“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku”.[ Hadits qudsi yang di riwayatkan al-Bukhâri (no 7066- cet. Dâru Ibni Katsîr) dan Muslim (no 2675)]
Maknanya adalah bahwa Allâh Ta'ala akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allâh Ta'ala.[ Lihat kitab Faidhul Qadîr (2/312) dan Tuhfatul Ahwadzi (7/53)]
Menyoal tentang problematika dalam hidup, ketahuilan bahwasannya hidup itu tidak sedatar seperti tv LCD ataupun tv PLASMA, juga tidak sedatar kaca jendela.hidup itu penuh dengan cobaan, ujian yang kesemuanya itu adalah konsekuensi dari hidup itu sendiri.
Bukti bahwa hidup itu akan di penuhi cobaan dan ujian bahkan musibah adalah ayat berikut;
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiyâ’/21:35)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:
“(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”.[ Tafsîr Ibnu Katsîr (5/342- cet Dâru Thayyibah).]
Tidak ada ceritanya manusia yang hidup ini tanpa menghadapi masalah dan kesedihan. Dan tidak ada pula manusia yang dilahirkan dalam bentuk “PERFECT”. Sepintar-pintarnya, setampan atau secantik apapun dia pasti tetap memiliki kecacatan (imperfect).
Tidak sedikit di antara sebagian manusia mengalami stress yang amat sangat ketika menghadapi permasalahan hidupnya, karena mereka beranggapan bahwa hidup itu bebas dari masalah, Padahal sesungguhnya dengan adanya masalah dan kesedihan, orang-orang dapat bertahan hidup dan merintis masa depannya, Justru dengan adanya masalah itu seseorang baru dapat menghargai hidupnya. Keinginan bebas dari masalah tentu diinginkan banyak orang, termasuk juga saya dan Anda sekalian :)
Tetapi apakah hidup kita bisa demikian…? Tanpa masalah…? Tentu sebuah kemustahilan, ”Life Is Not Flat”, tapi hidup penuh dengan lika-liku, demikian pun halnya tentang masa depan kita yang akan dipenuhi silih bergantinya suka dan duka.
Bila kita melihat masalah tersebut sebagai sebuah keindahan. Maka hidup kita akan indah, tetapi bila kita melihat masalah sebagai penderitaan yang amat sangat penuh bebas, maka hidup ini pun serasa di penjara dan terasa penuh beban hidup, padahal Bukankah susah dan senang itu bagaikan tamu yang mampir ke rumah kita. Mereka pasti datang. Tinggal bagaimana sikap kita menjadi tuan rumah yang baik.
Cobaan pasti akan datang, ujian pun pasti akan menghampiri kita, tapi janganlah lupa bahwasannya setiap cobaan dan ujian bahkan musibah yang menghampiri kita adalah sesuai dengan kadar kemampuan kita untuk survive terhadap cobaan itu, sebagaimana firrman-Nya,
Cobaan pasti akan datang, ujian pun pasti akan menghampiri kita, tapi janganlah lupa bahwasannya setiap cobaan dan ujian bahkan musibah yang menghampiri kita adalah sesuai dengan kadar kemampuan kita untuk survive terhadap cobaan itu, sebagaimana firrman-Nya,
“Allah tidak akan memberikan beban (taklif) kepada seseorang di luar batas kemampuannya.” (QS. Al Baqarah [2] : 286
Dan tidak ada musibah, cobaan dam ujian yang menimpa kita kecuali atas kehendak-Nya,
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang)
kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh,
niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya.
Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs at-Taghâbun/64:11)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:
“Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta'ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Ta'ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta'ala tersebut, maka Allâh Ta'ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta'ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.”[ Tafsîr Ibnu Katsîr (8/137)]
Jangan karena satu masalah dan kita membuat masalah yg baru,
Jangan karena satu masalah membuat kita menderita selamanya,
Jadikan masalah sebagai tantangan untuk diselesaikan, jadikanlah masalah sebagai batu loncatanmu untuk sebuah kesuksesan.
Bila lari dari masalah sesungguhnya didepan sana masalah yang lebih besar akan menghadang dirimu…
Jangan karena satu masalah dan kita membuat masalah yg baru,
Jangan karena satu masalah membuat kita menderita selamanya,
Jadikan masalah sebagai tantangan untuk diselesaikan, jadikanlah masalah sebagai batu loncatanmu untuk sebuah kesuksesan.
Bila lari dari masalah sesungguhnya didepan sana masalah yang lebih besar akan menghadang dirimu…
Bila tidak lari dari masalah, maka bila ada masalah yang timbul lagi kemudian, setidaknya kau sudah jauh lebih kuat, lebih tegar dan lebih bijak dalam melihat semua duduk permasalahannya.
“Sungguh mudah untuk merasa bahagia, bila hidup mengalun bagaikan nada,
Tetapi manusia yang berharga adalah dia yang dapat tersenyum ketika hidup sedang suram”
Terakhir, sebuah kisah yang disampaikan oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullâh tentang gambaran kehidupan guru beliau, imam Ahlus sunnah wal jama’ah di jamannya, yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullâh. Kisah ini memberikan pelajaran berharga kepada kita tentang bagaimana seharusnya seorang Mukmin menghadapi cobaan dan kesusahan yang Allâh Ta'ala takdirkan bagi dirinya. Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata:
“Dan Allâh Ta'ala yang Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada beliau (Ibnu Taimiyyah rahimahullâh). Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan (siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allâh Ta'ala), yang berupa (siksaan dalam) penjara, ancaman dan penindasan (dari musuh-musuh beliau). Tapi di sisi lain (aku mendapati) beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya serta paling tenang jiwanya.
Terpancar pada wajah beliau sinar keindahan dan kenikmatan hidup (yang beliau rasakan). Dan kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah rahimahullâh), jika ditimpa perasaan takut yang berlebihan, atau timbul (dalam diri kami) prasangka-prasangka buruk atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami (segera) mendatangi beliau (untuk meminta nasehat).
Dengan hanya memandang (wajah) beliau dan mendengarkan ucapan (nasehat) beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”[Kitab Al-Wâbilush Shayyib (hal 67- cet.Dârul Kitâbil ‘Arabi)]
Jadi, mau dibawa kemana masa depan dan hidup kita ini, kita sendiri yang menentukannya,
Jadi, mau dibawa kemana masa depan dan hidup kita ini, kita sendiri yang menentukannya,
Ingatlah, keterbatasan dan masalah, bukan akhir dari hidup kita,
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukurilah apa yang ada
Karena Hidup adalah anugerah...
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukurilah apa yang ada
Karena Hidup adalah anugerah...
Tetap jalani hidup ini Perlakukan sebaik mungkin,
Allah Subhanahu wa ta’ala pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa...
Menangislah sejadi-jadinya dalam semalam,
Karena esok harus mulai merintis masa depan…
Karena esok harus mulai merintis masa depan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar