Minggu, 25 Mei 2014

MAAF, AKU HARUS TINGGALKAN KAMU...



 Maaf, aku harus tinggalkan kamu…


Kalimat ini harus ku sampaikan padamu..,



Memang berat meninggalkan orang yang pernah kita cintai
Namun lebih berat lagi kalau harus bersamanya tanpa ikatan yang halal.

Memang terasa ada yang kurang saat tak ada lagi bbm, WA, atau sapaan semangat lainnya dari dia.


Mungkin juga terasa hampa saat tak lagi melihat senyumannya
Namun, kalau itu untuk kemaslahatan bersama, kenapa tidak..?

Bukankah kalau ia memang jodohmu,
ia akan kembali padamu…?


Namun tidak dalam keadaan seperti ini…,

Saat kau dan dia belum bertaubat dan memperbaiki diri.
Saat kau dan dia tengah menikmati hubungan yang tak diridhoi-Nya.

Ikhlaskan dirinya…
Yakinlah tulang rusuk itu tak kan tertukar.
Mulailah dengan mengurangi komunikasi dengannya.
Meminimalisir perjumpaan dengannya.
Bukan untuk memutuskan silaturahim, namun ini proses terbaik dalam proses perbaikan diri.


Pasti bukan hal yang mudah,
Pasti ada godaan untuk kembali mengingat dirinya
Pasti banyak cacian dari sekelilingmu
Tapi tetaplah di jalan kebenaran
Cukuplah Allah yang Maha Tahu kesungguhanmu
Biarlah Dia yang menyeka air matamu
Semoga ia gantikan dengan ganjaran mata air surgaNya

Dan yang terpenting adalah,
fokuskan energimu untuk memperbaiki ibadah, untuk mengkaji ilmu – ilmu agama, juga akhlakmu terhadap kedua orang tuamu, dan focus pada hal – hal positif lainnya.

Lihatlah di sekelilingmu, ada banyak orang yang membutuhkan perhatian dan kasih sayangmu. Kenapa tidak kau berikan juga rasa cinta dan sayangmu pada mereka…?

Biarlah Allah yang mempertemukan dengan jodoh terbaikmu.
Di tempat yang indah, di saat yang berkah.
Dan  di saat kau dan dirinya sama-sama ingin membangun cinta karena-Nya.

Percayalah,
Allah bersama orang-orang yang bertaubat memperbaiki diri…



"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).



Dan lihatlah bentuk kasih sayang Allah,



"Robb-mu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan (kebodohan), kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al An'aam: 54)



Dalam ayat yang lain,



"Kemudian, sesungguhnya Robb-mu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Robb-mu sesudah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119)



Mari, masing – masing kita berusaha memantaskan diri kita untuk jodoh kita, sehingga pada saat di pertemukan, jodoh kita tak merasa kecewa dengan keadaan kita.



Jika kita mengharap sosok pendamping yang shalih, maka shalihah-kan dirimu hingga pantas untuknya.



Semoga bermanfaat…

Selasa, 20 Mei 2014

SEMUA ADA AJALNYA...


Segala sesuatu ada ajalnya…
Piring dengan pecahnya,
Daun dengan bergugurannya,
Harapan dengan sirna-nya, 
Dan hidup dengan kematiannya…
Semua ada ajalnya..


Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman dalam kitab-Nya :


وَلِكُلِّ أَمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لاَيَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu), apabila ajalnya tiba, maka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaatpun.” (Q.S. Al-A’rof ; 34).

Sebagai seorang hamba hanya bisa bersabar, tidak menyalahkan, apalagi marah, menganggap Sang Khaliq tidak adil, dengan menahan rizqinya, atau menyirnakan harapannya, atau tak menjauhkan dari musibah, sementara Allah Azza Wajalla adalah Dzat yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha pengasih dan Maha Bijaksana.

Dan juga hendaknya seorang hamba tahu, memahami, bahwa setiap kejadian pasti ada waktunya, setiap musibah ada akhirnya, keduanya tidak bisa dimajukan atau diundurkan.

