Rabu, 12 April 2017

UNTUNG BUKAN SAYA





Bekerja disebuah perusahaan atau lembaga atau instansi atau berkomunitas atau apapun-lah namanya tentu tidak bisa dihindarkan dari yang namanya interaksi dan komunikasi dengan banyak rekan kerja.Bukan hal yang aneh pula jika suatu saat, entah kita atau rekan kita, melakukan sebuah kesalahan, terus di beri peringatan oleh pimpinan atau siapalah yang berwenang dalam hal ini, bisa saja wewenang justru berada di keputusan forum.

Jika sahabat sekalian melihat hal demikian, kadang suka ada model – model pribadi atau sosok yang meng-Claim diri merasa di pihak aman, lantas dia berucap,

"Untung bukan saya !"

Sekilas, tidak ada yang salah dari ucapantersebut, namun jika dipikirkan lebih lanjut, hal tersebut menunjukkan sikap kita yang kurang wise. 

Tanggapan kita terlihat seperti cari selamat sendiri, tidak berempati pada rekan kerja atau teman seperjuangan yang sedang dalam masalah, malah justru boleh di bilang setengah bersyukur atas kejadian yang menimpa rekannya.

Ingat sahabat,
Dalam suatu team kerja, rekan kerja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kesuksesan dan keberhasilan sebuah pekerjaan yang menjadi target bersama.

Meski secara pekerjaan tidak langsung berhubungan, namun dalam suatu siklus bisnis atau kegiatan yang bersifat sosial proses rekan kerja pada bagian apapun merupakan keping puzzle yang menyempurnakan hasil kerja pada bagian atau unit lainnya.

Jika virus semacam ini terus dibiarkan, sikap ingin cari selamat sendiri ini akan berbahaya terhadap mindset masing – masing personal di sebuah lembaga sosial atau di sebuah perusahaan.

Kita menjadi abai pada hubungan personal dengan rekan yang lain. Kita menjadi terlalu kebal, terlalu imun melihat beban pada orang lain.

Meski dalam hati atau sekedar komentar, pola cari selamat sendiri seperti ini akan merugikan kwalitas pribadi kita.

Manusia memang tidak ada yang sempurna, adapun adanya suatu perasaan apakah ingin menang sendiri atau ingin melakukan apresiasi pada suatu hal tertentu bukan sesuatu yang tidak wajar, sah sah saja…

Hanya saja, kita perlu menilai diri, apakah hal tersebut melanggar etika yang disepakati secara umum atau tidak ?

Nothing remains on earth except CHANGES…

Berubah yuk…

Tebet City, 12/04/2017
~abie sabiella~