Dalam
perjalana hidup seorang hamba, tidak selamanya berada dalam sebuah kondisi yang
ia inginkan (bahagia). Ada saat – saat senang dan pada kesempatan yang lain
harus berpeluh dengan linangan air mata, itulah hidup, selalu silih berganti di alami seorang
hamba.
Tidak
ada seorangpun yang tidak pernah mendapatkan ujian, hatta seorang bayi pada saat ia belajar berjalan pun
diuji dengan telapak kaki yang sulit menapak ke lantai. Ujian tak memandang usia,
tua , muda siapapun mereka…, semua akan mendapatkan ujian itu.
Apakah
sekarang anda sedang di timpa musibah…?
Bukankah
musibahpun telah di timpakan pula terhadap hamba – hamba Allah yang terdahulu…,dan
mereka berhasil mengukirkan namanya dengan kesabaran mereka…
Apakah
anda sekarang sedang di aniaya seseorang…? di caci, di maki dan di lecehkan…?
Jangan
bersedih…, bukankah kedengkian itu pun telah ada sejak dahulu…
Jangan
bersedih jika saat ini anda dalam kesulitan, Yakinilah bahwa semuanya akan
terjadi sesuai dengan qadha dan qadar –Nya.
Jika
saat ini anda tengah mengalami kegagalan dan kerugian,
Jangan
bersedih, karena sesungguhnya anda masih memiliki banyak kenikmatan yang lain.
Jangan
bersedih jika pada saat ini kerja keras dan jasa anda tidak di hargai orang,
sebab yang harus anda cari adalah ridho dan pahala dari Allah Rabbul Izzaty.
Jika
saat ini tubuh anda sedang di gerogoti sebuah penyakit, jangan bersedih…
Karena
sakit itu akan menggugurkan dosa – dosamu yang lalu, bukankah ini bentuk kasih
sayang Allah…?
Jangan
pernah bersedih jika anda masih mampu berbuat baik pada manusia…
Jangan
bersedih, karena masih ada AL QUR’AN yang mampu menguatkab dadamu.
Jangan
bersedih, karena masih ada DOA yang bisa
anda jadikan sebagai senjata dan pengharapan hidupmu.
Jangan
bersedih selama kita masih mampu melakukan AMAL SHALIH dalam hidup yang tak lama ini…
Ujian sering menjadi sebab berlarutnya kita dalam kesedihan yang mendalam, tapi jika kita renungkan bukankah Allah menguji manusia di muka bumi ini untuk memisahkan antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman, serta untuk menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya. Oleh karena itu, pengakuan seperti “aku beriman” tanpa bukti tindakan yang sesuai dengannya tidak lah cukup.
“
Apakah mereka mengira bahwa mereka akan di biarkan hanya dengan mengatakan
“kami telah beriman” dan mereka tidak di uji? Dan sungguh, kami telah menguji
orang – orang sebelum mereka, maka allah pasti mengetahui orang – orang yang
benar dan pasti mengetahui orang – orang yang dusta” ( Q.S Al Ankabut 2- 3 )
Manusia akan terus di uji dalam sepanjang hidupnya, pada saat anda berada dalam kejayaan hidup, ujiannya adalah, apakah anda mampu bersyukur dalam keberadaan anda itu…
Begitupun pada saat anda teronggok dalam sebuah kepapa’an,
tak satupun yang anda miliki kecuali apa yang melekat di badan anda, apakah
pada saat itu anda mampu bersabar…?
Sebuah kasus sederhana, ketika
seseorang kehilangan sepasang alas kakinya, sandal atau sepatu miliknya, pada
detik itu ia merasa mendapat musibah, namun tidak lama menjelang ia melihat
orang yang kehilangan sebelah kakinya,
iapun bersyukur. Kenapa..? Karena dirinya hanya kehilangan alas kakinya saja,
sementara saudaranya kehilangan kaki yang tidak ternilai harganya. Subhanalloh…
Jangan
pernah takut dengan permasalahan hidup apapun, tapi takutlah salah menghadapi
persoalan hidup, karena jika kita salah maka kita akan terjatuh pada sebuah kekufuran,
kufur terhadap nikmat – nikmat Allah Subhanahu wata’ala yang sangat banyak ini.
Di
sepanjang hayatnya manusia akan senantiasa diuji dalam hal keimanan dan
keta’atannya kepada Allah, termasuk kegigihannya dalam memperjuangkan DIEN
Allah ini dan istiqomah di atasnya.
Jangan bersedih sahabat…
Jangan bersedih saudaraku,
Ingatlah semakin berat ujian yang kita alami berarti semakin besar tingkat keimanan kita. Ingat pula bahwasannya Iman bukanlah sekadar pengakuan tetapi tindakan ( amal shalih ) yang sesuai dengan keimanan, itulah sebenar – benarnya Iman.
Bila air
dari gelas telah tumpah, apalah perlunya
kita meratapi dan tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. Biarlah
semuanya terjadi sesuai dengan ketetapan Allah. Kuatkan pikiran kita untuk
mencari air yang baru. Dengan demikian, Insya Allah tumpahnya air akan menjadi sebuah
“keuntungan” karena kita mendapatkan pahala sabar serta pahala ikhtiar…
Semoga
bermanfaat,
Barakallahufiek
for all…
Jkt, 5
Juni 2012
Abie
Sabiella
wafiek barakallahu. Numpang lewat, Pak...
BalasHapusSyaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : "Bagaimana pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah?...
Jawab.
Pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah ; ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Jadi, Iman itu mencakup tiga hal :
[1] Ikrar dengan hati.
[2] Pengucapan dengan lisan.
[3] Pengamalan dengan anggota badan
dst... (Artikel almanhaj.or.id)