Begitupun sebuah harapan yang hilang…
Tetaplah yakin bahwa Allah Jalla wa ala akan menggantikan dengan yang lebih baik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا للهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu” (HR Ahmad no 23074)

Dan janganlah lupa, ketika sesuatu yang engkau cintai tiba – tiba hilang dari rengkuhanmu, ucapkanlah ;

إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Verily we belong to Allah and truly to Him shall we return. O Allah! Protect me in this calamity that has befallen me and replace it with something better

Seorang hamba harus yakin bahwasannya sesungguhnya segala sesuatu datang dari Allah dan akan kembali kehadapan-Nya, dan percayalah bahwa Allah akan menggantikan apa yang hilang dari hadapan kita dengan ganti yang lebih baik lagi.

Semisal seorang hamba memohon tibanya cahaya seperti cahaya diwaktu siang, sementara di tengah gulita dan pekatnya malam, maka permohonan itu akan sia – sia. Tapi jika engkau sedikit bersabar menikmati proses perjalanan malam yang pekat itu, maka sang malam kian memuncak hingga mendekati fajar, cahaya siang akan datang dengan cerahnya, entah seorang hamba itu menghendaki atau tidak. Dan jika pada waktu itu hamba menghendaki kembalinya waktu malam, maka do’anya tidak akan dikabulkan, dia akan dibiarkan meratap, lunglai, jemu dan enggan.

Maka untuk menanti pergiliran antara musibah dan balasan yang lebih baik dari Allah, seorang hamba di tuntut bersabar menikmati prosesnya dan menjalani waktu bergulirnya proses itu. Tidak bisa Instan…

Sikap minimal yang harus diambil seorang hamba, adalah selalu mengingat kepada Robb-nya dan senantiasa men-tauhidkannya, dengan hanya meminta kepadanya tidak memohon kepada selainnya, juga tidak memohonkankan hajat kepada selainnya.

Selalu mengingat Allah Azza Wajalla, sepanjang waktu, siang maupun malam, sehat ataupun sakit, suka atau duka, memanjatkan doa pada-Nya serta Ridho dan pasrah atas segala kehendak-Nya, dan mengikuti takdir-Nya.

Ya Robb…
Aku memilih Cinta-Mu, walau harus kehilangan cintanya…

~abie Sabiella~

Jumat, 16 Mei 2014

"Finally"



Sahabat...
Kematian yang buruk (su'ul khotimah) adalah, ketika ruh telah terpisah dari jasad (wafat), dan jasad telah termakan oleh cacing tanah, namun kejahatannya tetap hidup menjadi inspirasi bagi orang lain.

Dan kematian yang indah adalah, saat ruh meninggalkan jasad, sementara kebaikannya tetap hidup menjadi inspirasi bagi banyak orang...

Sahabat...
"Tulislah" cerita diri,
"Ukirlah" jejak hidupmu sebaiknya mungkin, untuk menjadi sejarah yang menghidupkan (meng-inspirasi) banyak orang untuk beramal sholeh...


Finally,

Mati, itu urusan Allah,
Tapi "Indahnya" itu urusan kita...

Jumat, 02 Mei 2014

NEVER GIVE UP...Selalu ada harapan...



Selalu ada harapan, bagi mereka yang sungguh – sungguh dalam doanya. Selalu ada jalan, bagi mereka yang  tak pernah lelah berusaha…

Seperti itulah kalimat – kalimat bijak yang selalu di lontarkan oleh orang – orang terdekat kita, orang – orang yang menyayangi dan mencintai kita, supaya kita tak menjadi rapuh, melemah dan putus asa.

Tapi tak jarang, tidak semua yang kita harapkan itu mengalir sesuai dengan apa yang kita harapkan, justru malah terjadi sebaliknya, orang yang kita harap men-support kita justru  yang selalu memusnahkan harapan kita, meruntuhkan apa  yang  telah kita usahakan hingga akhirnya kita temui ‘’give up’’

Namun…
Tetap ingatlah, walau seribu atau bahkan sejuta kali-pun kita pernah terjatuh, maka berdirilah kembali, bertatihlah, bangkitlah…!

Biarkan sejuta yang menghadiahkan kekecewaan,
Biar setinggi gunung ganang menghalangi langkahmu, tetap percaya dan yakinlah segalanya adalah milik Allah dan akan berjalan sesuai dengan kehendak Allah.

Pernah merasa terkucilkan…?
Pernah merasa tidak di anggap keberadaannya…?
Pernah hasil jerih payahnya tak di hargai…?
Pernah di anggap sosok yang selalu bikin masalah…?
Pernah merasa terdzalimi…?

Aku pernah…!!!

Tapi tidak usah berkecil hati, itu hanya perlakuan manusia saja.
Hidup akan selalu bergerak dan berputar, bergilir dan bergantian pada tiap – tiap hamba sejalan dengan jatah takdir hidup yang di berikan Sang Khalik padanya.

Tetaplah berusaha dan berdo’a agar mendapatkan pertolongan Allah, karena sesungguhnya pertolongan Allah itu teramat dekat.

“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (QS. Al baqarah: 214)

Jangan pernah mengeluh jika pertolongan Allah tidak juga menghampiri kita, mungkin masih banyak ibadah kita yang masih perlu benahi…

Terus belajar, bersabar dan bertawakal, Insyaa Allah semua impian kita menjadi nyata adanya.

Sabtu, 3 mei 2014

~Abie Sabiella~

Kamis, 01 Mei 2014

AKU PILIH SETIA...



Teringat perkataan seorang ulama besar, tentang sebuah kesetiaan yang luar biasa, 

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata :

Ditanyakan kepada Abu Utsman an Naisaburi : “Apa amalan terbaik yang pernah Anda lakukan, yang sangat Anda harapkan pahalanya?”

Ia menjawab : “Pada masa muda, keluargaku berusaha keras untuk menikahkanku, tapi aku menolaknya. Lalu datanglah seorang perempuan seraya berkata : ‘Wahai Abu Utsman, aku sungguh menginginkan dirimu. Demi Allah, aku memintamu agar bersedia menikah denganku’.

Ia pun mendatangkan ayahnya, seorang laki-laki yang fakir, yang akhirnya menikahkan aku dengan anak gadisnya. Perempuan itu sangat bergembira karenanya.

Ketika aku masuk menemui istriku, ternyata ia seorang perempuan juling, pincang dan buruk rupa. Karena begitu cintanya kepadaku, ia melarangku untuk keluar rumah. Aku pun tetap tinggal di rumah demi untuk menjaga hatinya. Aku tidak menampakkan sedikitpun kebencian kepadanya, padahal seakan-akan aku berada diatas bara kebencian kepadanya. Aku menjalani semua itu selama lima belas tahun, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Tidak ada amalan yang lebih aku harapkan pahalanya selain perbuatanku untuk menjaga hatinya.” (Shaid al Khathir, hal. 635-636)

Sebagian orang berpikir bahwa cinta adalah segalanya dalam sebuah kehidupan berumah tangga dan kehidupan secara umum. Padahal realitanya, kehidupan tidak hanya didasarkan atas cinta. Sebab, disana ada pengorbanan, pengayoman, kasih sayang, bersabar dalam menanggung beban, akhlak-akhlak yang terpuji, mengharapkan pahala, kesetiaan dan berbagai nilai positif lainnya. Karena itulah orang-orang yang mulia selalu memenuhi hak-hak tersebut dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.

Allah Ta’ala berfirman :

و عاشروهن بالمعروف فإن كرهتموهن فعسى أن تكرهوا شيئا و يجعل الله فيه خيرًا كثيرًا

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [an-Nisa' : 19]


Ibnul Jauzi berkata : “Ayat ini menganjurkan untuk tetap mempertahankan istri, meskipun ada perasaan benci terhadapnya. Ayat ini juga mengisyaratkan dua makna. Pertama; manusia tidak mengetahui sisi-sisi maslahat. Pasalnya, bisa jadi kebencian akan membuahkan cinta, sedang cinta akan berbuntut kebencian. Kedua; manusia hampir-hampir tidak menemukan kecintaan yang tidak mengandung kebencian sedikitpun. Maka hendaknya dia bersabar atas apa yang dibencinya demi menggapai apa yang dicintainya.”
(Zâd al Masîr, II/ 42)


Dan,
Aku pilih setia...

~Abie Sabiella~