Don’t feel down…
Don,t feel sad…
Don,t feel alone…
Why…?
Because Allah is always
with you. That' s enough...
Sahabat abie…,
Perjalanan hidup tak selalu mulus tanpa
rintangan, tanpa cobaan, tanpa ujian, suatu ketika dalam episode hidup ini,
mungkin kita sampai pada momen yang membuat kita begitu terpuruk, rapuh, lemah
dan terasa sulit sekali untuk bangkit.
Sebuah kondisi di mana masalah tak henti –
hentinya mendera, tanpa jeda, tanpa ada kesempatan dada kita untuk sedikit
melega. Seakan tak terlihat celah sedikitpun untuk membebaskan diri dari
permasalahan-permasalahan itu.
Sahabat abie…
Mungkin hari ini engkau sedang mengalaminya. Dan
aku pun pernah mengalaminya begitu juga sahabat yang lain juga pernah mengalami
hal yng tengah engkau alami saat ini, dan betapa masalah-masalah yang mendera itu
begitu berkuasa menghancurkan idealisme kita, melumpuhkan harapan kita,
melemahkan asa yang kita miliki satu – satunya.
Dan pada saat itu sempurna sudah kita terkena “pataharang_sindrome”.
Sebuah sindrom yang amat berbahaya bagi makhluk yang bernama manusia.
Kita merasa lelah, tak kuat lagi bertahan meski
sejenak. Seolah kita tak pernah belajar untuk optimis, bahkan lupa sama sekali
atau mulai menganggap bahwa optimisme sekadar hal basi yang sama sekali tidak
ada gunanya. Kita hidup tapi tanpa asa, beraktivitas tapi tanpa ruh, menjadi
semacam robot yang melakukan semuanya secara mekanik tanpa makna.
Sahabat abie…
Namun sadarkah kita bahwa rapuh sejatinya
tidaklah datang secara tiba-tiba. Ibarat sebuah bangunan, ia takkan ambruk
begitu saja. Tetapi rapuh adalah proses yang terjadi secara halus dan terus
menerus. Akumulasi dari berbagai persoalan yang tak kunjung menemukan jalan
keluar adalah akar penyebab kerapuhan ini. Seperti sebuah bangunan ketika beban
yang dipikul oleh bangunan itu sudah tidak mampu lagi dipertahankan, maka
bangunan itu akan roboh. Mungkin sebagian orang akan mengira bahwa bangunan itu
terlihat roboh secara tiba-tiba, tetapi sejatinya, bangunan itu sudah mulai
roboh sejak awal pengeroposan dimulai. Ketidakadaannya perawatan dan perbaikanlah yang membuatnya ia roboh.
Begitu pula, seseorang tidak mungkin tiba-tiba
mengalami down, stress, tetapi hal itu terjadi secara pelan-pelan dan kian
bertambah seiring bertambah lemahnya pondasi pertahanannya. Ketika permasalahan
semakin menderanya bertubi-tubi, sementara pondasinya kian rapuh, maka stress
tinggal menunggu waktu. Rapuh, sejatinya terjadi secara perlahan, sedikit demi
sedikit. Yang diserang adalah pondasi utama, pondasi dari segala pondasi kita
hidup di dunia ini. Pondasi yang mendasari segala tindakan kita. Pondasi yang
dengannya kita memandang dunia, menghadapi kencangnya topan kehidupan dan
hempasan badai cobaan. Ya, pondasi itu tidak lain adalah Iman
Ketika iman mulai keropos, jika ia tidak segera
mendapat perawatan atau perbaikan, maka jatuhnya pondasi hidup seseorang
tinggalah menunggu waktu. Ia akan lebih rentan tertekan dan terkena depresi
ketika menghadapi persoalan hidup. Ia boleh terlihat kaya raya, elok, rupawan,
tersohor, tapi tanpa iman ia rapuh. Serapuh sarang laba-laba yang putus sekali
hempas. Ibarat pohon, ia adalah pohon yang tak mampu bertahan meski oleh tiupan
angin yang tak terlalu kencang.
Maka iman, mau tidak mau, harus dirawat, dijaga,
di pertahankan dan dijauhkan dari
berbagai hal yang merusaknya. Jagalah iman, dengan menambah pengetahuan kita
tentang-Nya. Jagalah iman dengan senantiasa memikirkan ciptaan dan
ayat-ayat-Nya yang dihamparkan pada kita. Jagalah iman dengan memperbanyak amal
kepada-Nya dengan cara-cara yang dituntunkan-Nya. Jagalah iman, dengan
berkumpul dengan orang-orang yang dicintai-Nya. Jagalah iman dengan berbagai
cara yang sangat mungkin kita mampu melakukan namun seringnya kita abaikan.
Karena sejatinya, masalah adalah pewarna
kehidupan, membuat hidup lebih dinamis, lebih menarik, tentunya dengan
pengelolaan yang benar. Masalah adalah wahana bagi Sang Khalik untuk menaikkan
derajat hamba-Nya yang bertakwa. Lihatlah pohon alpukat, sesekali waktu sebelum
musim buah, dedaunnya habis dimakan ulat. Boleh jadi, habisnya daun itu adalah
masalah tersendiri bagi sang pohon. Proses fotosintesis dan produksi zat-zat
makanannya boleh jadi terganggu, tetapi ia tidak mati. Namun, perhatikanlah
beberapa waktu setelahnya. Pohon alpukat akan kembali menumbuhkan daunnya, dan
bahkan mengeluarkan buahnya. Ulat-ulat itu hanya berfungsi memberikan shock
terapi berupa stres ringan, yang akibatnya justru positif, yaitu memicu
peningkatan produksi buah.
Sahabat abie…
Jangan takut akan beratnya ujian, kendatipun kita
tak berharap itu, ketahuilah sahabat khabar gembira dari baginda Rasulullah shalallahualaihi
wassalam;
Tiada
seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat
baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)
Maka begitulah bagi orang yang beriman. Masalah
adalah motivasi bagi dirinya untuk semakin produktif dan meningkatkan kapasitas
sebagai seorang hamba, memperdalam keilmuan tentang ad Dien (agama) adalah
jalan untuk menguatkan kembali keimanan kita yang tengah rapuh.
Satu hal lagi sahabat, sesungguhnya adanya ujian
bagi seorang hamba adalah adanya sinyal Allah yang mana Allah ingin mengangkat
kita ke derajat yang lebih tinggi, namun amal – amal kita tak cukup untuk
mendukungnya sehingga dengan cobaan itulah jika kita mampu dan lulus ujian maka
naiklah derajat kita.
Seorang
hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya
dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia
mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
Sahabat abie…
Yakinlah sepenuhnya akan janji Allah bahwa “Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.” (Q.s.
al-Baqarah [2]: 286).
Berdoalah, dengan ketulusan hatimu, Allah akan
mengeluarkanmu dari berbagai masalah yang merundung hidupmu saat ini, Insya Allah…
Tiada
seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit
atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali
dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
Salam sayang penuh kasih…
Jkt, 21122012
Abie sabiella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar