ilustrasi saja |
Oleh : Abie Sabiella dari ummuafif.com
Ada seorang akhwat yang mengatakan ingin mendapatkan suami yang punya penghasilan yang mapan, gagah, bermata teduh, tegap, tampan, senyumnya menawan, berhidung mancung dan… stop! Ukht, anti mau cari calon suami apa mau audisi bintang sinetron?
Seorang pendamping yang ideal tidak bisa dinilai dari segi fisik atau materi saja, walau memang lelaki yang “ganteng” mampu menyejukkan pandangan mata, namun apa artinya kalau mata sejuk namun hati jadi biru lebam, walaupun suami yang kaya raya mampu membelikan segala yang engkau inginkan, tapi mampukah dia membelikan surga buatmu?
Ada seorang akhwat yang mengatakan ingin mendapatkan suami yang punya penghasilan yang mapan, gagah, bermata teduh, tegap, tampan, senyumnya menawan, berhidung mancung dan… stop! Ukht, anti mau cari calon suami apa mau audisi bintang sinetron?
Seorang pendamping yang ideal tidak bisa dinilai dari segi fisik atau materi saja, walau memang lelaki yang “ganteng” mampu menyejukkan pandangan mata, namun apa artinya kalau mata sejuk namun hati jadi biru lebam, walaupun suami yang kaya raya mampu membelikan segala yang engkau inginkan, tapi mampukah dia membelikan surga buatmu?
Jawabannya adalah “Tidak”! wahai
saudariku, bukankah engkau menginginkan kebahagiaan yang tiada
akhirnya, bukankah kasih sayang dan kelembutan yang selama ini menjadi
impianmu.
Lelaki ideal memang susah dicari, namun bukan hanya “bentuk ideal” yang mampu membuatmu bahagia dan mengantarkanmu menuju rumah tangga yang sakinah, lelaki ideal memang sebuah harapan, namun kadang sebuah harapan yang terpenuhi tak mampu menghadirkan indahnya bahtera rumah tangga.
Lelaki ideal memang susah dicari, namun bukan hanya “bentuk ideal” yang mampu membuatmu bahagia dan mengantarkanmu menuju rumah tangga yang sakinah, lelaki ideal memang sebuah harapan, namun kadang sebuah harapan yang terpenuhi tak mampu menghadirkan indahnya bahtera rumah tangga.
Sosok ideal seperti gambaran di atas
memang telah menjadi patokan dan syarat di sebagian besar akhwat (kalau
mau jujur), selain alasan agar sejuk dilihat dan tidak membosankan
pandangan, alasan lain adalah agar tidak memalukan di hadapan umahat
yang lain kelak! Duhai kasihan saudaraku para ikhwan yang tidak masuk
kriteria ini, dan juga penulis mungkin tidak bisa memenuhi
syarat-syarat ini, namun sebuah realita dan kenyataan yang ada di
lapangan tetap sebuah fakta.
Kenyataan yang terjadi bahwa para ikhwan
juga bukan pelanggan tempat-tempat fitness, seorang ikhwan pernah
menyampaikan, “yaa akhi mau olah raga yang paling murah lari pagi dan
jalan kaki banyak fitnah pandangan mata, kalau malam memang sepi tapi
takut dikira maling atau teroris, atau malah kena paru-paru basah!”
Ishbir ya akhi, tidak sampai sebegitunya juga kok, meski artikel ini
penulis tujukan buat akhwat yang mau cari suami, buat ikhwan yang
sedang mau cari belahan hidup juga bisa dipakai sebagai introspeksi
apakah sudah memiliki kriteria berikut ini…
PERTAMA : Dia adalah seorang laki-laki
yang taat beragama, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“…Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun
dia menarik hatimu.” (Al Baqarah : 221)
Diharapkan sekali menjadi syarat nomor
wahid untuk calon suami idaman (selain sudah muslim tentunya) adalah
seorang laki-laki yang taat dan memiliki rasa takut yang tinggi kepada
Allah Ta’ala, karena seorang calon suami seperti ini telah memenuhi
syarat menjadi calon pemimpin rumah tangga, dengan ilmu agama yang ia
miliki dan bekal keimanan-nya, sangat diharapkan calon suami seperti
ini mampu mendidik anak dan istrinya kelak menjadi seorang yang shalih
dan shalihah, menjadi hamba-hamba Allah Ta’ala yang taat pula, sehingga
keharmonisan dan tersusunnya suatu rumah tangga yang sakinah bisa
(insya Allah) diwujudkan.
KEDUA : Dia adalah orang yang hafal atau
mengerti sebagian dari Al-Qur’an : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah menikahkan seseorang dengan (mahar) beberapa ayat Al-Qur’an yang
ia hafal. [HR. Al-Bukhari (5029), dan Muslim (1425)]
Seorang calon suami yang banyak memiliki
hafalan Al-Qur’an merupakan calon pasangan yang ideal bagi seorang
wanita yang shalihah, seorang calon pemimpin rumah tangga yang ideal
tentunya harus saggup mengajarkan Al-Qur’an kepada keluarganya kelak,
menjaga hafalan dan bacaan Al-Qur’an anak dan istrinya, apalagi jika
sang calon suami juga memahami tafsir ayat dari hafalan Al-Qur’annya,
sehingga bisa menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan rumah tangga
kesehariannya.
KETIGA : Dia adalah seorang laki-laki
yang mampu memberikan ba-ah (nafkah) dengan kedua macamnya, yaitu
kemampuan untuk berjima’, dan kemampuan untuk memberikan pembiayaan
nikah juga biaya hidup.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan motivasi kepada para pemuda untuk menikah ketika mereka
mampu memenuhi ba-ah, dan beliau juga berkata kepada Fathimah binti
Qais : “Adapun Mu’awiyah adalah seorang laki-laki yang fakir.” [HR.
Muslim (1480), An-Nasa-i (3245), dan Abu Dawud (2284)]
Walaupun kaya raya bukan merupakan
syarat, namun tetap diharapkan seorang ikhwan memiliki pekerjaan yang
mampu dia gunakan untuk biaya pernikahannya dan untuk menghidupi
anak-istrinya, walaupun tiap tahun menjadi “kontraktor” (tukang kontrak
rumah-red), sudah dianggap mampu untuk memulai kehidupan rumah tangga,
selain mampu memberikan kebutuhan biologis pada istrinya (bukan
laki-laki yang impoten), sangat diharapkan untuk sebuah rumah tangga
tidak dimulai dengan kehidupan menumpang orang tua (Pondok Mertua
Indah).
KEEMPAT : Dia adalah seorang laki-laki
yang lemah lembut kepada wanita : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda tentang Abu Jahm : “Adapun Abu Jahm adalah seorang
laki-laki yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya (suka
memukul), maka nikahilah Usamah.” [HR. Muslim (1480), An-Nasa-i (3245),
dan Abu Dawud (2284)]
Hendaklah ada pada diri seorang calon
suami sifat lembut dan romantis, karena akan semakin menambah mekarnya
bunga-bunga cinta dalam rumah tangga, sehingga seorang wanita bisa
benar-benar merasakan ketentraman dalam hidup berumah tangga, seorang
calon suami hendaknya seseorang yang mampu tampil bijak dan mampu
menahan amarah ketika melihat suatu hal yang tidak mengenakkan hatinya
pada istrinya. Seorang calon suami idaman adalah laki-laki yang mampu
tampil sebagai pengayom dalam rumah tangganya, juga seorang laki-laki
yang pandai menumbuhkan suasana tentram dalam rumah, tidak suka
teriak-teriak dan tukang marah, seorang laki-laki yang santun tutur
kata dan penuh kasing saying kepada istrinya kelak.
KELIMA : Istrinya senang melihatnya,
sehingga di antara keduanya tidak ada kerenggangan dan si wanita tidak
ingkar ketika hidup bersamanya. Dalam hal ini memang seorang laki-laki
mampu menjaga penampilan dan badannya, sebagaimana seorang ikhwan
mengharapkan calon istri yang semampai, begitu juga seorang akhwat
ingin mendapatkan seorang calon suami yang memiliki postur ideal (tidak
mesti harus tampan seperti bintang sinetron), maksudnya, hendaknya
seorang ikhwan tidak membiasakan diri punya perut yang gemuk sehingga
tidak enak dipandang, kemudian hendaknya ikhwan menjaga bau tubuhnya
agar selalu tampil menyenangkan saat di hadapan istri, potongan rambut
juga jangan acak-acakan seenaknya, mengenakan pakaian taqwa dengan baik
dan rapi, maka akan menampilkan sosok berwibawa dan sejuk dilihat.
Perkara wajah (tampang) dalam hal ini
relatif, tergantung dari pihak calon istri ketika nazhar (melihat calon
istri / suami), namun kami nasihatkan kepada ukhti fillah agar tidak
hanya melihat ketampanan fisik kemudian melupakan akhlak calon suami,
dan ada sebuah tips kecil bagi akhwat yang kurang berkenan ketika
nazhar “bahwa cinta bisa mudah tumbuh ketika calon suami memiliki
akhlak yang mulia”
KEENAM : Dia adalah seorang laki-laki
yang tidak mandul. Hal ini karena adanya riwayat yang menjelaskan
tentang keutamaan keturunan kecuali jika ada beberapa faktor pendukung
untuk menikah dengannya.
Buah pernikahan adalah dengan hadirnya
anak-anak yang bisa menyejukkan pandangan dalam rumah tangga, sangat
diharapkan akan muncul benih-benih yang shalih dan shalihah dalam
sebuah pernikahan seorang muslim dengan muslimah, namun jika ada
kondisi lain yang tidak memungkinkan menjadi pengecualian bagi seorang
muslimah yang berbesar hati untuk menikah dengan seorang lelaki yang
mandul namun memiliki akhlak yang mulia, namun hendaknya hal ini
disampaikan pada saat proses khitbah agar diketahui kekurangan
masing-masing pihak dan tidak ada unsur penipuan dalam pernikahan.
KETUJUH : Berasal dari lingkungan yang
mulia, Al-Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Sa’id bin
al-Musayyib rahimahullah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Manusia seperti barang tambang emas dan perak. Yang terbaik
dari mereka pada masa jahiliyah adalah yang terbaik pula pada masa
Islam apabila mereka berilmu.”
Lingkungan kadang berpengaruh besar
terhadap akhlak seseorang, maka pilihlah calon suami yang memiliki
pergaulan yang syar’i, bukan laki-laki yang suka nongkrong di pinggir
jalan atau laki-laki yang gemar berpesta serta suka bergaul dengan
sembarang orang, namun carilah seorang calon suami yang gemar
menghadiri ta’lim-ta’lim yang mengajarkan Islam yang syar’i dan sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga dari pergaulan yang
mulia ini diharapkan mampu muncul sosok yang bersih dan jauh dari
bisikan-bisian maksiyat.
Demikianlah wahai ukhti fillah, termasuk
beberapa kriteria seorang lelaki idaman, dan penulis telah banyak
bertemu dengan ikhwan-ikhwan yang memenuhi semua criteria di atas, jadi
bagi ukhti fillah yang sudah siap menikah tidak susah untuk
mendapatkan calon pendamping idaman, banyak ikhwan yang berakhlak mulia
siap untuk mendampingimu, (afwan penulis tidak membuka kontak jodoh),
namun rumah tangga yang sakinah tidak bisa dibeli dengan harta yang
berlimpah atau dengan wajah bak bintang film laga, bisa jadi mereka
yang bercelana “cingkrang” walau tidak kebanjiran, atau mereka yang
berjenggot tipis walau tidak berhidung mancung seperti orang arab
(maklum ras asia), atau juga mereka yang berbaju gamis dan suka
menundukkan pandangan saat berjalan di tempat umum (walau kadang sering
tidak sengaja nabrak rambu-rambu jalan) adalah calon suami yang engkau
cari… Mau...?
Idaman ng mesti dimiliki kali ya, Pak? Bertahun2 nyariin kriteria spt itu, ng dapet2,,,,ampe ketuaan,,,,bablazzz. Udah takdir kali ya
BalasHapusbukan soal takdir semata, ikhtiar tetep terus di upayakan, dan nanti ketika Allah mempertemukan anda dgn seseorang (smoga jodoh anada), jgn berfikir lagi apakah ini ideal atau tidak, karena sesungguhnya ideal itu adalah sebuah upaya yg terus menerus dari sebelum ketemu jodoh sampai setelah mendapatkan jodoh pula. Banyak pasangan yg jauh dari ideal tapi bisa hidup bersama, karena yg ada adalah bukan saling menuntut ke idealaanya pasangan tapi, masing2 pasangan terus dan terus berusaha menjadi sosok ideak utk pasangannya, Allahu'alam...:)
BalasHapusIya dech,Syukron.
BalasHapusMoga2 dimudahkan oleh Allah Azza wa Jalla...dapet yang semanhaj, baik, santun dan sederhana. Aamiin
amin...
BalasHapus