Selasa, 22 November 2011

Kepada [bakal] Suamiku...




Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Teruntuk Calon Suamiku,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatkanku begitu berani untuk mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah kukenali...

Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun, apalagi meluahkan sesuatu yang hanya kukhususkan buatmu sebelum tiba masanya.

Kehadiran seorang laki -laki dalam hidupku sebelum masanya  adalah sesuatu yang kujaga rapi selama ini, dan ini ku lakukan semata-mata buatmu, dan saat tiba waktunya kan ku persembahkan untukmu, itulah hati dan cintaku…


Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku untuk lelaki manapun, karena aku menghormatimu…

Aku sangat membatasi diri untuk bergaul atau mengenali lelaki lain selainmu, apatah lagi memahami mereka…

Aku adalah wanita rumahan, karena rumah adalah tempat yang terbaik buat seorang perempuan. Aku sering merasa diri ini tidak selamat diperhatikan laki -laki. Bukanlah aku menyangka buruk terhadap mereka, tetapi bagiku, lebih baik berjaga-jaga karena terlalu banyak contoh di depan mata kita.

Apabila terpaksa berurusan dengan mereka, akan kubuat expressionless face and cool. Akan kupalingkan wajahku dari lelaki yang mencoba menegurku, karena  pesan Bunda Aisyah Radhiallahuanha, sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang. Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu.

Apa guna aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya boleh menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa sangat terhina diperlakukan seperti itu seolah-olah aku ini barang yang boleh dimiliki sesuka hati oleh setiap lelaki.

Aku juga tidak mau menjadi sebab penyesalan seorang laki – laki yang pada akhirnya kecewa lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat kuberikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak …? Adakah itu sumbanganku pada manusia selama hidup di muka bumi…?

Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, akulah yang terlebih dahulu perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki kelemahan dan menghias pribadiku, karena itulah yang dituntut Allah.

Andainya aku inginkan lelaki yang baik menjadi suamiku aku juga perlu menjadi perempuan yang baik untuknya. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik…?

Tidak kunafikan, sebagai seorang gadis yang menginjak dewasa seperti aku ini,  memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi.

Setiap kali perasaan itu datang, pada saat yang bersamaan aku selalu mengingatkan diriku bahawa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.

Allah telah memuliakan seorang lelaki yang akan menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci, bukan hati yang menjadi sisa lelaki lain. Lelaki itu berhak mendapat kasih yang murni, bukan sisa dari yang di bagi - bagikan.

Diriku yang pada dasarnya lemah ini diuji Allah apabila seorang lelaki secara tidak sengaja mau berkenalan denganku. Aku secara keras berusaha menolaknya dengan berbagai alasan kukemukakan, tetapi banyak lelaki tidak mau menyerah bahkan sampai pada tahap menggangguku. Aku merasa sangat tidak nyaman, seolah-olah seluruh kehidupanku yang selama ini ku rasakan tentram, damai, seakan – akan telah dirampas dari diri ini.

Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan..? Aku beristighfar memohon pengampuna-Nya. Aku juga berdoa agar Dia selalu melindungi diriku  dari segala kajahatan dan keburukan...

Kehadiranmu membuat  aku banyak berfikir pada malam - malamku. Kurasakan seolah-olah dirimu hadir bersamaku. Di mana saja aku berada, fikiranku tak lepas darimu. Kutahu lelaki yang melamarku itu bukan dirimu saja. Malah aku yakin kata hati kecilku mengatakan semua lelaki itu bukan untukku, Selain dirimu…

Aku bukanlah seorang gadis yang rewel (neko – neko ) dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih berlian sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang bisa ada di mana-mana. Namun, aku juga punya keinginan seperti gadis lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu, mengingatkanku di saat aku lupa dan menjadi penyemangat saat aku mulai malas. Tidak terlalu berlebihan bukan…?

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf A.S. yang mampu mendebarkan jutaan gadis untuk membuatku terpikat. Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan mencampakkan rasa kasih di dalam hatiku, jua hatimu kali pertama kita berpandangan. Itu janji Allah.

Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan kau katakan perasanmu itu padaku karena kau masih belum mempunyai hak untuk berbuat begitu.

Aku khawatir perbuatan seperti itu akan memberi dampak yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak, cukuplah dirimu yang kau infaqkan seluruhnya pada jalan mencari ridha Ilahi. Aku akan merasa amat terhormat andai dapat menjadi tiang seri ataupun sandaran dalam perjuanganmu.

Bahkan aku amat bersyukur pada Ilahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, menghulurkan tanganku untuk kau berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan juang yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kuseka darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku...

Aku pasti berendam airmata darah andainya kau menyerahkan seluruh cintamu padaku. Tapi bukan itu yang ku-impikan.

 Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu. Karena dengan mencintai Allah kau akan mencintaiku kerana-Nya. Cinta karena-Nya itu lebih abadi daripada cinta insan biasa.

Semoga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.

Aku juga tidak ingin dilimpahi kemewahan dunia. Cukuplah dengan kesenangan yang telah diberikan Ibu dan Ayahku…

Apa guna kau menimbun harta untuk kemudahanku sekiranya harta itu hanya akan melenakan engkau pada tanggungjawabmu terhadap agamamu. Aku tidak akan sekali-kali bahagia melihatmu begitu…

Biarlah kita hidup di bawah jaminan Allah sepenuhnya, itu lebih bermakna bagiku…

Semoga engkau selalu dalam lindungan-Nya,

Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh,

Jakarta, 29 September 2011

Calon Pendampingmu Dunia & Akhirat, Insya Allah...

Aysha Khansa Syahida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar