Tampilkan postingan dengan label Selfreminder. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selfreminder. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Januari 2019

APA SETELAH UMRAH...



Ibadah Umrah telah usai di laksanakan, banyak rasa yang memenuhi ruang jiwa di antara para jama'ah Umrah...

Ada rasa puas, ada rasa kurang maksimal terkait waktu yang begitu singkat-nya, ada rasa sedih karena harus meninggalkan Baytullah, sementara hati masih ingin terpaut selalu dalam derap langkah thawaf, dan ada pula yang jiwanya ter-cengkram rasa rindu yang amat sangat mendalam, rindu yang tak seperti biasanya, rindu akan bebasnya menumpahkan air mata dalam khusyu'nya muhasabah, rindu berbisik syahdu dalam pelukan Multazam, atau dalam sujud-sujud panjang di atas karpet Raudhah, juga rindu akan suasana khidmat dalam doa dan munajat...
Dan masih banyak rasa lagi yang tak mampu terwakilkan oleh untaian kata-kata...

Namun, ada satu hal yang menjadi pertanyaan penting atas siapapun yang telah kembali dari tanah suci Makkah Al Mukaromah dan Madinah Al Munawwarah...

Apa setelah Umrah...???

Ada hal-hal Penting yang Perlu Dilakukan oleh Jamaah Umrah Sepulang dari Tanah Suci, diantaranya adalah,

1. Istiqomah
 
Berusaha, berazam (bertekad) untuk bisa Istiqomah atas amal-amal yang pernah ia kerjakan di dua tanah suci (Makkah & Madinah) diantaranya bagi kaum laki-laki adalah senantiasa melaksanakan sholat wajib secara berjamaah di masjid-masjid terdekat, sebagaimana di tanah suci kemarin dimana kita tak mau ketinggalan untuk sholat berjamaah di masjid walau hanya sekali waktupun.

2. Menambah amalan-amalan Sunnah

Tersebab dari Istiqomah itulah, di harapkan setiap alumni Umrah senantiasa konsisten menjaga amalan-amalan Sunnah sebagai amalan tambahan, seperti konsisten melaksanakan sholat Dhuha sebelum beraktivitas, sholat Sunnah sebelum dan sesudah sholat wajib, sholat tahajud dan sholat-sholat Sunnah yang lain, serta selalu rajin berdoa dan merutinkan untuk membaca (mengamalkan) dzikir pagi dan petang.

Dengan indikator seperti ini, boleh jadi ini merupakan bukti bahwa Ibadah Umrah kita kemarin mendapatkan Umrah yang Maqbullah (diterima Allah).

Jika ini bisa di pertahankan, semoga ini menjadi bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang Allah karuniakan kepada para jama'ah sekalian...

Dan Khabar bagusnya,

  لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
 
3. Memotivasi
 
Ketika jama'ah sampai di rumah dari Safar suci ini, biasanya banyak tamu yang datang menyambut, memberi ucapan dll, mereka pun berbincang-bincang, orang yang baru pulang Umrah tak jarang akan menceritakan pengalamannya pada keluarga, sanak saudara, dan tetangga. Namun, tidak hanya cukup membagikan pengalaman saja, orang yang baru pulang Umrah pun perlu memotivasi keluarga, sana saudara, teman dan tetangganya itu, supaya berniat, bersungguh-sungguh untuk bisa berkunjungIni ke Baytullah...

Semoga keluarga, sana saudara, teman dan tetangga semuanya Allah mudahkan untuk berkunjung ke Baytullah, Aamiin...

Jazakumullah khairan…
yang telah mempercayai kami sebagai wasilah menuju Baytullah...

Barakallahufiekum...

Kalimalang City, 02/01/2019
Abie Sabiella | Syafa

Kamis, 16 November 2017

KEKUATAN DO'A ORANGTUA UNTUK ANAKNYA




Syaikh Fahad Al Kandari bercerita:

Dulu saat mengimami sebuah masjid di Kuwait, saya lupa sebuah ayat. Ternyata, ada seorang yang mengoreksi bacaan saya. Hanya seorang, yang ternyata ia adalah kakek tua.

Saya tertarik untuk menemuinya.

Syaikh Fahad:
Kek, anda hafal Qur'an ya?

"Iya, benar".

Syaikh Fahad:
Masya Allah, tentu anda hafal sejak kecil kan?

Tidak Syaikh. Saya malah baru mulai menghafal sejak usia 60 tahun.

Syaikh tertegun.

Syaikh Fahad:
Masya Allah, bagaimana mungkin? Bagaimana ceritanya? Bukannya itu sulit ?

Tidak juga. Mungkin salah satu penyebabnya, adalah ibuku.

Ada satu hal yg selalu ia lakukan, tak pernah ia tinggalkan hingga beliau meninggal.

Apa itu..?

Ia tidak pernah berhenti mendoakan ku agar hafal Al-Qur'an...

Karena doa orangtua termasuk doa yang terkabul, dan tidak memiliki penghalang menuju Allah

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu : doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yang terzalimi" (HR. Al-Bukhari / Al-Adab, Al-Mufrad-32, Abu Dawud)

Ayah, Ibu, jangan pernah engkau remehkan kekuatan doamu untuk anak-anakmu...

Jikapun belum terkabul sekarang, mungkin kelak, ketika engkau telah tiada...

Smoga bermanfaat...


Rabu, 15 November 2017

MENJADI PENG-INSPIRASI







Menjadi inspirasi bagi orang memang bukan hal yang mudah, karena kita harus memiliki sesuatu yang mampu menjadi bahan inspirasi orang lain.

Untuk menjadi seorang inspirator, Ia harus mahir dalam hal yang ia kerjakan, tak pernah merasa puas, selalu ingin berubah dan fokus dalam mengembangkan kepribadiannya, Ia mampu menumbuhkan kepedulian pada orang lain, ia mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu dalam hal terbaik, Ia memberikan contoh, dan berusaha menjadi teladan, Ia telah mengucapkannya ketika  orang lain masih berfikir.


Itu syarat menjadi peng-inspirasi, ketika itu semua biasa kita lakukan, justru kadang kita tidak tahu bagaimana untuk menjadi inspirasi bagi orang lain, padahal pada saat yang sama kita telah di jadikan bahan inspirasi orang lain di sekeliling kita.

Sekalipun kita hanya tahu hal-hal yang sederhana seperti membukakan pintu, membawakan tas, membantu orang tua yang hendak menyeberang jalan, menyuguhkan segelas air, tersenyum dan bersikap ramah pada orang  sekitar..., yaa hanya sebatas itu yang kita tahu dan kita lakukan, tapi kita lakukan dengan ikhlas, maka akan menjadi Inspirasi orang yang melihat kita.

Lebih sering tidak kita sadari saat kita terus berusaha memperbaiki diri sendiri, setiap saat, setiap hari, pada hakikatnya seantero dunia sedang menyaksikan sebuah inspirasi dari diri kita.

inspirasi tidak hanya sebatas pada teori dan kaidah baku, tapi perlu di dasari dari setiap apa yang kita aktifitaskan tidak lepas dari nilai – nilai ketulusan dan hukum alam (sunnatullah) pada setiap sendi sendi kehidupan.

Lihat, dan rasakan...
Jangan pernah bosan ataupun segan dalam memulai setiap jengkal kebajikan.

Berbuat baiklah kepada semua Mahluk ciptaan-Nya, sebanyak yang kau tahu dan mampu.

Karena engkau tidak pernah tahu, saat kau tertidur pulas, ada pahala yang terus mengalir, efek dari sebuah inspirasi yang sedang orang lain kerjakan, yang pernah kau pesonakan di suatu waktu.

Masyaa Allah...
Salsabila Naqiyyah
kuningan, 15 nov 2017
(Pusat karantina tahfidz Qur’an Nasional)

Rabu, 11 Oktober 2017

IA HANYA HAK PAKAI BUKAN HAK MILIK




Mungkin kau tak tau dimana rizkimu,
Tapi rizkimu tau dimana dirimu berada,
Dari lautan biru, di hamparan bumi atau mungkin di puncak gunung,
Dan Allah memerintahkannya menujumu…

Allah menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari ketika engkau dalam kandungan ibumu…

Amatlah keliru bila bertawakkal dalam mengais rizki, dimaknai sebagai ending dari sebuah hasil kerja…

Karena bekerja adalah salah satu bagian dari ibadah, sementara rizki itu adalah urusanNya, yang telah DIA jamin untuk seluruh hamba-Nya, mau bekerja atau tak bekerja...


Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang telah dijaminNya,
Adalah sebuah kekeliruan berganda…

Manusia membanting tulang, demi angka, demi simpanan atau apalah namanya, seperti halnya gaji, yang mungkin, esok atau lusa akan ditinggal mati…


Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka semata,
Namun sesungguhnya Rizki adalah apa yang telah dinikmatinya…

Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah menaruh sekehendakNya…

Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa,
Tapi zamzam justru muncul dari kaki bayinya…


Ikhtiyar itu perbuatan, sebab …
Dan Rizki itu kejutan, gift dari Allah Jalla wa ala…

Dan jangan lupa,
Tiap hakekat rizki akan ditanya…
“Darimana dan untuk apa”…
Karena rizki adalah “hak pakai”, bukan hak penguasaan atau milik...


Yang halalnya di hisab…
Dan haramnya di adzab…


Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain,
Bila kau iri pada rizkinya, kau juga harus iri pada takdir matinya…
Karena Allah membagi rizki, jodoh dan ajal hamba-Nya, yang mustahil bisa tertukar satu dan lainnya…


Jadi yakinlah,

Semua apapun yang terjadi adalah atas kehendak dan takaran-Nya,

Dan ridho atas pembagian-Nya, adalah sikap cerdas seorang hamba...

Semoga bermanfaat,

Baarakallaahu fiikum...

@bii