Sebagai hamba yang beriman, tentunya kita sepakat bahwa
Allah Subhanahu wata’ala adalah Dzat yang maha besar, Maha Adil, dan Maha Baik.
Maka ke maha sempurnaan Allah inilah yang mustahil untuk mahluknya memiliki
sifat yang sesempurna itu, dengan kata lain, yang Allah miliki tidak mungkin
dimiliki oleh manusia secara sempurna.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى
طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ
طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ
الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ
الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : ,يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَاعْمَلُوا صَالِحاً – وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ – ثُمَّ
ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا
رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ
فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan hanya menerima yang
baik. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk
(melakukan) perintah yang disampaikan kepada para Nabi. Kemudian beliau membaca
firman Allah, ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan
kerjakanlah amalan yang shaleh. ’ Dan firman-Nya, ‘Hai orang-orang yang
beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami anugerahkan
kepadamu. ’ Kemudian beliau menceritakan seorang laki-laki yang melakukan
perjalanan jauh (lama), tubuhnya diliputi debu lagi kusut, ia menengadahkan
tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Ya Rabbku, ya Rabbku’. Akan tetapi
makanannya haram, minumannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. Maka
bagaimana mungkin doanya dikabulkan.” (HR. Muslim)
Pendek kata, kita
sebagai manusia yang merupakan ciptaan-Nya, dalam ketiga hal itu tidak mungkin
dapat melampaui Allah Jalla wa ala. Kita jauh dari sempurna. Tapi apakah
kemudian karena tidak bisa menjadi sempurna , kita berhenti berusaha..? Tidak,
justru karena kita ini ciptaan Allah, sudah selayaknya kita hidup mencerminkan
sifat sifat Allah dan memohon pada-Nya untuk menolong dan memampukan kita
menjalani kehidupan ini dengan baik kepada sesama, jujur, dan memiliki rasa
keadilan.
Firman Allah :
{وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ على
أَلاَّ تَعْدِلُوْا اِعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى}
“Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa” (QS
al-Maaidah:8).
Anda mau uang...?
jawabannya sederhana.. BEKERJA!. Kita lupa bahwa Allah itu Maha Adil. Allah memberikan
kepada kita apa yang pantas kita terima.
Seorang komunis yang rajin bekerja, akan mendapatkan uang atau upah yang lebih
banyak daripada orang yang rajin berdoa tapi malas bekerja.
Sekali lagi, Allah
Aza wajalla itu Maha Adil. Allah tidak akan mengambil dari orang lain kemudian
memberikan kepada kita kelebihannya, hanya karena kita berdoa meminta dan
memuji Allah. Allah juga tidak akan memberikan yang baik kepada orang yang
malas bekerja, hanya karena orang itu beribadah kepada Allah. Kita sering lupa bahwa dibalik kebaikan
Allah yang luar biasa itu ,selalu
ada juga keadilanNya. Mana
mungkin orang malas dan orang rajin menerima hasil yang sama ?.
Lalu anda akan
bertanya, berarti kita tidak perlu Berdoa ?. Oh tidak.. Justru menurut saya ,
kita tidak akan mampu menjalani hidup ini dengan baik, jujur dan seadil mungkin
tanpa berdoa dan memintanya kepada Allah.
Kita berdoa meminta
supaya Allah memberikan kebeningan pada hati kita, supaya kita senantiasa dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dan ketika kita sudah melakukan
kesalahan, hati yang bening itu akan
mengingatkan kita bahwa kita sudah salah, dan kembali kepada jalan yang benar.
Kita berdoa supaya Allah memberikan kita semangat kerja yang rajin, supaya
ketika kemalasan itu datang, kita memiliki dorongan dari hati yang diberikan Allah
untuk tetap semangat. Kita berdoa supaya kita diberikan kebijaksanaan supaya
kita hidup baik dan tidak menyakiti orang lain.
Allah Menjelaskan hal
ini dalam firman-Nya:
{وَنَفْسٍ
وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاها قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ
دَسَّاهَا}
“Dan (demi) jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaan, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (dengan ketakwaan),
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan kefasikan)” (QS Asy Syams:7-10).
Kita lakukan dulu apa
yang wajib kita lakukan, dan pada saat yang sama kita berdoa meminta Allah memampukan
kita melakukannya. Allah yang Maha Mengetahui, pasti akan memberikan kita yang
terbaik, jika kita melakukan kewajiban kita dengan baik.
Intinya adalah kita
berdoa meminta kepada Allah, hal hal yang tidak dapat diberikan manusia bagi
kita. Manusia tidak dapat melembutkan hati manusia lain, kecuali itu datangnya
dari Allah. Manusia tidak dapat menyemangati manusia, kecuali semangat itu
Allah timbulkan. Manusia pintar sekalipun tidak akan memiliki hikmat dan
kebijaksanaan, kalau itu bukan dari Allah.
Kurang pintar apa pejabat dan para koruptor yang dipenjara karena tidak
dapat membedakan mana milik pribadi, mana milik orang lain, dan mana milik
negara. Hal hal ini tidak harus kita ajarkan kepada tamatan Master atau Doktor.
Mungkin di benak kita pernah (sering) terlintas “sebuah tanya”
akan adanya doa yang selalu kita pinta tetapi sampai saat ini belum ada
tanda-tanda dikabulkan. Padahal kita merasa kebaikan semata yang dipinta. Kenapa
bisa demikian..?
Penjelasan Al-Imam
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah t berikut ini mungkin bisa kita jadikan renungan.
Beliau berkata: “Demikian pula doa. Doa merupakan sebab terkuat untuk menolak
kejelekan dan (sebab untuk) mendapatkan apa yang diinginkan. Akan tetapi
terkadang pengaruhnya luput untuk diperoleh. Bisa jadi karena lemahnya doa
tersebut di mana keberadaan doa itu tidak dicintai oleh Allah U disebabkan di
dalamnya mengandung permusuhan. Bisa jadi karena lemahnya hati orang yang
berdoa dan ia tidak menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah Azza wa jalla,
juga tidak memperhatikan waktu berdoa. Jadilah doa tersebut seperti busur yang
sangat lemah, karena anak panah yang keluar darinya melesat dengan lemah. Bisa
jadi pula doa tersebut tidak dikabulkan karena ada perkara-perkara yang
menghalanginya seperti makan dari yang haram, adanya kedzaliman, hati yang
penuh noqtah hitam karena dosa, kelalaian dan syahwat yang mendominasi.”
(Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 9)
Satu hal yang perlu kita ketahui cara Allah mengabulkan doa
hamba – hambanya bermacam – macam, misalnya anda di hindarkan dari musibah atau
anda di berikan kesehatan yang prima, atau anda di naikan derajad anda di mata
Allah dan tidak mesti semuanya berupa
uang.
“Tidak ada seorang
muslim pun yang berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan satu doa yang
tidak ada di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah memberikan
kepadanya dengan doa tersebut salah satu dari tiga perkara: Bisa jadi
permintaannya disegerakan, bisa jadi permintaannya itu disimpan untuknya di
akhirat nanti, dan bisa jadi dipalingkan/dihindarkan kejelekan darinya yang sebanding
dengan permintaannya.” Ketika mendengar penjelasan seperti itu, para shahabat
berkata: “Kalau begitu kita akan memperbanyak doa.” Nabi Shalallahualaihi
wassalam menjawab: “Allah lebih banyak lagi yang ada di sisi-Nya (atau
pemberian-Nya).” (HR. Ahmad 3/18, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Shahihul Jami’ no. 5714)
Kita berdoa meminta
supaya hidup kita ini dicukupkan dengan baik, dan pada saat yang sama, kita
tidak menginginkan kecukupan hidup kita itu berasal dari jeritan atau
kekurangan orang lain. Allah itu Maha Mencukupi, Allah itu mengadakan segala
sesuatu yang tidak terpikir oleh kita manusia dalam kapasitas pikiran kita yang
terbatas. Mencoba menyelami jalannya Allah itu ibarat mengisi air lautan ke
dalam sebuah gelas.
Ketika kita mengalami
kesulitan atau cobaan, apakah dengan gampang kita kemudian mengatakan ini sudah
kehendak Allah ?. Nanti dulu.. mungkin kita harus mengkaji kembali, jangan
jangan memang kita pantas menerima semuanya itu karena cara kita yang salah.
Saya sangat percaya bahwa Allah menghendaki yang baik bagi kita semua, tetapi
kita juga harus belajar untuk hidup sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.
Ketika kita mengalami
hari hari baik yang menyenangkan hati, itulah kebaikan Allah mengijinkan semua
itu dapat terjadi. Ketika kita mengalami
kesulitan , cobaan dan tantangan, itu juga kebaikan Allah, mengijinkan kita
untuk belajar menjadi kuat, menyadari kesalahan kita dan bertambah dewasa dalam kehidupan. Jadi tidak terbantahkan bahwa Allah itu Baik.
Anda ingin uang ?…
Bekerjalah dengan rajin dan jujur, berusahalah dengan cara yang baik dan adil,
dan Allah akan memberi kesempatan dan membuka peluang serta menimbulkan
semangat ekstra sesuai kebutuhan kita. Kita tidak otomatis hidup berkecukupan
dan memiliki uang tanpa kerja keras , jujur dan giat menabung. Saya bukan
seorang Ustad atau pemuka agama, tapi ini yang saya tahu dengan pasti : Bahwasannya
Allah Bukan mesin ATM.
Wa Allahu a’lam bisshowab…
Smoga bermanfaat…
Jkt, 29 Jan 2013
Abie Sabiella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar