Senin, 28 September 2015

"Akhir dari sebuah perjalanan"



Walaupun terkadang akhir dari sebuah perjalanan masih menjadi sebuah misteri, namun kita tetap harus terus berjalan.

Kenapa...? karena kita masih memiliki iman kepada-Nya.
Mari bersyukur, dan terus memujaNya, karena

Dia masih mempercayakan kita untuk melanjutkan perjalanan hidup ini, hingga di penghujung masa...

Kita semua memang tak tahu bagaimana akhir dari perjalanan hidup kita, namun setidaknya kita paham bagaimana cara mengupayakan ending terbaik dalam episode terakhir bagi hidup kita...

Sungguh beruntung teman, sahabat kita, yang pada saat Allah memanggilnya, ia dalam pakaian taqwa (ihram), sebuah akhir yang manis dari sebuah perjalanan hidup, walau semua orang menangisinya, namun ia tersenyum dalam pemeliharaan-Nya.

Mina - hari ini, Ahad, 13 Dzulhijjah 1436 H,
Adalah hari terakhir para tamu Allah menuntaskan seluruh rangkaian MANASIK Haji.
Dan sore ini pula, seluruh kafilah Haji akan meninggalkan lembah mina, dan setelah itu lembah MINA akan kembali menjadi hamparan yang sunyi dan sepi, tenda-tenda dan bebatuan serta beton- beton kokoh itu akan menjadi saksi, saksi akan kesungguhan, kejujuran, keikhlasan dan kepasrahan dan ketundukan atas sang Khaliq Allah Jalla wa ala...

Semua akan kembali ke kediaman (sementara) mereka masing-masing, dengan hati yang lapang, hati yang salim dan hati yang sentausa, karena mereka telah menikmati jamuan sang Robbul Izzati sebagai tamu kehormatan-Nya.

Kerinduan telah terobati, penantian panjang telah terleraikan dan sukaria adalah apa yang telah mereka rasakan pada saat ini...

Wajar,
Karena mereka telah menjadi hamba-hamba pilihan, yang di PILIH Allah menjadi tamu di rumah-Nya yang di berkahi, Baytullah...

Kabulkan do'a kami ya Robbi,

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا صَالِحًا مَقْبُوْلًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ

Ya Allah, jadikanlah hajiku ini haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni dan amal shaleh yang dikabulkan dan perdagangan yang tidak akan mengalami rugi selamanya...

ahad, 13 Dzulhijjah 1436 H

~abie sabiella~
#kafilah-haji-ramani

Jumat, 25 September 2015

"Bila tiba"





Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara
Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua
Pertanyaan…

Bila nafas akhir berhenti sudah
Jatung hatipun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara

Mati,
Tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri
Rasulullah Shalallahualaihi wassalam bersabda:

اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ
 
Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan
tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau halangi.” (Muttafaqun ‘alaih dari sahabat Al-Mughirah bin Syu’bah )

Mati,
Tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pastikan mengalami, mati…

Karena Kematian Adalah Suatu Kepastian,
Allah Jalla wa ala adalah Dzat Yang Maha Kuasa melakukan segala sesuatu yang Dia kehendaki, sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya. Apapun yang Allah kehendaki pasti terjadi tanpa ada yang bisa menghalangi. Allah berfirman:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ Maka terjadilah ia.” (Yasin: 82)

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ

“Segala yang ada di bumi itu akan binasa". 

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

"Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Ar-Rahman: 26-27)

Kematian adalah sebuah ketetapan. Jika telah datang waktunya, tak satu pun makhluk yang mampu menangguhkannya. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya..?

إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ

“Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar: 9)

tebet city, 2 Dzulhijjah 1436 H


Senin, 07 September 2015

JANGAN KAU LUDAHI LANGIT




Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri... [Qs. al Isra (17): 7]

Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui seorang kakek, dengan tanpa alasan ia memarahi sang Kakek dengan kata-kata kasar...

Sang Kakek mendengarkanya dengan sabar, tenang, dan tidak berkata sepatah katapun.
Akhirnya lelaki itu pun kelelahan dan berhenti memaki. 

Sang Kakek mulai angkat bicara, kemudian bertanya kepadanya,
"Jika ada seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?”

“Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab laki-laki itu.

”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpal Kakek .”Aku tidak mau menerimanya, jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

Lelaki itu mendengarkan Sang Kakek dan merasa malu...

Kemudian Ia meminta maaf dan berlalu pergi...

Kita tidak bisa mengotori langit (Meludah ke langit)

Maka, apa - apa yang kita perbuat, baik itu perbuatan ma'ruf (baik) ataupun perbuatan munkar (buruk), semuanya itu akan kembali ke diri kita.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri... [Qs. al Isra (17): 7]

happy weekend,
barakallahu fiekum...


~abie sabiella~
©sahabat oase kehidupan