Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh, nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan sejak dalam kandungan. Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, mengunjungi salah seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.
Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat. Kata Nabi, 
“Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang mengandung?” “Benar,” jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji korma  yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi  mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut. Cerita ini bukti  bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih berada dalam  kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan  berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan.
Menurut dokter  spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah  bisa dirangsang ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Secara  umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua  kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu,  terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan. Seorang  ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa. Sebab,  jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. “Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya,” ungkap Sudjatmiko.
Risiko  itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan  khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi  juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak  kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya. 
Selain  itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada  faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu  apakah si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah  si ibu mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa  dukungan dari suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam  kandungan akan tak wajar. “Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah  berkomitmen dengan suami serta dukungan dari orang tua dan keluarga,  sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram,” paparnya.
Lebih  lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap  kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja  kepada bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus  perutnya karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya  gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter atau  zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa  senang. 
Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan  stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa  tidak nyaman, sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk  ikut gelisah. “Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa  suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan  merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal  yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan  negatif pada bayi,” ujarnya.
Rangsangan kepada bayi yang  masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif dilakukan ketika usia  kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan  struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.Karenanya, pada kondisi  demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga makanannya sehari-hari.  Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.
Lakukan  juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali  sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus),  lakukan tiga minggu sekali. Setelah itu dua minggu sekali, bahkan  mendekati partus lakukan setiap minggu. Sudjatmiko juga manganjurkan  agar saat mengandung si ibu tidak meminum obat-obatan yang, katanya,  bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Sebab,  obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi. “Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan berpengaruh apa-apa. Yang penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,” katanya.
Hal  yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif  sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi.  Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan  protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan  hanya dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap untuk  mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi  nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses  kehamilan pun akan berlangsung baik. Selain itu, ibu hamil tak boleh  dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan dan  perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan  batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si  janin.
Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin  dengan memperdengarkan musik klasik, atau — lebih baik lagi — bacaan  ayat suci al-Qur’an.
  Suara-suara yang  berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini bisa  memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin.  Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama  tersebut. Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat  si janin, atau mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol  tersebut si ibu mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang. 
Tips  mendidik bayi saat dalam kandungan
- Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam, Luqman, dan at-Taubah.
- Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
- Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
- Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan badannya.
- Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam kandungan.
- Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya saat hamil.
- Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motivasi kepada istrinya.
Nutrisi yang dianjurkan adalah yang alami
Seorang  ibu hamil memerlukan nutrisi lengkap yang cukup untuk kesehatan dirinya  dan janin yang dikandungnya. Nutrisi ini akan sangat membantu  pertumbuhan organ-organ penting si janin dan membantu mempertahankan  daya tahan tubuh si ibu. Selain karbohidrat dan protein yang dikonsumsi  selama hamil, si ibu juga perlu menambah asupan mineral yang cukup.  Karena dengan mineral ini daya tahan tubuh kita tetap seimbang dan  sirkulasi asupan makanan di tingkat seluler dapat berjalan dengan baik.
Mineral  dapat diperoleh dari sayuran, susu, daging, dan sebagainya. Namun jika  hanya mengandalkan makanan, mineral akan sangat kurang karena  kandungannya sangat rendah, sementara saat hamil dibutuhkan mineral  lebih banyak. Misalnya saja kalsium. Kenapa kalsium? karena kalsium pada  tubuh yang normal (tidak dalam keadaan hamil) saja dibutuhkan sekitar  1000 mg perhari (WHO), berarti saat hamil kebutuhan tersebut menjadi  lebih tinggi.
 Langkah petugas medis untuk mencegah kekurangan kalsium  ini biasanya membekali ibu hamil suplementasi tablet kalsium 500 mg yang  diminum setiap hari, yang berarti masih kurang 500 mg lagi. Padahal  suplemen kalsium dari produk farmasi, biasanya merupakan kalsium  anorganik, penyerapannya sangat kurang (antara 40-60% saja), yang  berarti semakin berkurang lagi, bahkan defisit setiap harinya. Oleh  karena itu dibutuhkan kalsium organik yang lebih cepat dan lebih banyak  diserap oleh tubuh, dan juga aman bagi ginjal.
Tianshi dengan  Nutrient High Calsium-nya bisa menggantikan kekurangan tersebut.
 Dengan  komposisi kalsium dosis tinggi (1 kotak 4000 mg) yang terbuat dari  ekstrak sumsum tulang sapi, kalsium Tianshi mampu diserap oleh tubuh  lebih banyak (95-98%) dan sisanya dikeluarkan seluruhnya melalui  keringat dan urine. Karena hampir seluruhnya diserap tubuh, maka kalsium  ini aman untuk dikonsumsi oleh siapapun termasuk ibu hamil yang  jelas-jelas memerlukan kalsium dalam kadar tinggi. Selain itu kalsium  Tianshi pun mengandung nutrisi pelengkap seperti multivitamin dan  mineral tambahan.
Karena penyerapannya yang maksimal, maka  penyerapan kalsium pada janin untuk pertumbuhan organ seperti tulang  belulangnya, organ jantung, dan lain-lain termasuk otak menjadi lebih  baik dan sempurna. Jangan sampai janin yang dikandung kekurangan kalsium  sehingga janin terlahir dalam keadaan cacat baik mental maupun  fisiknya. Jika pertumbuhan janin sangat baik dan sempurna, maka sudah  bisa dipastikan ibunya juga dalam keadaan sehat. Jika ibunya sakit atau  minimal mengidap suatu penyakit (baik sudah diketahui ataupun tidak),  akan tercermin pada janin yang dikandungnya apakah sehat atau tidak.
Dengan  pertumbuhan otak yang sempurna ditunjang dengan nutrisi yang luar  biasa, maka si ibu dan calon bapaknya tinggal mengembangkan saja seperti  cara-cara di atas. Ibaratnya jika pita kaset atau keping CDnya baik dan  recorder-nya juga baik, maka kita tinggal merekamnya saja dengan  hal-hal yang baik, sudah bisa dipastikan hasilnya pun baik.
Nah,  bagaimana dengan cara Anda merawat kehamilan Anda? Akankah Anda mencetak  generasi unggulan juga? Jangan salahkan orang lain jika salah merawat  janin sejak dalam kandungan…
 ______________________________________________________
(sebagian dikutip dari Pencerahan Hati.com / Facebook-nya orang Islam)
Read more:  http://dokternasir.web.id/2009/03/cetak-anak-jenius-sejak-kandunga.html#ixzz1rdPUgtV6
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar