Kamis, 04 Oktober 2012

Meneladani Manasik haji Rasulullah Shallallaahu alaihi wasalam


Ibadah haji adalah salah satu kewajiban dan salah satu ibadah yang paling mulia dalam Islam. Oleh sebab itu Allah Subhannahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai salah satu rukun Islam yang dengannya Islam tetap tegak di muka bumi ini. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfiman:

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitul-lah.”


Dan Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا وَرَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ


“Islam ditegakkan di atas lima perkara, per-saksian bahwasanya tiada Ilah yang sebe-narnya selain Allah Subhannahu wa Ta’ala dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul utusan Allah Subhannahu wa Ta’ala , menegakkan shalat, menunaikan zakat, mengerjakan ibadah haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ibadah yang mulia ini menjadi idaman dan cita-cita setiap muslim, namun tidak setiap orang mampu menggapai dan mencapai idamannya, karena Allah Subhannahu wa Ta’ala hanya mewajibkan-nya bagi mereka yang mampu dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh syari’at-Nya. Sebagaimana telah ditetapkan pula bahwa ibadah ini diwajibkan hanya sekali seumur hidup.

Setelah Anda memahami hal ini secara seksama, seyogianya anda menyadari bahwasanya apabila anda ditakdirkan Allah Subhannahu wa Ta’ala untuk menunaikan ibadah yang mulia ini, maka itu merupakan nikmat dan karunia Allah Subhannahu wa Ta’ala semata, serta sebuah peluang emas yang tidak sepatutnya di sia-siakan.

Salah satu upaya untuk tidak menyia-nyia-kan kesempatan ini adalah dengan mengikhlaskan niat dan kemauan yang keras untuk mempelajari dengan seksama, tata cara ibadah ini yang benar dan sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , karena beliau telah memerintahkan dalam sabdanya:

خُذُوْا عَنِّى مَنَاسِكَكُمْ

“Ambillah olehmu dariku tata cara manasik hajimu.”

Lagi pula, jika setiap amal ibadah yang di-kerjakan tidak sesuai dengan contoh beliau, maka amal itu tertolak dan sia-sia, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:



مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌ


“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang bukan atas perintah kami, maka amal itu tertolak.”

Pembaca yang budiman -khususnya para jama’ah haji dan umrah- semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala menjadikan Anda istiqamah di atas ‘aqidah yang benar dan Sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam serta jalan para Salaf (pendahulu umat ini) yang shalih.

Dalam upaya melaksanakan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebajikan dan takwa, maka penulis telah menyusun kitab “Manasik Haji dan Umrah” ini sebagai sebuah sumbangan ilmiyyah untuk kaum muslimin di negeri ini, agar mereka dapat menunaikan ibadah haji dan umrah, minimal mendekati tata cara pelaksanaan haji dan umrah yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dan para Sahabat beliau.

Dalam kitab ini penulis telah berupaya mengumpulkan bahasan-bahasan yang insya Allah Subhannahu wa Ta’ala bermanfaat, sebagai bekal bagi ja-ma’ah haji dan umrah. Anda akan jumpai tema-tema menarik yang jarang ditemukan dalam kitab-kitab manasik lainnya, seperti:
Berbagai keutamaan ibadah haji dan umrah beserta dalil-dalilnya.
Tata cara haji Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang diterjemahkan dari hadits Jabir bin ‘Abdillah Radhiallaahu anhu.
Nasihat dan bimbingan tiga Ulama besar abad 14-15 Hijriyyah untuk para jama’ah haji.
Keutamaan-keutamaan kota Madinah an-Nabawiyyah beserta dalil-dalilnya.
Macam-macam kesabaran dalam ibadah haji dan umrah serta tema-tema lainnya.

Apa yang kami sebutkan di atas sebagai sebuah ungkapan rasa syukur kami kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala atas taufiq dan ‘inayah-Nya dalam menyusun risalah ini, Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”


Namun perlu diingat, sebagai seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, tentunya para pembaca (terutama yang berilmu) akan menjumpai beberapa kekurangan dalam kitab ini. Maka kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang dapat menutupi kekurangan tersebut. Dan semoga jerih payah ini diterima dan dijadikan sebagai amal kebaikan yang dapat memberatkan timbangan amal kebajikan penulis di akhirat kelak. Dan tidak lupa pula penyusun ungkapkan harapan do’a dari para pembaca untuk penyusun, terutama (dari) mereka yang menunaikan ibadah haji dan umrah. Akhir kata, hanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala -lah segala tumpuan harapan.

رَبِّ اغْفِرْلِي خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِي جَدِّي وَهَزْلِي وَخَطَئِي وَعَمْدِي وَ كُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي


“Ya Rabbku, ampunilah aku akan kesalahan dan kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku serta apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya dari-padaku.

Ya Allah, ampunilah aku akan kesungguhan dan senda gurauku serta kesalahan dan kesengajaanku, semua itu ada pada diriku.”


Sumber :
Mukaddimah buku Meneladani Manasik haji Rasulullah Shallallaahu alaihi wasalam
oleh : Mubarak bin Mahfudh Bamualim Lc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar