Ya Allah, hari ini
kota kami terendam banjir, hamba – hamba-MU banyak yang meninggalkan rumahnya
bahkan tak sedikit harta benda mereka tak terselamatkan akibat terbawa air yang
begitu tiba – tiba datangnya, kami tak sempat menyelamatkannya. Kami sibuk menyelamatkan
diri kami dan keluarga kami…
Kami tahu Ya Robbi…,
Semua ini PASTI salah
kami, kami yang terlalu angkuh dengan segala kemampuan dan kepiawaian kami
dalam mengingkari segala nikmat yang telah Engkau karuniakan pada kami.
Maka, pantaslah kami
mendapatkan musibah ini, ujian ini…, yang tidak lain Engkau hendak
memperingatkan kami dari sebuah kelalaian besar yang tengah kami lakukan
sepanjang waktu ini. Dan kami yakin ada hikmah yang Engkau sisipkan bersama
musibah ini…
Allah Azza wa jalla memiliki hikmah yang indah. Di antaranya
ada yang dipahami dan ada yang tidak dipahami oleh siapa pun selain-Nya.
Tidaklah Allah Azza wa jalla menamai
diri-Nya dengan Hakim-Dzat Yang Mahabijaksana- melainkan karena semua takdir
dan syariat-Nya penuh hikmah. Demikian samarnya maksud terjadinya musibah yang
menimpa manusia hingga membutuhkan renungan yang lama dan pandangan yang
saksama. Meskipun demikian, terkadang manusia tidak memahami apa yang terjadi.
Kadang, ada yang memahami sebagian kecilnya, yang lain dimudahkan memahami
sebagian besarnya.
Hal yang perlu
dipahami, beragam musibah dan bencana baik yang kecil maupun yang besar, yang
tampak maupun yang tidak, tidaklah terjadi melainkan karena perbuatan dosa.
Namun, hikmah yang terjadi berbeda-beda. Pada satu musibah, Allah Azza wa jalla
memiliki kelembutan (keindahan) di satu
sisi dan kehancuran di sisi lain. Pengaruhnya akan tampak bagi orang yang paham
dan merenungkan keadaan. Secara umum, manusia lebih tahu tentang dirinya
sendiri daripada orang lain. Kaidah ini telah dijelaskan Allah Azza wa jalla di
banyak tempat dalam kitab-Nya Allah Azza wa jalla berfirman:
“Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka
dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (an-Nisa’: 79)
Rasulullah Shalallahualaihi
wassalam bersabda dalam hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ
مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ
وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ
وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ
حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللهُ
بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tiadalah seorang muslim yang ditimpa musibah
dalam bentuk kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kecemasan,
melainkan Allah menghapuskan darinya segala kesalahan dan dosa, hingga duri
yang menusuknya juga sebagai penghapus dosa.” (HR. al-Bukhari, no. 5318)
Terkadang, ada
bencana dan musibah yang terjadi tanpa diketahui penyebab yang mengharuskan
musibah itu terjadi. Misalnya, seseorang gelisah tanpa tahu asal-muasalnya
karena kelalaian akibat kesalahan-kesalahannya. Oleh karena itu, Allah Azza wa
jalla berfirman menghikayatkan keadaan
para sahabat setelah musibah terjadi pada Perang Uhud:
أَوَلَمَّا
أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا
قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ
هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
Mengapa ketika kamu
ditimpa musibah (pada Perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua
kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada Perang Badr), kamu berkata, “Dari mana
datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.”
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Ali ‘Imran: 165)
Jadi, segala bentuk
musibah, meskipun sangat kecil, asalnya adalah dari hamba dan disebabkan oleh
dosanya. Dari Aisyah Radhiallahuanha, Nabi Shalallahualaihi wassalam bersabda:
مَا مِنْ مُصِيبَةٍ
يُصَابُ بِهَا الْمُسْلِمُ إِلَّا
كُفِّرَ بِهَا عَنْهُ حَتَّى
الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا
“Tidaklah suatu musibah menimpa seseorang
melainkan Allah Azza wa jalla menghapuskan dosanya dengan sebab itu, sampai pun
duri yang menusuknya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Semoga musibah banjir kali ini, cukup menyadarkan kita atas
dosa – dosa yang telah kita perbuat, dan kita berusaha untuk kembali dalam
ketaatan kepada-Nya, dan semoga kita termasuk hamba - hamba-Nya yang terampuni dosa - dosanya akibat musibah ini, dan kita selalu memohon pada Allah mudah – mudahan bencana ini akan segera
berakhir. Insya Allah…
Jkt, 17 Januari 2013
Abie Sabiella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar