Selasa, 13 Oktober 2015

RESOLUSI 1437 H





Malam ini adalah malam awal di tahun 1437 H, tak berlebihan kiranya pada diri setiap mukmin merenung sejenak tentang apa saja yang telah di perbuat selama setahun berlalu.

Kita ingat kembali kejadian-kejadian yang telah lewat, jika ada hal yang baik yang pernah kita lakukan, maka kita coba untuk meningkatkan kembali di tahun yang akan datang, dan jika ada banyak hal yang pernah kita kerjakan, namun semuanya itu justru hal – hal yang tak di ridhoi Allah, maka di tahun mendatang jangan sampai kita ulang kembali. Kita bertaubat dan memohon ampung kepada Allah atas kekhilafan selama ini.

Usia manusia memang tak ada yang tahu kapan waktunya usai, namun pergantian masa ini mengingatkanku akan semua salah dan dosa, dan itu semakin nyata tatkala aku teringat pula akan kematian.

Ya, kematian seringkali mengingatkan kita pada kampung akhirat, namun gemerlapnya dunia kerap kali melenakan kita dan lagi lagi kita lupa lagi akan kematian yang beimbas pada lupanya kita akan kampung akhirat, yang klimaksnya kita jadi lupa mempersiapkan bekal.

Setiap Insan, pasti ingin berusaha untuk selalu menjadi lebih baik, untuk selalu dan terus belajar dan memperbaiki diri dalam beramal, tak terkecuali aku, dan sahabat semua pastinya.

Dan untuk tau seberapa jauh peningkatan ketaqwaan kita sebagai hamba Allah, kita harus menoleh kebelakang, melihat apa saja yang telah kita lakukan selama ini, adakah mengalami peningkatan, stag atau malah menurun…

Sekedar mengingatkan, malam ini adalah awal kehidupan kita di tahun 1437Hijriyah. Semoga kita bisa banyak mengambil hikmah dari perjalanan hijrah itu. Hijrah dari yang tidak bergerak menuju ke yang bergerak, dari yang tak hidup menjadi hidup. dari yang tak berarti menjadi berarti, dari yang tak manfaat menjadi manfaat, dari yang sis-sia menjadi berharga dan dari syirik menjadi tauhid.

Tak perlu pawai keliling kota untuk memperingati Tahun Baru Islam. Tanpa hingar bingar liputan media dan tanpa sambutan pesta diskon supermarket seperti menyambut Tahun Baru Masehi…
Mari merenung, bermuhasabah, berintropeksi diri, smoga di tahun kedepan kita semua menjadi hamba yang lebih bertaqwa…

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).

Tebet, 1 Muharram 1437

~abie sabiella~

Selasa, 06 Oktober 2015

Kepada jiwa yang [TER] luka...



Mungkin yang pergi dengan kenangan Indah itu CINTA,
tapi yang datang dengan komitmen itu JODOH,

Mungkin yang menggelisahkan hati itu BERHARAP,
namun yang menentramkan hati itulah YAKIN,

Mungkin yang tak bisa di lupakan itu MASA LALU,
namun yang bisa kita rubah adalah HARI INI,

Mungkin yang menyesakkan dada itu CEMBURU,
tapi yang melegakan dada adalah IKHLAS,

Memang berat untuk melupakan seseorang yang pernah memberi WARNA dalam hidup,
yang pernah memercikkan embun HARAPAN dalam hati,

Namun sejatinya siapa belahan jiwa yang DIA anugerahkan sebagai tempat yang halal untuk menambatkan hati, mengekpresikan segala warna cinta...?

Bukankah kita tak pernah tau...?
Dan hatimu kini terluka...

Namun ingatlah duhai jiwa,
Ketika hati hamba beriman terluka,
Dia akan menghapus air matanya dengan imannya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
Dia akan menguatkan hatinya dengan ilmunya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
hari-harinya akan dia penuhi dengan semangat perubahan dan muhasabah diri…
Ketika hati hamba beriman terluka,
Dia asyik bermunajad dalam doa, memohon ampunan terhadap Rabbnya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
wajah kusutnya tetap terlihat indah bagi dunia…

Ketika hati hamba beriman terluka,
bibirnya tetap menyimpulkan senyuman untuk hidupnya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
matanya basah oleh kelembutan hatinya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
dunia nya terasa akan berlanjut dan dia terus dalam ketegaran…

Ketika hati hamba beriman terluka,
jiwa lembutnya sampaikan ketenangan pada hati kecilnya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
akal dan hatinya hadir untuk menata kembali perasaannya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
tangannya ia gunakan seperti kebiasaannya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
tak akan ada perubahan dalam dirinya oleh hal-hal yang tidak berguna…

Ketika hati hamba beriman terluka,
ia gunakan kesadarannya untuk menjaga perasaan orang sekitarnya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
air matanya dijadikan doa untuk kebaikan orang yang melukainya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
jari-jemarinya bergerak untuk tetap menolong orang lain tanpa beban di hatinya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
hidupnya tetap menjadi kebahagiaan bagi orang disekelilingnya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
dia tetap meneruskan liku-liku hidupnya…

Ketika hati hamba beriman terluka,
kepercayaan dirinya tetap tak akan pudar…

Ketika hati hamba beriman terluka, ia dan dirinya tetap menjadi pribadi yang beriman, walau air mata tak terpungkiri membasahi bumi...

Tabahkanlah HATIMU duhai jiwa, disaat dirimu TERLUKA...
Anggaplah ujian ini sebagai ANUGERAH TERINDAH dari-NYA,
 karena DIA ingin senantiasa dekat denganmu...

Jakarta, 23 Dzulhijjah 1436 H
~abie sabiella~

#untuk jiwa yang terluka