Malam ini,
Aku kembali tersudut di ruang sempit ini
Aku termenung
Mengingat kembali kejadian kemarin…
Aku kembali tersudut di ruang sempit ini
Aku termenung
Mengingat kembali kejadian kemarin…
Setetes demi setetes
Air mata itu mulai jatuh
Rasa yang tak dapat aku ungkapkan
Air mata itu mulai jatuh
Rasa yang tak dapat aku ungkapkan
Hanya dapat ku pendam
Di ruang hatiku yang terdalam…
Di ruang hatiku yang terdalam…
Ku melampiaskan semua itu di goresan ini,
Seolah tak ada yang mengerti
perasaanku
Semua menyalahkanku,
Semua menyudutkanku…
Aku coba berdiri dan melangkah
Dan kulupakan semua bayang – bayang itu,
Aku coba berdiri dan melangkah
Dan kulupakan semua bayang – bayang itu,
Namamu tak ada lagi,
Senyum-mu tlah ku lupakan sejak
kemarin
Dan bayang wajahmu tlah ku simpan di
atas awan
Yang aku enggan tuk mengambilnya lagi..
Mengapa aku harus membencimu,
Mengapa juga aku harus menjauhimu,
Aku gak ingin menemukan jawaban itu,
Yang pasti ini adalah pilihan
yang menurutku tak ada opsi lain
yang menurutku tak ada opsi lain
Jujur,
aku bukan tipe orang
yang gampang serta merta membenci seseorang,
aku bukan tipe orang
yang gampang serta merta membenci seseorang,
Apalagi orang yang telah ku kenal
baik sebelumnya…
Hmmm…,
ku tersenyum sendiri,
tanpa makna, tanpa kesan…
Aku mulai gak ngerti,
Dengan sikap orang – orang di sekitarku,
Dengan sikap orang – orang di sekitarku,
Semua menuntut sebuah
pengertian,
Tapi tak ada yang pernah memberkan pengertian…
Tapi tak ada yang pernah memberkan pengertian…
Okey lah,
Aku akan diam dan terus
diam
sampai waktu yang gak di tentukan,
sampai waktu yang gak di tentukan,
Aku tak butuh kepedulian
siapapun,
Karena aku masih punya
Allah Robbul izzati wal jalalah,
Bersama-Nya ku dapatkan
semuanya…
Aku gak butuh kamu…
Gak perlu engkau…
Dan gak inginkan dirimu,
Karena aku telah
bersama-Nya…
@bie Sabiella
Lembah Penantian Abadi,
080512
Tidak ada komentar:
Posting Komentar