Tampilkan postingan dengan label Cita - Cita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cita - Cita. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Desember 2015

Aku & Sahabat Syurga



Garis senyummu masih terlukis di langit senja
Bening suara yang menyapa masih tertanam di dalam jiwa
Belai lembut jemari masih menggetarkan ego di dada
Tak mungkin lepas namamu dan terlupa...


Ku berlari bukan karena ku ingin jauh
Ku diam bukan karena tak mampu menjawab
Ku biarkan waktu mengalir agar kita tetap berfikir,


Tentang cinta,
Tentang cita, dan
Tentang kebenaran yang hakiki…


Maaf,
Aku hanya pandai berbicara,


Maaf,
Aku hanya piawai merangkai kata,


Bahkan problematika sederhana yang kau harap berjawab
Tak mampu aku ungkap...


Namun sobat,
Kebenaran akan tetap tersingkap,
Walau bukan aku yang mengungkap…


Bergulirnya waktu akan menjawabmu
Dengan syarat engkau tetap bersinar,
Engkau tetap berbinar…


Dan aku akan kembali bersandar,
Kembali dalam titik sadar,


Dimanakah bahumu duhai sahabat…

Sahabat…, engkau dimana…???

Bukankah engkau adalah sosok Yang Menghampiriku Ketika seluruh Dunia Menjauhiku ...

Karena Persahabatan itu seperti tangan dan mata,
Saat mata menangis tangan menghapusnya ...


Untukmu, sahabat Syurga…
Batavia city, 11 Dec 2015
~abie sabiella~

Selasa, 16 Oktober 2012

*•.♥.Antara Kau Dan Aku.♥..•*




Ku buka dialog Cinta ini dengan lafadz

Bismillah…

Dan kemudian Aysha belahan jiwaku mulai bertanya,
Aysha bertanya : Dengan sebab apakah
Abang mencintaiku..??

Aku jawab : karena ketaatanmu
dan ketaqwaanmu abang mencintaimu,
dan itu sudah lebih dari cukup…

Aysha-ku bilang : tapi wajahku tidak begitu cantik..

Aku bilang : aku menyukai ukiran
kesederhanaan wajahmu yang
bercahaya dan itu pun sudah lebih dari cukup…

kata Aysha-ku: tapi kulit tubuhku pun tidak
begitu putih..

Aku bilang : kulit tubuhmu
memancarkan cahaya karena
seringnya kau berwudhu dan bagiku itu
sudah lebih dari cukup…

Aku ganti bertanya pada Aysha,

Aku bertanya : apakah Aysha mencintai Abang…?
padahal abang hanya seorang lelaki miskin...

Aysha bilang : iya, Ays mencintai Abang karena
ketaatan dan ketaqwaan abang, Ays mencintaimu,

Dan satu hal lagi, Abang bekerja untuk menjemput rejeki Allah dengan
gigih dan dengan cara yang halal dan mengharap ridho Allah,  itu
sudah lebih dari cukup buat Ays…

kata-ku : tapi aku belum bisa
membelikanmu rumah yang besar
dan lapang…

Ays bilang : Abang punya hati dan
jiwa yang lapang dan itu sudah
lebih dari cukup…

kata-ku : kelak bila kau kepanasan
di rumah, aku belum bisa
membelikanmu pendingin ruangan…

kata Aysha : wajahmu sangat teduh,
tatapan matamu pun menyejukanku, dan itu
sudah lebih dari cukup..

Aku bilang : Aku pun belum
mampu membelikanmu televisi
dan radio hingga rumah kita sepi…

kata Aysha : Abang memiliki suara
yang merdu ketika membaca Al
Qur'an, aku tidak akan pernah
bosan mendengar suaramu dan itu
saaaaaangat lebih dari cukup…

Akupun bilang : aku tidak mempunyai
kendaraan yang bagus untuk
membawamu kemana-mana…

jawab Aysha : Abang lelaki yang penuh
rasa syukur dengan semua yang
abang miliki dan Abang pun penuh percaya
diri dan buat Ays itu sudah lebih dari cukup…

kata-ku : aku belum mampu
membawamu ke tempat-tempat
yang indah bila kau sedang jenuh
di rumah…

Aysha bilang : bagiku kehadiran dan
keberadaanmu di sisiku lebih
indah dan itu sudah lebih dari
cukup…

Taukah Abang, bila aku ditawarkan
dunia dan seisinya untuk ditukar
dengan dirimu, maka aku tidak
akan pernah menukarnya. tidak
akan pernah. karena dunia dan
seisinya meski ditambah lagi
dengan dunia dan seisinya yang
baru tidak akan pernah bisa
menyamai nilai dari ketaatanmu
kepada Allah dan ketaqwaanmu
kepada Allah…

Aku terdiam sejenak, terharu…
Betapa mulianya Bidadariku ini…

Aku tanya : mau kah kau menemani Abang
dalam suka dan duka Ays…?

Jawab Aysha : tentu Abang
karena aku mencintaimu karena Allah apa adanya...

Subhanallah…

Inilah Cinta..^_^

Jumat, 24 Agustus 2012

SANG PENCETAK GENERASI PERADABAN

   

Sejenak kupejamkan mata, menatap liarnya dunia dalam bayangan. Apa yang bisa kulakikan untuk melawan dunia yang telah di padati orang-orang lalim? Kamu terlalu kerdil cha… Sekali lagi, terlalu kerdil! lirih dalam benakku.

Ach, tetapi tidak, bukankah sepatutnya aku berbesar hati, lagi-lagi- karena aku seorang muslimah..?

Aku adalah pencetak generasi pembangun peradaban. Ya, aku seorang calon ibu. 

Dari rahim ini akan lahir manusia-manusia baru, yang aku didik dengan mengagumkan, dan mereka akan bertumbuh menjadi sosok yang juga mengagumkan. Insya Allah…

Pertanyaannya sekarang adalah, sudah sejauh mana persiapanku untuk membentuk generasi yang mengagumkan itu? Cukupkah hanya dengan duduk manis di teras rumah sambil sesekali bergosip dengan tetangga? Atau dengan selonjoran didepan tv sambil membuka majalah fashion? TIDAK. Tentu saja tidak cukup dengan itu. Dan justru aku  miris melihat para ibu yang mempunyai habit seperti itu.

Lalu bagaimana? Bisakah aku menjadi ibu yang baik, ibu yang handal, ibu yang mengagumkan…? Itulah yang aku cemaskan sejak awal. Menjadi seorang ibu adalah hal luar biasa, baik bahagianya maupun tanggung jawabnya. Aku merasa panas dingin jika mengingat-ngingat tentang ini. Mengemban amanah sebagai seorang ibu, seperti apakah rasanya? Bisakah aku melakukannya dengan baik…?

Ach, lalu seonggok pemikiran bermanuver di benakku, mengapa aku harus takut..? Allah telah membekaliku dengan bekal yang baik. Dari kisah para Ummahatul mukminin sebagai sosok muslimah-muslimah tangguh yang bisa aku ambil ibrahnya. Aku tinggal berazzam untuk menjadi ibu terbaik bagi anak-anakku kelak. Itu saja…

Lahir sebagai seorang wanita, aku tahu dan sadar betul bahwasannya wanita adalah madrasah pertama yang akan memformat generasi. Apa yang diterima anak maka itulah yang akan menentukan perjalanan hidupnya. Maka, wanita adalah orang pertama yang memberi kontribusi dalam kehidupan pemuda dan bangsa.

Dengan demikian sosok wanita adalah ujung tombak bagaimana nantinya teropong masa depan keberlangsungan umat dan sebuah geherasi suatu bangsa. Karena wanitalah yang nantinya akan melahirkan generasi-generasi penerus peradaban, yang nantinya akan membesarkan dan membimbing mereka dalam mengarungi beratnya kehidupan.

Nah, ini pun menjadi sebuah renungan bagiku dimana aku adalah termasuk sosok pencetak generasi peradaban ini dan tentunya untuk para wanita masa kini lainnya, teman-teman. Apakah kita sudah berusaha untuk meningkatkan kualitas diri kita agar nantinya dapat menciptakan kualitas generasi yang terbaik pula? Apakah kita sudah tahu bagaimana potensi kita untuk melaksanakan tugas berat ke depan sebagai pencetak generasi pemimpin peradaban? Yuk kita renungkan dalam diri kita masing-masing.

Sebuah bangsa yang maju adalah karena ada andil seorang wanita di belakangnya. Seharusnya sebagai seorang wanita, kita berhak bangga atas berbagai kesempatan dan potensi yang telah diberikan Allah untuk kita. Kita bisa melahirkan, kita bisa menjadi ibu bagi para pemimpin bangsa, kita juga bisa menjadi istri bagi para pejuang umat. Nah, lalu apa permasalahannya saat ini? Permasalahannya adalah dari wanitanya sendiri, teman-temanku. Para wanita saat ini, seakan telah melebur dalam kesibukan dunia sehingga seakan kehilangan kodratnya sebagai seorang wanita. Para wanita saat ini, seakan telah terperdaya oleh keegoisan diri sehingga tak lagi pernah peduli akan bagaimana nantinya masa depan umat ini. Mungkin tidak semua wanita saat ini seperti itu, tapi sebagian besar dari wanita saat ini memang seperti itu.

Sering mendengar kan, kasus seorang ABG yang menggugurkan kandungannya, mengaborsi, melakukan zinah dan berbagai hal maksiat lainnya. Sering mendengar juga kan, kasus seorang ibu yang membuang anaknya, ibu yang tidak peduli dengan anaknya sehingga anaknya menjadi brandal, ibu yang seluruh harinya hanya untuk bekerja di kantor, ibu yang kerjaannya setiap hari hanya menghabis-habiskan uang, pergi ke salon dan berfoya-foya.

Pasti juga sering mendengar kan, istri yang selingkuh di belakang suaminya, istri yang durhaka terhadap suami, istri yang tidak lagi mematuhi suami, dan hal mudharat lainnya. Nah, sekarang kita kaitkan kasus-kasus diatas dengan bobroknya pemimpin bangsa saat ini, merosotnya moral para umat saat ini. Banyak pemimpin yang korupsi, bertindak dzalim, melakukan kriminal moralitas, berzinah, dan maksiat lainnya. Pemimpin bangsa dan umat yang sebagian besar didominasi kaum adam merupakan korban dari bobroknya moral wanita yang berada di belakangnya. Percaya atau tidak, tapi kenyataannya memang seperti itu.

Tidakkah kita belajar dari sejarah, sahabatku…akan kesetiaan dan kemuliaan dari seorang Khadijah, akan ketinggian ilmu dan akhlak dari seorang Aisyah, akan kelembutan dan keindahan akhlak dari seorang Fatimah, dan akan kesabaran dan ketangguhan diri dari seorang Asiyah. Tidakkah kita merefleksikan mereka dalam kehidupan kita, teman? Sudah seharusnya kita para wanita muslim menjadi para penggerak wasiat sejarah ini. Sudah seharusnya kita para wanita mukmin menjadi tonggak berdirinya kemajuan umat dan bangsa ini.

Selama masih ada kita, maka harapan kita untuk menjadikan Islam sebagai peradaban akan terwujud. Oleh karena itu, jadilah wanita yang dirindukan Allah, jadilah wanita yang dicintai Allah, karena pada hakikatnya, wanita diberikan kenikmatan dan keindahan yang begitu banyak oleh Sang Maha Pencipta ini.

Semoga aku dan sahabat wanita semua termasuk wanita yang dipercaya Allah untuk menjadi seorang ibu. Ibu terbaik…! Agar setitik donor kebaikan bisa aku berikan untuk peradaban islam, melalui malaikat-malaikat kecil luar biasa yang kelak lahir dari rahimku. Aamiin.

Allahu’alambisshawwab…

Cha, Yogyakarta - 19 Ramadhan 1433 H

Kamis, 23 Agustus 2012

Inilah LELAKI IDAMAN-MU Saudariku...

ilustrasi saja
Oleh : Abie Sabiella dari ummuafif.com

Ada seorang akhwat yang mengatakan ingin mendapatkan suami yang punya penghasilan yang mapan, gagah, bermata teduh, tegap, tampan, senyumnya menawan, berhidung mancung dan… stop! Ukht, anti mau cari calon suami apa mau audisi bintang sinetron?

Seorang pendamping yang ideal tidak bisa dinilai dari segi fisik atau materi saja, walau memang lelaki yang “ganteng” mampu menyejukkan pandangan mata, namun apa artinya kalau mata sejuk namun hati jadi biru lebam, walaupun suami yang kaya raya mampu membelikan segala yang engkau inginkan, tapi mampukah dia membelikan surga buatmu?

Jawabannya adalah “Tidak”! wahai saudariku, bukankah engkau menginginkan kebahagiaan yang tiada akhirnya, bukankah kasih sayang dan kelembutan yang selama ini menjadi impianmu.

Lelaki ideal memang susah dicari, namun bukan hanya “bentuk ideal” yang mampu membuatmu bahagia dan mengantarkanmu menuju rumah tangga yang sakinah, lelaki ideal memang sebuah harapan, namun kadang sebuah harapan yang terpenuhi tak mampu menghadirkan indahnya bahtera rumah tangga.

Sosok ideal seperti gambaran di atas memang telah menjadi patokan dan syarat di sebagian besar akhwat (kalau mau jujur), selain alasan agar sejuk dilihat dan tidak membosankan pandangan, alasan lain adalah agar tidak memalukan di hadapan umahat yang lain kelak! Duhai kasihan saudaraku para ikhwan yang tidak masuk kriteria ini, dan juga penulis mungkin tidak bisa memenuhi syarat-syarat ini, namun sebuah realita dan kenyataan yang ada di lapangan tetap sebuah fakta.

Kenyataan yang terjadi bahwa para ikhwan juga bukan pelanggan tempat-tempat fitness, seorang ikhwan pernah menyampaikan, “yaa akhi mau olah raga yang paling murah lari pagi dan jalan kaki banyak fitnah pandangan mata, kalau malam memang sepi tapi takut dikira maling atau teroris, atau malah kena paru-paru basah!” Ishbir ya akhi, tidak sampai sebegitunya juga kok, meski artikel ini penulis tujukan buat akhwat yang mau cari suami, buat ikhwan yang sedang mau cari belahan hidup juga bisa dipakai sebagai introspeksi apakah sudah memiliki kriteria berikut ini…

PERTAMA : Dia adalah seorang laki-laki yang taat beragama, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “…Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.” (Al Baqarah : 221)

Diharapkan sekali menjadi syarat nomor wahid untuk calon suami idaman (selain sudah muslim tentunya) adalah seorang laki-laki yang taat dan memiliki rasa takut yang tinggi kepada Allah Ta’ala, karena seorang calon suami seperti ini telah memenuhi syarat menjadi calon pemimpin rumah tangga, dengan ilmu agama yang ia miliki dan bekal keimanan-nya, sangat diharapkan calon suami seperti ini mampu mendidik anak dan istrinya kelak menjadi seorang yang shalih dan shalihah, menjadi hamba-hamba Allah Ta’ala yang taat pula, sehingga keharmonisan dan tersusunnya suatu rumah tangga yang sakinah bisa (insya Allah) diwujudkan.

KEDUA : Dia adalah orang yang hafal atau mengerti sebagian dari Al-Qur’an : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menikahkan seseorang dengan (mahar) beberapa ayat Al-Qur’an yang ia hafal. [HR. Al-Bukhari (5029), dan Muslim (1425)]

Seorang calon suami yang banyak memiliki hafalan Al-Qur’an merupakan calon pasangan yang ideal bagi seorang wanita yang shalihah, seorang calon pemimpin rumah tangga yang ideal tentunya harus saggup mengajarkan Al-Qur’an kepada keluarganya kelak, menjaga hafalan dan bacaan Al-Qur’an anak dan istrinya, apalagi jika sang calon suami juga memahami tafsir ayat dari hafalan Al-Qur’annya, sehingga bisa menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan rumah tangga kesehariannya.

KETIGA : Dia adalah seorang laki-laki yang mampu memberikan ba-ah (nafkah) dengan kedua macamnya, yaitu kemampuan untuk berjima’, dan kemampuan untuk memberikan pembiayaan nikah juga biaya hidup.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan motivasi kepada para pemuda untuk menikah ketika mereka mampu memenuhi ba-ah, dan beliau juga berkata kepada Fathimah binti Qais : “Adapun Mu’awiyah adalah seorang laki-laki yang fakir.” [HR. Muslim (1480), An-Nasa-i (3245), dan Abu Dawud (2284)]

Walaupun kaya raya bukan merupakan syarat, namun tetap diharapkan seorang ikhwan memiliki pekerjaan yang mampu dia gunakan untuk biaya pernikahannya dan untuk menghidupi anak-istrinya, walaupun tiap tahun menjadi “kontraktor” (tukang kontrak rumah-red), sudah dianggap mampu untuk memulai kehidupan rumah tangga, selain mampu memberikan kebutuhan biologis pada istrinya (bukan laki-laki yang impoten), sangat diharapkan untuk sebuah rumah tangga tidak dimulai dengan kehidupan menumpang orang tua (Pondok Mertua Indah).

KEEMPAT : Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut kepada wanita : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang Abu Jahm : “Adapun Abu Jahm adalah seorang laki-laki yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya (suka memukul), maka nikahilah Usamah.” [HR. Muslim (1480), An-Nasa-i (3245), dan Abu Dawud (2284)]

Hendaklah ada pada diri seorang calon suami sifat lembut dan romantis, karena akan semakin menambah mekarnya bunga-bunga cinta dalam rumah tangga, sehingga seorang wanita bisa benar-benar merasakan ketentraman dalam hidup berumah tangga, seorang calon suami hendaknya seseorang yang mampu tampil bijak dan mampu menahan amarah ketika melihat suatu hal yang tidak mengenakkan hatinya pada istrinya. Seorang calon suami idaman adalah laki-laki yang mampu tampil sebagai pengayom dalam rumah tangganya, juga seorang laki-laki yang pandai menumbuhkan suasana tentram dalam rumah, tidak suka teriak-teriak dan tukang marah, seorang laki-laki yang santun tutur kata dan penuh kasing saying kepada istrinya kelak.

KELIMA : Istrinya senang melihatnya, sehingga di antara keduanya tidak ada kerenggangan dan si wanita tidak ingkar ketika hidup bersamanya. Dalam hal ini memang seorang laki-laki mampu menjaga penampilan dan badannya, sebagaimana seorang ikhwan mengharapkan calon istri yang semampai, begitu juga seorang akhwat ingin mendapatkan seorang calon suami yang memiliki postur ideal (tidak mesti harus tampan seperti bintang sinetron), maksudnya, hendaknya seorang ikhwan tidak membiasakan diri punya perut yang gemuk sehingga tidak enak dipandang, kemudian hendaknya ikhwan menjaga bau tubuhnya agar selalu tampil menyenangkan saat di hadapan istri, potongan rambut juga jangan acak-acakan seenaknya, mengenakan pakaian taqwa dengan baik dan rapi, maka akan menampilkan sosok berwibawa dan sejuk dilihat.

Perkara wajah (tampang) dalam hal ini relatif, tergantung dari pihak calon istri ketika nazhar (melihat calon istri / suami), namun kami nasihatkan kepada ukhti fillah agar tidak hanya melihat ketampanan fisik kemudian melupakan akhlak calon suami, dan ada sebuah tips kecil bagi akhwat yang kurang berkenan ketika nazhar “bahwa cinta bisa mudah tumbuh ketika calon suami memiliki akhlak yang mulia”

KEENAM : Dia adalah seorang laki-laki yang tidak mandul. Hal ini karena adanya riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan keturunan kecuali jika ada beberapa faktor pendukung untuk menikah dengannya.

Buah pernikahan adalah dengan hadirnya anak-anak yang bisa menyejukkan pandangan dalam rumah tangga, sangat diharapkan akan muncul benih-benih yang shalih dan shalihah dalam sebuah pernikahan seorang muslim dengan muslimah, namun jika ada kondisi lain yang tidak memungkinkan menjadi pengecualian bagi seorang muslimah yang berbesar hati untuk menikah dengan seorang lelaki yang mandul namun memiliki akhlak yang mulia, namun hendaknya hal ini disampaikan pada saat proses khitbah agar diketahui kekurangan masing-masing pihak dan tidak ada unsur penipuan dalam pernikahan.

KETUJUH : Berasal dari lingkungan yang mulia, Al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Sa’id bin al-Musayyib rahimahullah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia seperti barang tambang emas dan perak. Yang terbaik dari mereka pada masa jahiliyah adalah yang terbaik pula pada masa Islam apabila mereka berilmu.”

Lingkungan kadang berpengaruh besar terhadap akhlak seseorang, maka pilihlah calon suami yang memiliki pergaulan yang syar’i, bukan laki-laki yang suka nongkrong di pinggir jalan atau laki-laki yang gemar berpesta serta suka bergaul dengan sembarang orang, namun carilah seorang calon suami yang gemar menghadiri ta’lim-ta’lim yang mengajarkan Islam yang syar’i dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga dari pergaulan yang mulia ini diharapkan mampu muncul sosok yang bersih dan jauh dari bisikan-bisian maksiyat.

Demikianlah wahai ukhti fillah, termasuk beberapa kriteria seorang lelaki idaman, dan penulis telah banyak bertemu dengan ikhwan-ikhwan yang memenuhi semua criteria di atas, jadi bagi ukhti fillah yang sudah siap menikah tidak susah untuk mendapatkan calon pendamping idaman, banyak ikhwan yang berakhlak mulia siap untuk mendampingimu, (afwan penulis tidak membuka kontak jodoh), namun rumah tangga yang sakinah tidak bisa dibeli dengan harta yang berlimpah atau dengan wajah bak bintang film laga, bisa jadi mereka yang bercelana “cingkrang” walau tidak kebanjiran, atau mereka yang berjenggot tipis walau tidak berhidung mancung seperti orang arab (maklum ras asia), atau juga mereka yang berbaju gamis dan suka menundukkan pandangan saat berjalan di tempat umum (walau kadang sering tidak sengaja nabrak rambu-rambu jalan) adalah calon suami yang engkau cari… Mau...?
 


Rabu, 22 Agustus 2012

KARENA TAKDIR ALLAH begitu BAIK

by: mjar

Jika kita pandang dari satu sisi mungkin terasa tidak enak.
Namun coba kita pandang dari sisi lain, ALLAH punya maksud lain yang terbaik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran dan kesedihan, juga gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya; melainkan ALLAH akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” [HR. Bukhari]

Perhatikanlah janji ALLAH…
Dosa-dosa akan berguguran satu demi satu, jadi tidak perlu bersedih; “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (lihat, al-Insyiraah: 5)

Jadi, tidak perlu juga gelisah; “Sesungguhnya pertolongan akan datang bersama kesabaran.” [HR. Ahmad - sahih]

Jalan keluar begitu dekat bagi orang yang bertakwa.
Pertolongan mudah datang jika seseorang bersabar.
Jagalah hati, lisan dan anggota badan dari berkeluh kesah.
Ridhalah dengan takdir Ilahi.
Jadikan sabar sebagai jalan meraih pertolongan.

Musibah semakin mendewasakan diri.
Musibah semakin meninggikan derajat di sisi ALLAH.
Musibah semakin menguji iman seseorang.

Semoga ALLAH menjadikan badai cepat berlalu.
Semoga ALLAH menjadikan diri kita menjadi orang yang bersabar.
Semoga ALLAH membalas orang yang bersabar dengan JANNATUL FIRDAUS.

Amin...

Selasa, 22 November 2011

Mimpi Seorang Evi Andriani

Ummu Khansa Shalihah

“Ini mimpiku, apa mimpimu?”
Kumulai menulisnya dengan ucapan “Bismillah...”

Adekku sayang, mimpimu sangatlah indah. “Kau menjemput aku di Bandara Soekarno Hatta dengan memakai jilbab rapi dan almamater ITB, kemudia aku mengajakmu ke kampus baruku, LIPIA”


Apakah engkau ingin mengetahui apa mimpi mba?
Ya, mimpi mba sangatlah sederhana tapi begitu kompleksnya.
Mba lebih suka mengatakannya impian, karena mimpi mensugesti kita untuk berkhayal sedangkan impian adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan dan berusaha hendak di capai.

»► Mba punya impian, “menjadi orang tua terbaik untuk dunia dan akhirat.”
Makna ♥“orang tua”♥ sangatlah tersirat di dalamnya.
Orang tua bagi mba diartikan selain sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya, sebagai pendidik bagi murid-murid yang diajarnya juga menjadi sosok teladan dan mencerdaskan semua kehidupan masyarakat dengan akhlak yang baik dan memiliki nilan keimanan di dalam hatinya.

- Mba ingin menjadi seorang ibu yang terbaik dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi Qur’ani yang ceras dan bertaqwa.
Tentunya itu juga didukung bersama belahan jiwa yang selalu semangat mendukung visi dan misi dalam berumah tangga yang baik dan benar.


Mba ingin sekali membentuk anak-anak mba kelak menjadi seorang dokter yang handal ahli dibidang hematologi (kuliah spesialis di luar negeri dan mengadakan beberapa penelitian), seorang ustadz/ah yang siap memberikan pencerahan kepada semua insan, seorang ahli dibidang IT dan ahli di bidang astronomi. (kalai begini minimal harus punya anak 4 ya dek hehehe) dan semuanya mencintai Al-Qur’an, penghafal Al-Qur’an serta tidak pelit dalam ilmu dan harta karenanya mereka harus dididik dengan akhlak dan iman yang baik. Sikap kerendahan hati selalu tercermin dalam keseharian hidupnya.

- Mba ingin memajukan dunia literasi (kepenulisan) di Medan khususnya.
Berusaha mengajak PEMDA untuk ikut serta dalam memperhatikan masyarakatnya untuk cinta membaca dan menulis. Tentu saja ini tidak mudah, karena hal ini juga harus ada kerjasama dari kita semua yang gemar membaca dan menulis. Juga harus ada perhatian dari seluruh guru dan para orangtua betapa pentingnya budaya membaca itu. 

Jangan kita hanya pelajarannya saja yang terus bertambah banyak, tapi pembentukan budaya membaca, dan menuangkan apa yang mereka pahami itulah yang kurang sehingga kita melihat begitu banyak rakyat yang kurang cerdas padahal kita semua adalah makhluk istimewa yang cerdas. Pengayoman ini akan menghasilkan akhlak dan iman yang terbina.

- Mba ingin menjadi pemerhati di dunia kesehatan khususnya dibidang penyakit autoimun seperti LUPUS dan ITP.

- Mba ingin menjadi seorang dosen yang siap memberikan pengetahuan ilmu untuk masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Hal ini harus mba wujudkan karena ini adalah impian orangtua mba pada diri mba sendiri.

- Mba ingin menjadi seorang penulis yang handal tapi tetap memegang latar belakang kehidupan mba dibidang teknik.

Tidak mudah untuk istiqomah di bidang latar belakang kita ketika kita sudah senang di dunia sastra Indonesia, penyair, dll. Kebanyakan mereka yang senang di dunia tulis-menulis melupakan latar belakang siapa mereka sebelumnya. Inilah yang ingin mba buktikan. Sejujurnya emang susah dijalani saat bersamaan, saat mba fokus dibidang keteknikan, mba lemah di bidang sastra Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Namun, di sini mba ga mau meninggalkan apa yang menjadi latar belakang kehidupan mba. Karena sangat disayangkan ilmu yang telah kita peroleh ditidurkan karena sebuah kesukaan kita di bidang sastra.

- Mba ingin kelak menjadi seorang trainer / pembicara baik dari segi motivasi maupun dakwah.

Subhanallah, panjang juga ya nih status, Lagi-lagi tanpa tersadar sudah tertuliskan. Cukup sekian ya adek sayang. Sebenarnya masih panjang lagi tapi nanti bosan bacanya hehehe. Tetap semangat selalu adekku. Gapai selalu mimpimu untuk selalu engkau raih menjadi sesuatu yang nyata.

Mba jadi teringat dan membaca kembali tulisan mba di eramuslim tentang :
— bersama Isky Kamil dan 46 lainnya