Hari ini tiba – tiba saja ingin menulis
tentang Resolusi, sepertinya di antara para sahabat muda setiap awal
tahun tidak sedikit yang rajin membuat resolusi pribadi , merencanakan dan
mencanangkan niat, aktivitas, dan perubahan baru yang akan dilakukan dalam
setahun ke depan. Anda tentu memiliki resolusi yang sudah Anda buat awal
tahun ini.
Pertanyaannya adalah, sudah seberapa persenkah
resolusi tahun lalu yang sudah Anda kerjakan? Dan bagaimana pencapaiannya,
apakah telah tercapai 100 persen, 75 persen, 50 persen, 25 persen, atau bahkan
tak menyentuh angka 10 persen pun.
Beruntunglah bagi para sahabat muda yang telah
meraih pencapaian maksimal atas resolusi tahun lalu saya ucapkan selamat atas
prestasi anda.
Salah satu resolusi yang telah terwujud
di penghujung tahun 2012 yang telah berlalu beberapa jam silam adalah resolusi
seorang sahabat saya, dimana ia berhasil mengukuhkan dirinya sebagai UM ( Unit
Manager ) di sebuah perusahaan Asuransi yang berbasis Syariah. Pencapaian itu
sangat unik dan bisa di bilang surprise, karena dalam perjalanan
pencapaiannya begitu singkat dan pesat menjelang tutup tahun
, sebuah perkembangan di luar ekspetasi dia. Tak heran jika dia tak henti –
hentinya dia Memuji Allah atas kemudahan dan karunia ini.
Resolusi hampir semakna dengan istilah Hijrah,
dimana di dalamnya di butuhkan sejumlah amunisi penggerak untuk sebuah
perubahan. Perubahan yang tidak hanya pada sektor keduniaan. Resolusi di
butuhkan bahkan penting bagi seorang hamba pada Sang Khaliknya. Resolusi
tentang sudah sejauh mana rasa penghambaan kita pada sang pemberi nafas yang
tak pernah memberikan hitungan, sang pemberi Rizki yang tak pernah meminta
imbalan, sang pemberi kesehatan yang tak pernah meminta jasa sedikitpun dan
sang pemberi segala karunia yang dengan karunia itu kita hidup, DIAlah Allah
Robbul Izzati Wal Jallalah.
Apakah resolusi pendekatan diri kita kepada
Sang Khalik, masih akan terus berjalan datar-datar saja..?
Ampuni kami Ya Robbi…
Bahkan kami sering melakukan tindakan –
tindakan bodoh yang cendrung menyia – nyiakan waktu dan menghambur –
hamburkan karunia yang telah Engkau berikan pada kami.
Ketika seruanMu datang, “Haya ala sholaaa…”,
Mari tegakkan sholat…
Kami masih asyik saja dengan urusan dunia
kami.
Ketika perintahmu datang, Kutiba
alaikumussyiam..” di wajibkan atas kamu untuk berpuasa…
Kamipun tak jarang mengacuhkannya,
Ketika perintahMu datang, “…Wa’attuzzakaah..”
, Tunaikan Zakat…, kamipun kikir untuk mengeluarkannya.
Memang, Iman itu yazidu wa yanqush, kadang
naik dan kadang turun, ketika iman kita naik ( yazid ), kita mudah sekali
menepati panggilan – panggilan Allah Subhanahu wata’ala, berbagai ibadah dengan
enteng mampu kita kerjakan, namun saat iman kita ngedrop (yanqush), tulang –
tulang tubuh ini rasanya enggan untuk berdiri, bergerak menunaikan perintahNya.
Ampuni kami Ya Robbi…
Kami akan tetap membuat resolusi keimanan kami
terhadap Engkau, tapi kami sangatlah lemah, maka kuatkanlah kami untuk mendaki
bukit – bukit terjal ini menuju Engkau…
Kami akan tetap membuat resolusi ketaatan kami
terhadap Engkau, karena ketaatan ini adalah kebutuhan kami sendiri, sedangkan
Engkau sama sekali tak butuh ketaatan kami, tapi kamilah yang butuh Naungan-Mu.
Kami akan tetap membuat resolusi keikhlasan
kami atas segala yang Engkau putuskan atas Qadar dan Takdir kami, karena kami
tidak tau Engkau takdirkan kami seperti apa, Takdir baik-Mu adalah Munajad kami
setiap waktu.
Kami akan tetap membuat resolusi kesabaran
kami atas segala ujian dan cobaan yang Engkau berikan untuk kami agar kami
bersih dari dosa dan mampu memasuki Surgamu yang maha indah itu.
Kami akan tetap membuat resolusi kesyukuran
kami atas segala karunia yang telah Engkau karuniakan untuk kami agar kami
mampu berbagi dengan hamba – hambaMu yang lain, agar kami beroleh pahala dan
selamat dari siksa NerakaMu yang maha Dasyat.
Kami akan tetap membuat resolusi Ruhiyah ini
agar mendapatkan Cinta-Mu, Kasih dan Sayang-Mu, serta Ridho-Mu…
Ya Robbi..
Terima kasih untuk sinar mentari panas hari
ini,
Terima kasih untuk curahan air hujan, semalam dan pagi tadi,
Terima kasih untuk setiap detik udara yang aku hirup hingga saat ini,
waktu yang aku lewati, pelajaran yang aku dapat, kisah yang tertoreh, berbagai peristiwa yang tak terbukukan, ujian dan cobaan yang mampu ku hadapi, sejarah yang terangkai, dan bentangan kasih dan lautan CintaMu…
Terima kasih untuk curahan air hujan, semalam dan pagi tadi,
Terima kasih untuk setiap detik udara yang aku hirup hingga saat ini,
waktu yang aku lewati, pelajaran yang aku dapat, kisah yang tertoreh, berbagai peristiwa yang tak terbukukan, ujian dan cobaan yang mampu ku hadapi, sejarah yang terangkai, dan bentangan kasih dan lautan CintaMu…
”Sesungguhnya Resolusi Ruhiyah itu tidak
ada hentinya, sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya
sehingga matahari terbit dari sebelah barat”
Jkt, 1 Januari 2013
Abie Sabiella