Selasa, 05 Juni 2012

JANGAN BERSEDIH...



Dalam perjalana hidup seorang hamba, tidak selamanya berada dalam sebuah kondisi yang ia inginkan (bahagia). Ada saat – saat senang dan pada kesempatan yang lain harus berpeluh dengan linangan air mata, itulah  hidup, selalu silih berganti di alami seorang hamba.

Tidak ada seorangpun yang tidak pernah mendapatkan ujian, hatta seorang  bayi  pada saat ia belajar berjalan pun diuji dengan telapak kaki yang sulit menapak ke lantai. Ujian tak memandang usia, tua , muda siapapun mereka…, semua akan mendapatkan ujian itu.

Apakah sekarang anda sedang di timpa musibah…?
Bukankah musibahpun telah di timpakan pula terhadap hamba – hamba Allah yang terdahulu…,dan mereka berhasil mengukirkan namanya dengan kesabaran mereka…

Apakah anda sekarang sedang di aniaya seseorang…? di caci, di maki dan di lecehkan…?
Jangan bersedih…, bukankah kedengkian itu pun telah ada sejak dahulu…

Jangan bersedih jika saat ini anda dalam kesulitan, Yakinilah bahwa semuanya akan terjadi sesuai dengan qadha dan qadar –Nya.

Jika saat ini anda tengah mengalami kegagalan dan kerugian,
Jangan bersedih, karena sesungguhnya anda masih memiliki banyak kenikmatan yang lain.
Jangan bersedih jika pada saat ini kerja keras dan jasa anda tidak di hargai orang, sebab yang harus anda cari adalah ridho dan pahala dari Allah Rabbul Izzaty.

Jika saat ini tubuh anda sedang di gerogoti sebuah penyakit, jangan bersedih…
Karena sakit itu akan menggugurkan dosa – dosamu yang lalu, bukankah ini bentuk kasih sayang Allah…?

Jangan pernah bersedih jika anda masih mampu berbuat baik pada manusia…
Jangan bersedih, karena masih ada AL QUR’AN yang mampu menguatkab dadamu.
Jangan bersedih, karena  masih ada DOA yang bisa anda jadikan sebagai senjata dan pengharapan hidupmu.
Jangan bersedih selama kita masih mampu melakukan AMAL  SHALIH  dalam hidup yang tak lama ini…

Ujian sering menjadi sebab berlarutnya kita dalam kesedihan yang mendalam, tapi jika kita renungkan bukankah Allah menguji manusia di muka bumi ini untuk memisahkan antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman, serta untuk menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya. Oleh karena itu, pengakuan seperti “aku beriman” tanpa bukti tindakan yang sesuai dengannya tidak lah cukup.

“ Apakah mereka mengira bahwa mereka akan di biarkan hanya dengan mengatakan “kami telah beriman” dan mereka tidak di uji? Dan sungguh, kami telah menguji orang – orang sebelum mereka, maka allah pasti mengetahui orang – orang yang benar dan pasti mengetahui orang – orang yang dusta” ( Q.S Al Ankabut 2- 3 )

Manusia akan terus di uji dalam sepanjang hidupnya, pada saat anda berada dalam kejayaan hidup, ujiannya adalah, apakah anda mampu bersyukur dalam keberadaan anda itu…

Begitupun  pada saat anda teronggok dalam sebuah kepapa’an, tak satupun yang anda miliki kecuali apa yang melekat di badan anda, apakah pada saat itu anda mampu bersabar…?

Sebuah kasus sederhana, ketika seseorang kehilangan sepasang alas kakinya, sandal atau sepatu miliknya, pada detik itu ia merasa mendapat musibah, namun tidak lama menjelang ia melihat orang yang kehilangan  sebelah kakinya, iapun bersyukur. Kenapa..? Karena dirinya hanya kehilangan alas kakinya saja, sementara saudaranya kehilangan kaki yang tidak ternilai harganya. Subhanalloh…

Jangan pernah takut dengan permasalahan hidup apapun, tapi takutlah salah menghadapi persoalan hidup, karena jika kita salah maka kita akan terjatuh pada sebuah kekufuran, kufur terhadap nikmat – nikmat Allah Subhanahu wata’ala yang sangat banyak ini.

Di sepanjang hayatnya manusia akan senantiasa diuji dalam hal keimanan dan keta’atannya kepada Allah, termasuk kegigihannya dalam memperjuangkan DIEN Allah ini dan istiqomah di atasnya.

Jangan bersedih sahabat…
Jangan bersedih saudaraku,

Ingatlah semakin berat ujian yang kita alami berarti semakin besar tingkat keimanan kita. Ingat pula bahwasannya Iman bukanlah sekadar pengakuan tetapi tindakan ( amal shalih ) yang sesuai dengan keimanan, itulah sebenar – benarnya Iman.

Bila air dari gelas  telah tumpah, apalah perlunya kita meratapi dan tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. Biarlah semuanya terjadi sesuai dengan ketetapan Allah. Kuatkan pikiran kita untuk mencari air yang baru. Dengan demikian, Insya Allah tumpahnya air akan menjadi sebuah “keuntungan” karena kita mendapatkan pahala sabar serta pahala ikhtiar…

Semoga bermanfaat, 

Barakallahufiek for all…

Jkt, 5 Juni 2012
Abie Sabiella

1 komentar:

  1. wafiek barakallahu. Numpang lewat, Pak...
    Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : "Bagaimana pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah?...

    Jawab.
    Pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah ; ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Jadi, Iman itu mencakup tiga hal :

    [1] Ikrar dengan hati.
    [2] Pengucapan dengan lisan.
    [3] Pengamalan dengan anggota badan

    dst... (Artikel almanhaj.or.id)

    BalasHapus