir hayatnya, Kartini mengoreksi pemahamannya yang sangat bercorak Theosofi.

Meskipun di akhir hayatnya, dalam rentang waktu pada 1903, ia mengaku bertemu dan belajar agama dengan seorang kiai di Demak yang bernama Kiai Sholeh Darat. Pertemuan dengan kiai itu pun berlangsung singkat, karena pada tahun yang sama sang kiai meninggal dunia. Dan, setahun kemudian Kartini menyusul meninggal dunia pula.

Jika merujuk pada pertemuan dengan Kiai Sholeh Darat dan pengakuan Kartini bahwa ia baru mengenal Al-Qur’an setelah bertemu dengan kiai tersebut, maka rentang waktu ia mengenal Al-Qur’an dan belajar keislaman hanya berlangsung setahun.Jauh sebelum itu, pikiran-pikiran Kartini dan pemahaman keagamaannya sangat kental dengan nuansa kebatinan Theosofi, sebuah aliran kebatinan yang didirikan oleh perempuan berdarah Yahudi, Helena Petrovna Blavatsky.

Setelah bertemu dengan kiai itu, sekali lagi, tak ada keterangan bahwa ia mengoreksi pemahamannya yang bercorak sinkretisme atau pluralisme agama sebagaimana tercermin dalam surat-suratnya.

Sebagai seorang Muslim tentu kita berharap, Kartini meninggal dalam keadaan sempurna keislamannya, tanpa ada lagi noda-noda pemahaman yang mengganggap semua agama sama. Namun, fakta sejarah bahwa surat-surat yang ditulisnya sangat mengandung ajaran pluralisme agama, harus tetap diungkapkan.

Tujuannya, agar sosok Kartini yang dijadikan pahlawan nasional bisa terlihat utuh, dan selubung sejarah bisa tersingkap secara terang. Setelah itu, silakan kejujuran masyarakat yang menilai.

Kartini mengaku dalam surat-suratnya, ada orang yang hendak mengajaknya menjadi penganut Theosofi dan ada juga yang mengatakan dirinya secara sadar atau tidak, adalah penganut Theosofi.

”Orang yang tidak kami kenal secara pribadi hendak membuat kami mutlak penganut Theosofi, dia bersedia untuk memberi kami keterangan mengenai segala macam kegelapan di dalam pengetahuan itu. Orang lain yang juga tidak kami kenal menyatakan bahwa tanpa kami sadari sendiri, kami adalah penganut Theosofi.” (Surat Kepada Ny Abendanon, 24 Agustus 1902)

”Pagi harinya kami pergi ke Semarang, di tram kami mendengar banyak, dan apa yang kami alami malam itu, akan kami ceritakan kepada Nyonya kemudian dengan panjang lebar, sekarang itu kami lewati dengan diam-diam. Hari berikutnya kami berbicara dengan Presiden Perkumpulan Theosofi, yang bersedia memberi penerangan kepada kami, lagi-lagi kami mendengar banyak yang membuat kami berpikir.” (Surat Kepada Nyonya Abendanon, 15 September 1902.

Berikut ini surat-surat Kartini yang sangat kental dengan pemahaman kebatinan Theosofi yang mengusung doktrin humanisme dan pluralisme agama:

Sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni.” (Surat kepada Ny Abendanon, 14 Desember 1902).

”Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan, dan agama itu bisa dipeluk baik sebagai Nasrani, maupun Islam, dan lain-lain.” (Surat 31 Januari 1903).

”Kalau orang mau juga mengajarkan agama kepada orang Jawa, ajarkanlah kepada mereka Tuhan yang satu-satunya, yaitu Bapak Maha Pengasih, Bapak semua umat, baik Kristen maupun Islam, Buddha maupun Yahudi, dan lain-lain.” (Surat kepada E.C Abendanon, 31 Januari 1903)

”Tidak peduli agama apa yang dipeluk orang dan bangsa apa mereka itu. Jiwa mulia akan tetap mulia juga dan orang budiman akan budiman juga. Hamba Allah tetap dalam tiap-tiap agama, dalam tengah-tengah segala bangsa” (Surat kepada Dr N Adriani, 5 Juli 1903)

”Betapapun jalan-jalan yang kita lalui berbeda, tetapi kesemuanya menuju kepada satu tujuan yang sama, yaitu Kebaikan. Kita juga mengabdi kepada Kebaikan, yang tuan sebut Tuhan, dan kami sendiri menyebutnya Allah.” (Surat kepada Dr N Adriani, 24 September 1902).

”Tuhan kami adalah nurani, neraka dan surga kami adalah nurani. Dengan melakukan kejahatan, nurani kamilah yang menghukum kami. Dengan melakukan kebajikan, nurani kamilah yang memberi kurnia.” (Surat kepada E.C Abendanon, 15 Agustus 1902).

“Selama kami maklumi dan mengerti bahwa ujud semua agama itu baik dan bagus adanya. Tetapi, aduhai, manusia apa jadinya agama itu, kalau perbuatan agama dimaksudkan untuk mempertarikan semua makhluk-makhluk Allah yang berkulit putih maupun yang berkulit hitam, tidak pandang pangkat, perempuan ataupun laki-laki. Agama mana yang dipeluknya, semuanya kita ini adalah anak kepada Bapak Yang Satu itu juga, kepada Tuhan Yang Maha Esa.” (Surat kepada Nyonya Nielle van Koll, 21 Juli 1902).


Demikian diantara beberapa surat-surat Kartini yang dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya. Surat-surat tersebut mencerminkan betapa kuatnya pengaruh Theosofi, yang pada kurun waktu 1900-an sangat berpengaruh di lingkungan elit dan para priyai Jawa.Surat-surat tersebut mendapat pujian dari Ny. Eleanor Roosevelt, istri Presiden AS, Franklin D Roosevelt, yang juga anggota Ordo East Star, sebuah sayap organisasi Freemason yang membolehkan wanita sebagai anggotanya. Pada masa lalu, ordo ini juga begitu kuat pengaruhnya di Hindia Belanda, dengan nama Order Oost Ster (Ordo Bintang Timur).

Tahun 1979, dalam rangka memperingati 100 tahun wafatnya Kartini, Ny. Eleanor Roosevelt menulis sambutan yang berisi pujian terhadap surat-surat Kartini berikut ini:

“Saya senang sekali memperoleh pandangan-pandangan yang tajam yang diberikan oleh surat-surat ini. Satu catatan kecil dalam surat itu menurut saya merupakan sesuatu yang patut kita semua ingat. Kartini katakan: Kami merasa bahwa inti dari semua agama adalah hidup yang benar, dan bahwa semua agama itu baik dan indah. Akan tetapi, wahai umat manusia, apa yang kalian perbuat dengan dia? Daripada mempersatukan kita, agama seringkali memaksa kita terpisah dan sedangkan gadis yang muda ini menyadari bahwa ia harus menjadi kekuatan pemersatu.” 

*Penulis buku “Gerakan Theosofi di Indonesia, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2010.

Sumber Rujukan:

- Armin Pane, Habis Gelap Terbitlah Terang, Jakarta:Balai Pustaka, 1990

- Solichin Salam, Kartini Seratus Tahun, Jakarta:Penerbit Gunung Muria, 1979

- Th Sumarna, Tuhan dan Agama dalam Pergulatan Batin Kartini, Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1993

- Siti Soemandari Soeroto, Kartini Sebuah Biografi, Jakarta:Gunung Agung, 1979

- Pramoedya Ananta Toer, Panggil Aku Kartini Saja, Jakarta:Nusantara, 1962

- Drs. Tashadi, R.A Kartini, Jakarta:Proyek Biografi Pahlawan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1975.

- Kartini Surat Menyurat Kepada Ny R. M Abendanon-Mandri dan Suaminya, Jakarta: Djambatan,2000

- Aristides Katoppo (ed), Seabad Kartini (1879-1979), Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1979, cet. Pertama

- Artawijaya, Gerakan Theosofi di Indonesia, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2010

Kamis, 18 April 2013

Apa yang engkau fikirkan...?

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,"Berfikir adalah asal segala ketaatan, dan asal semua kemaksiatan." ( Miftah Daar As Sa'adah hal : 266)

Iya kah..???
Coba kita sama – sama renungkan…

Jika kita tengah memikirkan sesuatu, biasanya akan terjadi sebuah perubahan suasana hati, akan melahirkan sebuah motivasi, kemudian hadirnya keinginan dan tahap berikutnya adalah tercetusnya NIAT…

Dan NIAT inilah yang segala perbuatan akan bersandar di atasnya.

Ketika kita berfikir tentang tujuan akhir dari dari perjalanan hidup ini, kemudian kita ingat kematian, kita ingat siksa kubur, kita ingat hisab, kita ingat dasyatnya siksa Neraka, maka suasana hatipun berubah, keinginan untuk bertaubat muncul dan saat itu pula keinginan kuat untuk berbuat ketatan pun hadir…


Ketika seorang istri melihat keburukan suaminya,
Ia pun sibuk memikirkan keburukan tersebut,
Hingga hilang sama sekali semua kebaikan suaminya.
Timbullah perbuatan nusyuz, Atau setidaknya berkurang rasa cintanya. Padahal selama ini (mungkin) suaminya sudah banyak berbuat baik kepadanya.

Ketika seorang lelaki melihat wanita jelita,
Lalu ia sibuk membayangkan keindahannya,
Ia pun lupa dari berdzikir kepada Allah…
Lupa bahwa bidadari surga lebih indah dan jelita,
Lalu muncul keinginan yang terlarang…

Ketika seseorang melihat gemerlapnya dunia,
Ia berfikir…, Dan terus sibuk memikirkannya,
Seperti orang yang melihat kemewahan si Qorun,
Ia berkata, "Andai aku kaya seperti dia…, Duhai beruntung sekali rasanya…
Suasana hatinya berubah, Ia menilai kehormatan sebatas dengan kekayaan…, Kedudukan…, Dan kenikmatan dunia semata…


Sementara temannya yang mukmin berkata,
"Celaka kamu…! Pahala Allah lebih baik dan lebih kekal…
Dunia hanyalah kesenangan sesaat, temporer, semu ia akan segera hancur dan musnah…

Hari ini…,
Esok…, Ataupun lusa…
Kita sedang sibuk berfikir apa…???


Ya Allah, Ya Robbi…
Kendalikan fikiran hamba Ya Robb…

Smoga Allah memberi kita kekuatan untuk selalu berfikir positif, berfikir dengan jernihnya dan berfikir tentang apa – apa yang Allah cintai…, Amin…


Tebet City, Jum’at 19 April 2013

Abie sabiella

Minggu, 14 April 2013

AKU KHAWATIR DIRIKU BERUBAH...



Siapa diantara kita yang merasa aman dari penyimpangan, yang dulunya taat kepada Allah Ta’aala sekarang menjadi tidak taat, yang dulunya diatas sunnah sekarang menjadi penyuru bid’ah, yang dulu tegas dan jelas dengan orang-orang yang menyimpang sekarang bersikap membela.

Tentu kita tidak merasa aman, coba kita lihat bagaimana kekhawatiran Nabi Ibrahim alaihissalam dari dirinya terjatuh kepada perbuatan syirik yang hal ini tidak mungkin terjadi pada beliau. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

 وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنَامَ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ

“Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Rabbku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia.” (Qs. Ibrahim 35-36)

Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Shalih al-Fauzan hafidzahullaah, yang beliau berkata : “Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam melihat banyaknya yang mereka terjatuh dan terfitnah dengan peribadatan kepada berhala beliau merasa khawatir (takut) terhadap dirinya, maka beliau pun berdoa kepada Rabbnya agar diteguhkan di atas agama tauhid dan agar tidak dipalingkan hatinya sebagaimana dipalingkannya mereka. Karena beliau adalah seorang manusia seperti mereka dan seorang manusia tidaklah merasa aman dari fitnah. 

Oleh karena itu, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang beliau orang yang paling sempurna imannya dan paling sempurna tauhidnya dari mereka merasa khawatir terhadap dirinya maka beliau berdoa : “Wahai Dzat pembolak balik hati tetapkanlah hatiku pada agamamu,” maka berkata Aisyah Ummul Mukminin kepadanya, “Apakah engkau khawatir terhadap dirimu?” Maka berkata Rasulullah shallallahu ‘alaiohio wasallam : “ wahai Aisyah, tidaklah aku merasa aman dan hati seorang hamba itu antara dua jari dari jemari Allah. “dan inilah dua Khalil (kekasih Allah) Ibrahim dan Muhammad shallalhu alaihima wasallam khawatir atas agama keduanya mereka berdoa kepada Allah supaya Allah memberikan hidayah kepada keduanya (untuk selamat dari kesyrikkan –ed) dari apa yang banyak manusai terjatuh kepadanya.”

(Duruus fii Syarhi Nawaqidil Islam, Syaikh Shalih al-Fauzan : 37, Maktabah ar-Rusyd)

Berkata Abu Hazim Salamah bin Dinar : ”Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukan-keburukanmu, dan janganlah engkau kagum dengan amalan-amalanmu, sesungguhnya engkau tidak tahu apakah engkau termasuk orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang bahagia (masuk surga).”( Riwayat al baihaqie dalam kitab Syu'abul Iman )

Hari ini memang manusia tidak lagi menyembah patung - patung seperti orang - orang pada zaman jahiliyah, namun sejatinya patung - patung itu telah di ganti dengan banyak hal yang memalingkan terhadap peng-Esa'an Allah Jalla wa ala. Hak Allah hanya mendapatkan porsi terkecil dan sisa dari waktu - waktu hidup kita...

Astaghfirullah hal adzim...

Ya Robb..., aku sangat khawatir dengan diriku ini, 
Lindungi hamba Ya Robb..., Tolonglah hamba dari sebuah ketergelinciran...

“Wahai Dzat pembolak balik hati tetapkanlah hatiku pada agamamu,”

Jakarta, 14 April 2013 Pukul 22.23 wib

abie sabiella




Jumat, 12 April 2013

PERGI-mu SAHABAT




Sahabat…,
Tak terasa waktu telah mengantarkan kita ke satu titik pemahaman,
Bahwa di jagat fana ini tak ada yang sempurna dan tak ada pula yang abadi,
Semuanya bisa berubah, segalanya bisa berakhir ,

Kini saatnya kita harus berjalan sendiri – sendiri,
Membawa diri kita masing – masing…
Kau berjalan dengan takdirmu, sementara aku melangkah dengan keyakinanku,
Menapaki garis – garis takdir yang telah Allah tetapkan untukku…

Asa tak mampu lagi satukan langkah kita,
Nasehat, Sumpah serapah tak lagi befaedah apa – apa,
Karena kita tlah terbelenggu di ruang yang berbeda…

Ketika kebersamaan menjadi langka,
Ketika canda tawa begitu berharga

Sahabat…
Smoga waktu tak melupakan kita,
Kita pernah bersama,
Kita punya cerita,
Kita pernah punya mimpi yang hebat…

Saat kau tak ada lagi di sini,
Saat gerimis hening menyelimuti ruang malamku,
File – file masa lalu terbuka kembali,
Kemarin kau masih di sini,
Pekan lalu kau masih bersamaku,

Tapi hari ini…
Kau telah pergi,
Kau tinggalkan aku bersama kabut senja,
Kau berpaling dariku saat aku belum berarti apa – apa…

Sahabat..,
Smoga kau temukan mimpimu,
Mimpi yang dulu pernah kau ceritakan padaku,
Mimpi tentang indahnya masa depan, tentang manisnya sebuah perjuangan…

Sahabat,
Tapi semuanya telah hilang, telah sirna…
Kau telah pergi, dan yang tersisa hanya tetesan air mata…

Bersama gerimis malam yang hening,
Tebet City,  12 April 2013
Kang Abie

Kamis, 04 April 2013

HARGA (Nilai) SEORANG SUAMI





Suami adalah teman hidup seharga separuh dari Agamamu,
Ia yang akan menjadi Imam bagimu,
Ia juga yang akan menjadi Ayah dari anak – anakmu,

Ia yang akan menuntun langkah – langkahmu di dunia ini, demi kebaikan dunia, agama dan akhiratmu…

Ia akan menjadi pasangan sayap yang akan menjelajahi kehidupan sesuai dengan visi dan harapan bersama.

Ia yang akan menjadi pelipur segala laramu,
Penenang hati saat gundah merajaimu,
Pencerah segala kejumudan dan penggerak segala kestagnanan hidupmu

Lelaki (suami) yang shalih lebih di butuhkan keberadaannya di bandingkan dengan wanita yang shalihah, apa pasalnya, karena ketidakadanya peranan lelaki shalih dalam kehidupan lebih berbahaya di banding dengan perempuan yang tidak shalihah…

Kenapa demikian..?

Ya…, karena adanya lelaki (suami) shalih, ia akan mempergunakan kepemimpinannya, untuk menjadikan istrinya menjadi wanita shalihah.

Namun tidak sebaliknya, kita bisa lihat betapa banyak para istri yang rajin mengaji tapi suaminya rajin berjudi, atau rajin mengerjakan hal – hal yang tak terpuji (sia – sia).

Tapi sangat jarang terdengar (meskipun ada), Ada suami yang rajin ke masjid, sementara istri rajin ke diskotik…

Maka memilih suami yang shalih adalah sebuah keharusan, prinsip banget dan sangat menentukan untuk keselamatan dunia dan agamamu…

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّـهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ 

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّـهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ 

وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ 

عَلِيًّا كَبِيرًا ٣٤
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan kaum laki-laki dari kaum perempuan, dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah dan memelihara diriketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An Nisa' ayat 34)

Semoga bermanfaat...

Tebet City, 04 April 2013

Kang Abie

Rabu, 03 April 2013

Bertahan pada pilihan...


Pada awalnya semua orang bangga dengan pilihannya,
tapi akhirnya tak semua orang setia pada pilihannya. 
Saat ia sadar bahwa yang dipilih mungkin tidak sepenuhnya seperti yang diimpikan... 

Karena yang sulit dalam hidup ini, bukan memilih. 
Tapi bertahan pada pilihan...

Sedikit waktu mungkin sudah cukup untuk menentukan pilihan.

Tapi untuk bertahan pada pilihan tersebut, bisa jadi harus menghabiskan seluruh sisa waktu usia yang dimiliki.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216) 

Ya Rahman...
Bimbing kami selalu...

Jkt, 3 April 2013
Kang Abie

Selasa, 02 April 2013

Slalu ada jalan bagi hamba beriman...



Orang yang beriman selalu punya cara sendiri untuk menata hatinya,
meski berlawanan dengan apa yang ia terima dalam kehidupan.

Saat mendapat musibah, air matanya menetes,
tapi hatinya terilhami untuk meyakini bahwa apa yang diberikan Allah padanya pasti yang terbaik baginya.

Fisiknya mungkin lelah…,
pikirannya mungkin penat…
tapi tidak dengan hatinya, yang terus yakin apabila ia diuji oleh Allah Subhanahu wata’ala itu adalah tanda bahwa Allah masih sayang padanya.

Subhanallah, semoga kita termasuk dalam golongan hambaNYA yang pandai bersyukur dan bersabar, Amien…

Jkt, 3 April 2013

Kang Abie