Jika kita ingin mengetahui
karakter sejati seseorang maka lihatlah ketika ia mendapatkan masalah dan
lihatlah bagaimana ia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sosok pribadi yang
sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyeselesaikan masalahnya.
Ketahuilah bahwa setiap kali
target ditingkatkan maka jalannya akan menjadi sulit, kendalanya semakin banyak
dan dibutuhkan waktu lebih lama, dan amunisi yang memadai. Jadi tingkat
kesulitan berbanding lurus dengan target yang akan di capainya. Jika
orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan
instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora maka senanglah
ia, Namun jika seseorang ingin meraih sebuah kebahagiaan, maka ia justru harus
siap menderita menghadapi berbagai kesulitan, harus melupakan kesenangan sesaat
demi kebahagiaan yang ia idamkan.
Manusia di ciptakan oleh Allah
Subhanahu wata’ala dengan sebaik – baiknya ciptaan (sempurna), memiliki akal
sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat
interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai
tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang
dengan berbagai kondisi.
Dengan akal manusia bisa
memecahkan masalah yang sulit, dengan hati manusia bisa menerima kenyataan yang
pahit, dengan nurani manusia bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri,
dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu manusia
menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.
Satu fenomena yang sering
terjadi adalah begitu kita meniatkan tekat untuk memperbaiki kehidupan kita,
kita justru mendapat hantaman masalah bertubi-tubi. Segala kesulitan hidup
seakan mendadak muncul untuk mengucapkan salam kenalnya pada kita.
bahwa sukses itu mudah dan
mungkin di capai untuk siapa saja, bahwa solusi sukses paling manjur hanyalah
dengan meminta kepada-Nya.
Teruslah meminta, meminta dan
meminta... Memintalah sebanyak – banyaknya pada-Nya, hanya pada-Nya, Allah
Robbul Izzati wal jalallah.
Allah berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu.”(Ghafir: 60)
Ada banyak keluhan yang
dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi
belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis,
bahwa Allah tidak mendengarkan keluhan dan kesusahannya.
Mengapa..?
Pada hakikatnya sebagaimana
ayat diatas “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”, adalah sebuah
janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
”Karena sesungguhnya Allah
tidak menyalahi janji” (QS. Ra’d: 31).
Sabda Rasulallah
Shalallahualaihi wassalam:
“Tidak ada seorang muslim yang
berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya
disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk
menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia
tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.
Mulai saat ini, jangan segan –
segan untuk meminta segala kebutuhan kita sebanyak – banyaknya, dan jangan
pernah patah arang, apalagi putus asa, tetaplah semangat apapun ujian yang
tengah engkau hadapi saat ini. Ingat…!!! Tidak ada kesulitan yang tidak ada
akhirnya dan tak ada pula kesenangan yang abadi, kecuali nanti di alam Surgawi.
Jadilah sosok pribadi
yang selalu tangguh dalam menyelesaikan masalah, bukan pribadi yang lemah,
bukan pribadi yang hanya menjadi beban orang lain, namun bukan pula pribadi
yang angkuh dan terlalu yakin dengan potensinya sehingga pihak lain di anggap
remeh.
Smoga bermanfaat,
Tebet City, 30 Mei 2013
Abie Sabiella