Tanya:
Adakah hadits yang menjelaskan mengenai
bilangan rekaat pada shalat wajib, mengapa shalat Magrib 3 rakaat,
shalat Subuh 2 rakaat, shalat Zuhur dan Asar masing-masing 4 rakaat.
Mohon dijelaskan alasan dalilnya.
bilangan rekaat pada shalat wajib, mengapa shalat Magrib 3 rakaat,
shalat Subuh 2 rakaat, shalat Zuhur dan Asar masing-masing 4 rakaat.
Mohon dijelaskan alasan dalilnya.
Jawab:
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Aisyah disebutkan:
Yang artinya:
“Diwajibkan shalat dua raka‘at-dua raka‘at baik
dikala tidak bepergian maupun dikala bepergian,
kemudian ditetapkan (dua rakaat) dalambepergian,
dan ditambah (bilangan raka‘atnya)
dalam keadaan tidak bepergian.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
dikala tidak bepergian maupun dikala bepergian,
kemudian ditetapkan (dua rakaat) dalambepergian,
dan ditambah (bilangan raka‘atnya)
dalam keadaan tidak bepergian.”
[Diriwayatkan oleh Muslim]
Hadits semakna juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Daud.
Yang dimaksud dengan shalat dua raka’at-dua raka’at
dalam hadis di atas yaitushalat Isya’,
Subuh, Zuhur dan Asar, sedangkan
bilangan raka’at shalat Magribditetapkan tiga raka’at.
Yang dimaksud dengan shalat dua raka’at-dua raka’at
dalam hadis di atas yaitushalat Isya’,
Subuh, Zuhur dan Asar, sedangkan
bilangan raka’at shalat Magribditetapkan tiga raka’at.
Hal semacam ini diwajibkan sebelum Nabi saw berhijrah keMadinah.
Kemudian setelah beliau berhijrah ke Madinah,
shalat dua rakaat-duarakaat tersebut ditetapkan
hanya dikala bepergian (untuk musafir).
Sedangkan untuk shalat dikala tidak bepergian
ditambah masing-masing (Isya’, Zuhur dan Asar) duarakaat.
Untuk shalat Subuh tetap dua rakaat dan
Magrib juga tetap tiga rakaat.
Kemudian setelah beliau berhijrah ke Madinah,
shalat dua rakaat-duarakaat tersebut ditetapkan
hanya dikala bepergian (untuk musafir).
Sedangkan untuk shalat dikala tidak bepergian
ditambah masing-masing (Isya’, Zuhur dan Asar) duarakaat.
Untuk shalat Subuh tetap dua rakaat dan
Magrib juga tetap tiga rakaat.
Disebutkan dalam hadits yang juga diriwayatkan dari Aisyah:
Yang artinya:
“Diwajibkan shalat dikala bepergian maupun
dikala tidak bepergiandengan dua raka’at-dua raka’at;
kemudian setelah Rasulullah saw sampai (hijrah)
ke Madinah dan situasi telah tentram, ditambah rakaat
shalat dikala tidak bepergiandengan dua raka’at-dua raka’at,
namun dibiarkan (tidak ditambah raka’at pada shalat subuh
karena panjang bacaannya (bacaan ayat al-Qur’an)
dan juga pada shalat Magrib, karena ia adalah
witirnya siang hari.”
[Diriwayatkan oleh Abu Huzaimah, Ibn Hiban dan al-Baihaqy]
dikala tidak bepergiandengan dua raka’at-dua raka’at;
kemudian setelah Rasulullah saw sampai (hijrah)
ke Madinah dan situasi telah tentram, ditambah rakaat
shalat dikala tidak bepergiandengan dua raka’at-dua raka’at,
namun dibiarkan (tidak ditambah raka’at pada shalat subuh
karena panjang bacaannya (bacaan ayat al-Qur’an)
dan juga pada shalat Magrib, karena ia adalah
witirnya siang hari.”
[Diriwayatkan oleh Abu Huzaimah, Ibn Hiban dan al-Baihaqy]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar